10. Resah

21 7 1
                                    

Sapa diawal lagi, ah😍
Jangan lupa vote👇👇👇 sama komen💌 buat ninggalin jejak, oghey?!

- happy reading -

-

-

-

-

Berkendara dengan kecepatan maksimal di malam hari memang sangat berisiko, tapi situasi sekarang tidak dapat di tolerir sehingga Adrian terpaksa melakukan aksi ini selain di arena. Inara yang tiba tiba melepaskan pelukannya membuat Adrian panik dan perlahan melambat.

"Ra! Lo ngapain? Jangan dilepas!"

"Mereka musuh lo?" tanya Inara yang malah sibuk dengan tas selendangnya, "Ra, pegangan! Nanti lo jatuh,"

"Mereka musuh lo bukan?!" Inara kembali bertanya dengan tangan yang mengepal sebuah benda lonjong.

"Iya, kenapa?"

Tiga detik setelahnya, Adrian langsung mendengar suara teriakan anak Xythan yang dipenuhi dengan berbagai umpatan. Dalam pikirannya banyak sekali pertanyaan, tapi yang sempat terlontarkan hanyalah satu "Lo ngapain, Ra?!"

"Cepetan kebut, Ian! Jangan banyak tanya!"

Daripada berdebat dan situasi juga mendesak, Adrian memilih untuk menuruti perintah Inara dengan menaiki kembali kecepatan motor mereka, sesaat Inara menoleh ke arah belakang untuk kembali memastikan apakah mereka masih mengikuti atau tidak, ternyata sudah aman.

"Ra, kacanya lo turunin gak?"

"Hah?!" Inara tidak bisa mendengar suara Adrian dengan jelas karena angin kencang, "Wajah lo ditutupi kaca helm gak?"

"Enggak,"

"Tutupin, Ra." pintanya tegas, sebenarnya Inara bingung kenapa Adrian tiba-tiba memintanya untuk menutupi wajah seperti itu, karena dirasa ada yang aneh akhirnya Inara memperhatikan jalan sekitar, Adrian mengambil jalur yang berbeda. Kenapa? Bukannya semua yang dia sebut musuh sudah berhenti mengejar?

"BERHENTI ANJING!" umpat salah seorang yang ternyata masih membuntuti mereka, suaranya begitu keras dan terdengar kejam hingga membuat Inara sedikit terkejut.

"Sial." Adrian ikut mengumpat, mereka berdua tengah memutar otak demi menemukan jalan keluar dari masalah ini, kenapa juga anak anak Xythan bisa tahu keberadaan mereka? Kenapa mereka selalu mengganggu Adrian dan anak Lione lainnya? Padahal kalau diingat-ingat, setiap pertengkaran yang terjadi selalu diawali oleh geng mereka, bukan anak Lione.

"Ian, mereka makin deket!" Inara malah panik duluan ketika melihat kalau jarak motor mereka dengan motor yang Adrian bawa cukup dekat. Sementara Adrian sibuk menegur Inara untuk kembali memegang–memeluk–nya dengan erat karena khawatir terjatuh. Dia terus mengambil jalan lain yang semakin jauh dari rumah Inara, jalanan itu juga cukup curam karena belokan yang tajam dan sedikit licin akibat hujan kecil tadi.

"Ra, lo bisa bantu gue?" tanya Adrian yang dibalas dengan anggukan dari Inara, setelah itu baru dia membalas pertanyaan Adrian "Iya, bisa."

ADRIAN [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang