Sidang

700 56 83
                                    


Tri Squad membantu membawa Geed yang belum sembuh sepenuhnya ke ruangan utama Ultra Brothers.

Disinilah, Ultra Brothers sepakat untuk mencoba komunikasi terlebih dulu pada Geed. Dari tingkah Geed, mereka merasa Geed menyerang bukan karena keinginannnya-walau sebenernya emang gitu sih.

"Kenalkan, ini Ultra Brothers. Kumpulan ultra terhormat yang terkenal dibanyak planet. Ultra Brothers yang memimpin planet ini. Dan Ultra Brothers sendiri berarti ultra bersaudara, namun sebenarnya mereka tidak bersaudara kandung, melainkan hanya terikat hati atau berhubungan darah jauh" Taiga menjelaskan pada Geed saat mereka tiba dihadapan 11 ultra dengan warna merah silver, kecuali satu ultra diantara mereka yang berwarna dominan biru dengan jas putihnya.

Jantung Geed berdebar kencang. Menyeramkan rasanya berada ditengah-tengah orang asing yang tak pernah ditemuinya. Apalagi disini status Geed adalah musuh dari mereka.

"Halo" salah satu dari 11 ultra itu menyapa Geed. Dari senyumannya, Geed berpikir ultra yang itu baik. Bahkan Geed gemes sendiri melihat ultra itu, wajahnya mirip kucing...

"Boleh jelaskan alasanmu menyerang?" Ultra lain dari 11 ultra itu langsung to the point. Membuat Geed gemetar kembali. Suara ultra itu berat dan menyeramkan, walau Geed udah biasa dengar yang lebih menyeramkan alias ayahnya.

Awalnya Geed hanya diam, tapi tak ingin membuat ultra itu kesal, dengan takut Geed menjelaskan.
"Aku Geed, putra kaisar Galactic Empire,
Belial. Aku ditugaskan menyerang planet ini lalu segera kembali" Geed bicara gemetar. Dalam pikirannya dia akan dihajar atau lebih parah? Atau... Atau-

Ultra tadi hendak bicara kembali, namun suara ketukan pintu menahannya. Setelah diizinkan, si pengetuk pun membuka pintu perlahan dan segera masuk.

"Aku kembali" Ultraman ini cukup unik, dua warna berbeda melekat ditubuhnya. Dikepalanya tertancap dua benda yang membuat penampilannya mirip kelinci.

Mata Geed dan ultra itu bertemu, dan keduanya saling diam.
"Mata itu..." Melihat mata Geed, ultra itu teringat akan seseorang...

"Kemari, Zero" ultra bertubuh merah seluruhnya memanggil ultra kelinci itu. Yang dipanggil Zero pun menurut, langsung melangkahkan kakinya mendekat ke kumpulan Ultra Brothers.

"Lanjutkan" Ultra yang tadi bertanya menagih lanjutan dari penjelasan Geed yang terpotong.
"Hanya itu... P-pak.." Geed merasa tak ada hal lain yang harus dijelaskan.
Geed mencoba melihat ultra tadi, dan dirinya tersentak, tatapan dingin dan menyeramkan dari ultra tadi itu membuatnya merinding. Bibir Geed tergerak untuk menjelaskan lebih detail bahkan sampai ke masalahnya. Karena takut mungkin? Entahlah.

Geed menjelaskan semuanya. Pelatihan dan perasaannya juga. Semuanya. Geed tertunduk, Setetes air jatuh begitu saja dari kedua matanya menuju lantai ruangan. Geed menggigit bibirnya sendiri, agar isakan tak keluar dari dirinya.

"Maaf saya terlalu berlebihan.." suara parau beserta kekehan palsu kini keluar dari mulut Geed. Para ultra yang sudah mengetahui semuanya kini merasa sedikit bersalah, Cerita itu membuat tatapan dingin dan tegas ultra disana berubah sendu.

Taiga teringat, tadi dia menceritakan tentang ayah pada Geed, "Geed, maaf ya"
Geed menoleh ke arah Taiga dengan ekspresi bingung. "Untuk apa?"
Dengan cepat, Taiga menggeleng.

"Jadi, kau sama sekali tak berniat menghancurkan planet ini?" Geed menggeleng setelah ultra tadi bertanya padanya.

"Sampai saat ini aku tidak tau apa-apa tentang ayah, ataupun kalian. Kenapa kalian Kenapa semua berada di pihak yang berbeda? Dan kenapa setiap pihak saling menjatuhkan pihak lain yang dianggap 'salah'? Kenapa semua tak bisa bersama saja?" Geed mengeluarkan pendapat sekaligus keinginan hatinya. Dia menatap setiap wajah diruangan itu, mencari wajah yang sepertinya tahu dan dapat menjawab pertanyaannya.
Sayangnya, tidak ada yang membuka suara. Semuanya bergeming, hanyut dalam pikiran masing-masing.

Kini senyum hambar terlukis diwajah Geed. Geed tertawa pelan, "tapi yah... Kurasa ini karena perasaan, mungkin? Perasaan yang tidak sejalan. Atau mungkin... Perasaan yang sejalan namun berbeda cara untuk mencapai tujuan?"

Ultraman Zero, menatap Geed penuh arti. Pikirannya bertanya-tanya, bagaimana keturunan dari 'penjahat' seperti Belial bisa berpikir sampai sejauh itu? Zero pernah melamun sendirian dan memikirkan hal yang sama. Tapi Zero tak sampai kepikiran tentang yang dipertanyakan oleh Geed.

"Dia tidak jahat ya.." gumam pelan Zero. Namun, ayah dari Zero yang berdiri tepat disebelahnya mendengar jelas kalimat itu.
"Mungkin..." sahut sang ayah. Zero langsung menengok kaget kearah ayahnya.

Dear Enemy - Ultraman GeedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang