19. Seperti Saudara

24 7 5
                                    

Hayolo bulan puasa, jangan curang😙kasi vote ya gais, jangan jadi pembaca poek💀

No skip narasi👌🏻
Absen >>>

-

-

-

-

"Astaghfirullah, Ian? Ini kamar tidur apa gudang? Kacau kacau," seloroh Irsyad tidak habis pikir dengan Adrian.

"Gue lupa beresin, tadi malem gak bisa tidur." jawab Adrian dengan nada yang datar. Cowok itu lalu menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang seenaknya. Melihat hal itu Irsyad pun berkacak pinggang sambil menggeleng.

"Lo habis ngapain emang semalem? Dugem?" tukas Irsyad. Tak terima dengan tuduhan yang dibuat oleh Irsyad, Adrian pun melemparkan guling tepat ke arah wajah Irsyad.

Bugh!

"Mulut lo gue sumpel pake koyo cabe." sanggah Adrian tak terima kemudian melemparkan tatapan sinis pada Irsyad, sementara Irsyad malah fokus mengucek matanya yang terasa perih akibat serangan dadakan Adrian tadi sambil terus mengumpat.

"Anjir, lah! Gue kan gak tahu, kali aja lo kayak si Cakra," ujar Irsyad.

Hening beberapa saat, tak ada topik yang dapat dibahas sekarang, mungkin?

"Ian, gue mau ngeluh boleh gak sih?"

Adrian terbangun dari posisi wuenak-nya lalu menatap Irsyad dengan alis yang terangkat sebelah, "Kenapa?" tanya dia kebingungan. Padahal, baru saja Irsyad memberikan semangat pada Adrian, tapi sekarang cowok itu malah terlihat lebih parah darinya.

"Gue... Ngerasa kalau gue cuma sendiri. Emang kok di rumah gue terbiasa sendiri, tapi yang ini beda. Gue kayak ngerasa hampa aja," terangnya seraya menunduk tak berani menatap Adrian.

"Jadi, gue orang asing?"

Pertanyaan yang Adrian lontarkan itu sontak membuat Irsyad mendongak untuk menatapnya, "Ya... gimana ya, Bang? Kita juga kan awalnya sebatas temen SMA doang," candanya.

"Well. Awas kalau minta ajarin aritmatika setelahnya," ketus Adrian yang direspon oleh mata Irsyad yang mendelik sinis padanya.

Selang beberapa saat, Irsyad kembali bersuara yang mana suaranya sangat merusak gendang telinga.

Ya, benar. Dia sedang bernyanyi.

"Kita remaja, yang sedang dimabuk asmara...."

"Mereka janji bersama selamanyaaa...."

"Cukup, anjir. Telinga gue sakit," sungut Adrian yang membuat Irsyad mengerucutkan bibirnya, tega! Beraninya dia menghina suara emas Irsyad itu.

Iya, suara emas bagi dirinya sendiri.

"Parah lo, Ian! Giliran gue yang nyanyi dikatain sumbang, coba kalau Cakra atau Fariz yang nyanyi, pasti lo diem diem bae!" Irsyad tak mau kalah, Adrian menatap cowok itu heran.

ADRIAN [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang