Melihat ultra sebanyak itu berkumpul dan memojokkan Geed membuatnya panik.
Zero, Taiga, Titas, dan Fuma berusaha menenangkan Geed sekaligus menenangkan kerumunan ultra didepan mereka."Eh, bentar bentar.. kalian bukannya anak sekolahan kan?" Taiga teringat, ultra ultra didepannya sering ia lihat disekolah saat jalan-jalan bareng ayahnya, Ultraman Taro, untuk sekadar melihat-lihat.
"Oh, kalau gitu, kenapa kalian disini sekarang?" Tanya Zero."Awalnya kami disekolah. Saat tiba-tiba katanya ada serangan dan kami diminta kembali dan cari tempat aman" salah satu dari mereka menjelaskan. Sebagian besar dari mereka adalah siswa angkatan baru yang berusia masih sangat muda. Tapi karena pelatihan, tak heran postur tubuh mereka sudah seperti prajurit ultra senior.
"Beberapa teman kami ikut melawan, dan kami milih buat mundur sementara" sambung ultra lain.
"Jika sesuatu terjadi pada teman-teman kami, maka itu salahnya!" Lanjut yang lain menunjuk pada Geed. Terlihat dari sikap mereka, pasti mereka mencemaskan temannya yang lain."Eii, tapi Geed sama sekali gak bermaksud..." Sahut Taiga.
"Dia ini baik, hanya dia punya sedikit masalah. Dan... Dia gak sampai melenyapkan siapapun kok" lanjut Zero."Kalau baik, kenapa dia nyerang?" Salah satu ultra bertanya polos.
Zero dan Tri Squad agak bingung untuk menjawab."Itu... Karena dia sedikit bermasalah" Zero tertawa untuk mencairkan suasana, "Tapi aku janji, dia pasti jadi ultra yang baik"
"Tadi dia lagi korslet aja" sahut Fuma dibalas tatapan bingung semuanya."Emang aku robot?" Geed berucap dalam hati.
Ultra ultra tadi nampak lebih tenang. Tapi tetap saja, rasa benci masih terasa dari mereka. Tidak bisa disalahkan, memang Geed lah yang membuat Nebula berantakan, tapi kan bukan Geed juga yang mau.
"Baiklah, jadi namanya adalah Geed, dia ultra yang baik" Zero menarik tangan Geed yang ada dibelakangnya dan menyodorkan ke ultra ultra itu.
Beberapa tertawa karena ekspresi Geed benar-benar kaget, tapi beberapa bingung."Warnanya kenapa beda?" Tanya yang lain.
"Itu karena dia istimewaaaaaaa~" jawab Taiga berirama.
PLAK
Taiga :"adoooh!"
Fuma :"jangan nyanyi makanya!""Ahahahahahaha!!" Ultra ultra itu malah tertawa. Tapi emang lucu sih, pipi Taiga memerah sebelah karena tabokan Fuma yang padahal pelan, dan ekspresi kaget Geed.
Ditengah itu, Taiga mendapat panggilan dari ayahnya melalui ultra sign, untuk segera datang bersama kedua rekannya.
"Daah! Nanti aku kembali!" Pamit Taiga sebelum melesat pergi.
Zero dan Geed melanjutkan kegiatan mereka di Colosseum sebelum seorang ultrawoman menghampiri mereka.
"Geed" panggilnya.Geed dan Zero menoleh, Zero tampak sangat familiar dengan ultra itu, Ultra mother.
"Ah... Saya?" Tanya Geed pelan dijawab anggukan ultra itu."Ada beberapa luka yang belum sembuh ditubuhmu kan? Ayo kemari. Akan saya obati" panggil ultra itu.
"Sungguh? Yang mana?? Kenapa gak bilang??" Zero mencari-cari luka ditubuh Geed.
"Lukanya udah baikan dan gak sakit lagi kok""Tapi tetap saja, kalau dibiarkan nanti makin parah. Oke? Jangan khawatir" ultrawoman itu meyakinkan.
Geed melirik ke Zero, Zero melihat ketakutan diwajah Geed segera mengangguk agar Geed tenang."Dia itu neneknya Taiga, ultra mother atau ultrawoman Marie. Dokter yang sangat hebat disini" jelas Zero berbisik. Geed mengangguk paham.
.
.
.Mereka bertiga sampai ke Silver Cross, tempat Geed dirawat tadi.
"Dia... Baik-baik aja kan?" Tanya Zero khawatir. Ultra mother mengangguk tenang. Geed hanya akan diobati sedikit untuk menyempurnakan penyembuhannya.
"Nah, sudah. Merasa baikan Geed?" Tanya ultra mother lembut. Geed mengangguk. Aura hangat dari ultra ini membuatnya nyaman.
"Wajahmu imut lho, aku hampir gak nyangka anak selucu ini keturunan 'dia'. jangan terlalu takut disini oke?" Ultra mother tersenyum melihat Geed yang malu malu.
"Terima kasih... aaa—"
"Ultra mother aja panggilnya"
"O-oh.. terima kasih, ultra mother" ucap Geed pelan. Ultra mother tersenyum dan meninggalkan Geed dan Zero berdua didalam ruangan rumah sakit itu."Apa benar yang dibilang ultra mother?"
"Iya bener. Pas pertama kali aku liat kamu juga merasa kau lucu. Tapi matamu.. mengingatkanku pada 'dia' " jawab Zero.
"oh... oh ya Zero, aku pernah baca dibuku lama kalau ayahku sempat suka dengan ultra bernama Marie. Apa... Marie itu ultra mother?" Geed takut-takut bertanya tapi malah dijawab anggukan santai Zero.
"Ultra itu ibu dari ayahnya Taiga, dan dia adalah istri dari pemimpin tertinggi Nebula, ultra father atau Ultraman Ken yang dulunya rekan dari ayahmu" jelas Zero.
"Kalau gitu... Ultra mother nenekmu juga dong?" Tanya Zero.
"Em... Mungkin ya dan tidak" jawabnya."Oh ya Geed, kenapa tadi kau ketakutan?" Tanya Zero mengingat saat Geed gemetar dan mundur kebelakang Zero.
"Oh, itu... Hanya aku dulu pernah dilatih secara keroyokan sampai luka parah jadi... Ya gitu.." Geed ragu memperjelas ceritanya Tapi Zero langsung mengerti."Tentang latihanmu.. dulu aku juga pernah latihan kayak gitu" Zero bernostalgia saat-saat dia dilatih oleh Ultraman Leo di K76 dulu.
"Sungguh?? Kapan? cerita lah" Geed penasaran dengan kisah ultra didepannya ini. Zero langsung tersenyum, dengan gaya songong-nya yang kambuh, dia langsung bercerita."Ah.. itu sekitar ribuan tahun lalu"
"Hah?? Memang usiamu sekarang berapa?"
"Em... 5.900 tahun. Masih muda kok"
"5.900 TAHUN??!".
.
."Aku kangen Geed..." Pega rebahan sendirian dikasur temannya, Geed.
"Aneh, kenapa dia gak pulang pulang coba?!" Sambung Vincent yang udah mondar-mandir kesana-kemari bolak-balik daritadi."Hah... Vinn, apa kau pernah nanya ke kaisar?" Tanya Pega menghentikan kegiatan mondar-mandir temannya itu.
"Entahlah... Geed baru 1 setengah hari gak balik dan mungkin kaisar gak terlalu peduli kalaupun aku nanya..." Vincent tampak pusing, ya walau baru sebentar gak liat Geed, tetap aja mereka kangen. Karena Geed itu ngangenin dan lucu, Jadi jangan heran.
.
.
.Geed antusias menyimak dongeng dari Zero yang benar benar menarik, penuh tantangan, penuh perjuangan, menegangkan, membahayakan, keren, dan seru // Halah bacot palingan Zero ngarang.
"Hah... Hah.. intinya gitu. Akhirnya aku tau Ultraseven itu ayahku setelah perang itu. dan... Sekarang kau paham kan pandangan kami tentang Belial?" Zero ngos-ngosan bercerita panjang lebar.
"Hem... Aku paham.." jawabnya pelan. Cerita itu mengubah pandangan Geed 180° pada Belial.
"Dulu aku ingin menjadi ultra yang paling pantas dan layak untuk jadi seperti ayahku. Tapi sekarang.." Geed berpikir kembali, "kayaknya mimpi itu harus kuubah"
"Tentu! Dari awal aku bisa melihat aura baik dari dirimu yang berpotensi menjadi ultra hebat yang baik" jelas Zero.
"Kau harus bisa melakukan apa yang dirimu sendiri inginkan tanpa memikirkan komentar orang lain, Geed. Aku mendukungmu kok" sambungnya dan dibalas anggukan mantap Geed."Ah.. jadi..." Zero segera berdiri, "mau kuajak ke tempat lain, dan kenalan dengan teman baru?" Tanyanya.
Geed langsung semangat dan mengangguk sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Enemy - Ultraman Geed
FanfictionミDear Enemy || 親愛なる敵ミ Hanya karena status nya sebagai pangeran atau putra mahkota dari Galactic empire, Geed harus sempurna baik mental dan fisik nya. Karena itu dia dilatih sangat keras oleh ayahnya, Ultraman Belial yang merupakan mantan prajurit...