Happy Eid Mubarak, mallmall tercinta💟💟💗
Minal aidin wal faizin, malmal cakepp(^u^) mohon maaf lahir batinn🫰🏻🫰🏻🫰🏻Maaf y kalau Maru suka g jelas ngasih part-partnya, 🤞🏻
sayang malmal🫶🏻🫶🏻 maaf telat yh
Yu langsung ajaa, janlup absennya say >>>
-
"Jika kamu merasakan kedamaian bersama seseorang, maka orang itu pantas kamu sebut sebagai keluarga."
-
-
-
"Ke Australia? Ngapain, Pa?"
"Pekerjaan Papa gak bisa ditinggal, Ian. Kamu gak apa apa di sini sama Bi Euis?"
"Berapa ... lama?" tanya cowok itu sambil menatap Faro dengan terbata-bata.
Faro menghela napas, "Tiga tahun, Adrian."
Hening. Adrian tak mampu berkata-kata ketika Faro memberitahunya bahwa ia akan pergi ke Australia untuk projek pengembangan perusahaan selama tiga tahun. Well, itu bagus untuk kemajuan perusahaan, tapi ... ah, sudah lah! Lagipula Adrian sudah cukup dewasa untuk menjaga diri, tidak mungkin hanya karena dirinya projek sang ayah harus gagal.
"Oke, Pa! Selamat sukses! Ian bantu do'a dari sini," ujarnya sambil tersenyum. Faro terharu, hatinya pun sebenarnya tak kuasa bila harus meninggalkan Si Bungsu hidup mandiri tanpa orang tua. Tapi, pekerjaannya juga penting karena ia telah bekerja sama dengan orang asing. Di saat-saat seperti ini, saat hati Faro mulai terketuk, dunia seakan tidak mengizinkan mereka untuk bersatu. Biarlah, walaupun jauh di mata, namun dekat di hati.
"I trust you, my son." dia kemudian menarik tubuh Adrian ke dalam pelukannya. Baru kali ini, Adrian merasakan pelukan yang terdapat kasih sayang di dalamnya. Seumur hidup, Adrian belum pernah mendapatkan itu dari Faro, jika dari Dalisha mungkin pernah walau hanya saat dirinya masih balita. Kini Adrian benar benar merasakan apa itu kasih sayang seorang ayah, dia selalu berdo'a kepada Tuhan semoga Faro tetap seperti sekarang dan tidak kembali pada sikapnya yang dulu.
"Don't worry, Papa tetap akan pantau kamu dari sana," guraunya setelah melepas pelukan itu lalu menepuk bahu Adrian sebanyak tiga kali. Keduanya tertawa kecil.
Adrian merogoh saku celananya lalu membuka selembar kertas yang dia lipat kecil, dalan diam Faro bertanya-tanya apa yang akan Adrian tunjukkan padanya, belum sempat melontarkan pertanyaan, Adrian lebih dulu memberikan penjelasan.
"Pa, ini surat undangan dari tempat les piano Adrian dulu, mereka mau Adrian tampil di acara mereka,"
Faro mengembuskan napas berat. Ya, dia ingat terakhir kali Adrian memberontak karena Faro melarangnya untuk bermain alat-alat musik, dulu Faro berpikir itu hanya membuang-buang waktu dan tenaga saja, tapi sekarang ... Faro sadar jika itu juga suatu kebutuhan bagi rohani untuk melepaskan penat. Dia mengangguk dan mengusap bahu Adrian yang tingginya melebihi dia, "Sekarang, Papa dukung apapun yang kamu lakukan selagi itu baik. Tapi ingat, jangan pernah berhenti belajar dan kejar cita-citamu. Maafkan Papa, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ADRIAN [ REVISI ]
Genç KurguKetika kamu memutuskan untuk patuh, Ketika kamu memutuskan untuk diam, Ketika kamu memutuskan untuk kuat, Maka kelak, kamu akan menjadi apa yang telah kamu 'rakit' di hari ini. Start: 2021 End: 2022 Start revision: 20 Des 2023 End: ?