24. Bahagia?

22 9 0
                                    

Halooo, malmal💟💟💟
Vomentnya sygkuu janlup💌❤️

Absen: hadirrr

Slmt membaca

-

-

-

-

Pasca upacara bendera selesai, seluruh anak yang mengikuti OSN diperintahkan untuk tetap berada di area lapangan. Beberapa pengumuman disampaikan oleh guru-guru yang diamanahi oleh kepala sekolah untuk membimbing para siswa-siswinya, kemudian mereka mulai membagikan kartu peserta siswa sebagai syarat untuk dapat mengikuti OSN nanti.

"Adrian Sandyakala, XI IPA 2!"

Senyuman itu terukir di wajah tampannya yang meneduhkan. Matahari yang seakan menyoroti sang tokoh utama dalam ceritanya itu tak berhenti membuat pandangan orang-orang di sekitar silau saat menatap Adrian yang berjalan untuk mengambil kartu peserta.

"Ih, ganteng banget pas ke sorot matahari! Matanya cakep lagi,"

"Iya, kan?! Adrian tuh definisi ciptaan Tuhan yang paling indah!"

"Sumpah! Bola mata coklatnya keliatan ganteng buat dia!"

Berbagai pujian dilontarkan untuknya, namun seperti yang terlihat Adrian tidak begitu suka dipuji berlebihan apalagi oleh lawan jenis, sehingga saat kembali ke barisan ia menundukkan wajahnya agar tak terkena sorotan cahaya matahari serta topi yang sedikit ia turunkan untuk menutupi matanya dari pandangan orang lain.

Dia hanya ingin dipuji oleh orang yang dia pilih.

Hampir sepuluh menit mereka dijemur dibawah sinar hangat matahari pagi yang menyehatkan. Namun, kehangatannya masih belum bisa menembus tubuh Adrian yang berkeringat dingin, sepertinya cowok itu nerves karena waktu OSN tinggal beberapa jam lagi, walau begitu Adrian tetap merasa waktu berjalan begitu cepat sehingga degup jantungnya pun semakin tak beraturan saat ini.

"Ayo siap-siap semuanya! Kumpul sama yang satu kendaraan, ya!" ujar Sang Guru memberikan instruksi yang kemudian langsung dilakukan oleh para siswa.

Kaki Adrian melangkah perlahan mencari circle yang akan satu kendaraan dengannya nanti. Lucunya ini, siapa sangka dia akan satu kendaraan dengan Inara? Takdir memang selalu menjadi plot twist terhebat.

"Loh? Ini di acak ya member group-nya?" tanya salah seorang diantara mereka sambil terkekeh.

"Iya," jawab Adrian agak ragu. Dia lupa jika rapat OSIS kemarin lusa sudah membahas ini sebelumnya, namun dia juga tak menyangka jika mereka bisa satu grup, karena yang Adrian dan anggota OSIS lainnya tahu adalah grup sementara yang sewaktu-waktu bisa diubah oleh para guru.

Biarlah, ini suatu kejadian baik yang hakiki, bukan?

"Wah, se-circle sama laki kau, Ra!" ledek Dena, tanpa lama-lama Inara langsung memberi hadiah berupa bogem yang melayang tepat di pinggangnya Dena. Cewek itu kemudian memekik kesakitan, "AH INARAANJIR! SAKIT LAH WOI!" hardiknya sambil mengelus-elus bagian yang baru saja diserang secara mendadak.

"Jangan ngomong sembarangan atau gue tendang sampai ke mars!"

Bukannya berdamai, Dena justru mengerutkan dahi dan memanyunkan bibirnya, "Sebelum lo nendang gue, udah gue sentil lo duluan sampai ke saturnus!"

ADRIAN [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang