30. Secret For Us

10 7 0
                                    

Halo sygku😁🌷🌷📩
Absen dong >>>

Selamat membaca!

-

-

-

-

-

"Enak banget kamu hari ini!"

Adrian tertawa puas setelah mendengar Inara mengatakan itu padanya. Sepertinya hari ini memang hari keberuntungannya? Di pagi hari, Adrian mendapati jalanan yang mulus dan minim genangan air pasca hujan tadi malam, siangnya, saat ujian jam kedua, pengawas Adrian membantu mereka menyelesaikan soal kimia yang katanya belum pernah diajarkan–jatuhnya kayak belajar biasa.

Inara mendengus kesal, dia menyilangkan kedua tangannya di dada, pipinya mengembang bagai bakpao, lucu!

"Gak usah gitu, memangnya kenapa? Materi tadi belum dijelasin sama sekali, Ra. Laju reaksi, aku cengo banget tadi," papar Adrian dengan nada yang dibuat se ramah mungkin agar Inara bisa menerima keberuntungannya.

"Iya, deh, terserah. Tapi hari ini emang good vibes banget gak, sih? Aku barusan banyak soal yang di anulir!"

Keduanya nyaman bertukar cerita selama jam istirahat, tidak lupa perut yang kosong mereka isi agar ujian terakhir hari ini berjalan dengan baik.

"Ian,"

Adrian berhenti mengaduk nasi kuning yang ada di hadapannya, dia mengangkat pandangannya sambil mengunyah sisa makanan yang masih ada di dalam mulut, menatap Inara yang sudah memasang tampang serius. "Kenapa?'

"Kamu masih mau keukeuh sama pendirianmu? Ngasih bukti, lalu pergi,"

Adrian tersedak. Soal itu ... kenapa harus dibahas sekarang, Ra? buru-buru dia meminum es teh yang isinya tinggal seperempat gelas.

"Eh, maaf, a-aku tadi gak bermaksud–"

"Santai aja." potong Adrian.

Sebelum kembali berbicara, Adrian masih berusaha merangkai kata-kata yang pas, kalau salah paham akan repot nantinya.

"Ra, soal itu aku kurang sreg kalau dibahas di sini, nanti aku jemput kamu aja jam empat, kita sekalian atur strategi juga."

Penjelasan Adrian hanya mendapat respons anggukan kecil dari Inara, gadis itu juga tak mau banyak bicara soal ini, walau mereka sudah menjalin hubungan selama setahun, tapi itu bukan berarti Inara bisa ikut campur urusan Adrian seenaknya, kan?

"Oke, urusan aku sama anak lain bisa kita diskusi nanti, soalnya kita harus dapat instruksi dari kalian dulu buat pergerakan."

Adrian mengacungkan jempol, mereka memutuskan untuk berhenti membahas soal itu sekarang.

Rawan.

Diam-diam, Adrian memperhatikan sepasang mata yang terus menatap ke arah mereka dengan sorot mata yang sedang haus informasi.

*****

ADRIAN [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang