Mimpi

341 30 0
                                    

Vincent mengacak-acak kepalanya sendiri karena kesal, Alien yang sehari-hari tampil rapi itu kali ini tampak berantakan. Untunglah hanya ada dirinya disini, diruangan yang jarang didatangi siapapun.

Dia menghela nafas kasar, sudah entah keberapa kali dia pusing karena hal ini.
Pega, lagi-lagi Alien lucu itu menuntut Vincent untuk mengambil Geed kembali dari misi yang diberi ayahnya.

Vincent tahu, seberapa khawatirnya Pega terhadap Geed, sahabatnya yang bisa dibilang satu-satunya. Tapi Vincent juga tahu, betapa mengerikannya ancaman yang diberi sang kaisar jika ada salah satu bawahannya yang berpaling dari perintahnya. Bisa-bisa wajah tampan Vincent diinjak-injak menjadi kue serabi.

Vincent sudah mencoba beberapa cara agar misi Geed diberhentikan, atau hanya agar dia dapat izin untuk sekedar mengecek Geed. Tapi yang didapat hanya penolakan, seolah Kaisar telah merasakan anaknya sudah meratakan tanah Nebula, mendapatkan Plasma Spark serta menebas banyak tubuh musuh bebuyutannya, termasuk Zero.

"Hah...." Entah helaan yang ke berapa, dia mencoba mengusir rasa kesalnya. Vincent terduduk dan merapikan penampilannya kembali. Sebagai penjaga kebanggaan Kaisar, Vincent harus mematuhi perintahnya, apapun itu, haruss!
Walau dia harus mengesampingkan perasaannya yang sebenarnya juga sangat mencemaskan Geed. Bohong jika bilang dia tidak khawatir juga, Bukan tidak mungkin jika detik ini Geed gagal, lalu disiksa oleh Ultra-Ultra yang tinggal disana, atau... Atau bisa lebih buruk....


***

"GEED?!"

Geed tersentak, sepertinya dia baru tertidur. Dan darimana asal suara yang baru mengagetkannya?
Sebuah tangan menepuk pundak Geed.
"Ah, aku ketahuan..."  Geed menghela nafasnya, tapi sebelum itu, tangan yang menyentuhnya terasa seperti bukan tangan ultra...

"VINN?!"

Alien yang dikenalnya dekat itu tersenyum,
"Aku menemukanmu."

"Vinn... VINN? Ini b-benar kau?!" Geed menyipitkan matanya menatap Vincent lebih dekat, Vincent yang ada dihadapannya saat ini terlihat aneh.

"Apa maksudmu? Ini aku! Namaku Taigaaaaaaaa!!"

Mata Geed terbuka untuk kedua kalinya. Reaksi berlebihan Geed membuat ultra yang membangunkannya terkejut.

"Hey, ada apa?" Suara khas Zero terdengar di samping Geed. Tepat sebelum dia mencerna semuanya, Taiga dan Fuma sudah menghujani Geed dengan banyak pertanyaan.

"Ada apa denganmu?" Ulang Zero, sambil menutup paksa kedua mulut berisik yang mengganggu Geed.
"Hahaha, kau mimpi buruk ya?" Suara lain menyahut, Geed menoleh dan baru menyadari Mebius juga ada didekatnya.

"Aku..." Geed mengingat kembali, Apa yang baru terjadi agak membingungkan baginya.
"Aku merasa dua kali terbangun.."

"Ah, itu artinya kau memang bermimpi" Mebius terkekeh dan membantu Geed berdiri.
"Hahahaha! Heboh banget mimpinya, sampe teriak-teriak gitu" ejek Taiga.
Geed menatap bingung, "teriak? Aku teriak? Beneran?"

"Iya, 'VINN?!' seperti itu kau teriak" sambung Taiga.
"Siapa itu Vinn? Temanmu ya Geed? Atau saudaramu?" Tanya Mebius tiba-tiba dan membuat Geed langsung terdiam.

"Ya.. temanku" setelah beberapa saat, barulah Geed menjawab. Mebius dan ultra lainnya mengangguk paham, pasti Geed belum mau menceritakan lebih jauh.

Taiga tiba-tiba terkekeh dan menepuk punggung Geed dengan tak santai. "Kau ini, tadi semuanya panik nyariin karena tiba-tiba kau hilang. Tau-tau ternyata tidur disini, astaga, bikin heboh aja"

"B-benarkah?" Geed salah tingkah sendiri, merasa tak enak karena merepotkan semua temannya hanya karena dia kabur.
"Iya, kenapa kau tiba-tiba ada di sana?" Tanya Titas yang sedari tadi tak bersuara.
"......hehehe" hanya itulah jawaban dari Geed.
Ultra yang ada disini saat ini hanya Mebius, Zero, dan tentunya Tri Squad. Dan mereka sudah mengetahui asal-usul Geed. Jadi tidak ada yang perlu disembunyikan.

"Lah, Geed!!" Sesaat setelah Geed dan lainnya masuk kembali ke area permainan, dari jauh Orb sudah menyerukan namanya dan mengundang perhatian banyak ultra disana. Dengan cepat Geed menunduk, menghindari tatapan aneh orang-orang asing yang melihatnya.
"Kemana sih? Dicariin dari tadi, Ngilang gitu aja."

Pertanyaan dari X membuat Geed tersenyum canggung. Melihat itu dengan segera Taiga merangkul Geed dan menyelamatkannya dari pertanyaaan itu. "Dia nyari makanan. Geed laper kan? Aku mah tau. Yok, cari jajan!" Taiga langsung menarik tangan Geed dan berjalan menuju stan makanan. Walau bingung, Geed tetap menuruti langkah Taiga dan mengikutinya. Seulas senyum kecil tergambar pada wajah Geed saat dia diam-diam menunduk.

"Maafkan aku."  Gumamnya dalam hati menyadari kesalahannya.

Dear Enemy - Ultraman GeedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang