Malam kenangan pt.2

440 60 38
                                    


Seperti yang diduga, pasar malam ini ramai oleh pengunjung. Tapi karena tempat yang luas, terlihat semua pengunjung bisa leluasa tanpa berdesakan karena area yang lapang. Terlebih, ketika rombongan ultra yang berisi anggota Ultra Brothers datang, ultra lain tentunya akan memberi jalan, membungkuk hormat bahkan sampai tak mengalihkan pandangan dari mereka.

Dan saat sampai disana pun, Mebius masih belum melepas genggaman tangannya pada Geed. Geed gak masalah sama sekali digenggam begini, terlebih Mebius ultra yang sangat baik padanya. Dan juga... Sangat jarang ada orang lain yang sepeduli ini padanya. Dirinya sangat jarang digenggam seperti ini, makan bersama seperti tadi, dan banyak hal lain bersama ultra disini.

Hanya saja, yang Geed khawatirkan adalah gimana caranya kabur kalau dia dipegangin terus begini? Apalagi saat baru masuk saja Geed udah sadar mereka diliatin. Walau yang sebenarnya diliatin adalah Ultra Brothers atau Zero, tentu Geed juga akan ditatap dengan tatapan berbeda, bukan tatapan kagum seperti yang didapat Zero dan ultra bersaudara disini.

"Woah, Ace nii-san, ayo coba ini! Lalu nanti kita coba yang itu dan jajan ini! Ayo ayo, wahh" Z gak henti-henti excited melihat aneka permainan disana. Kayak bocah nyasar yang gak pernah main kesana aja lu Z...

Sementara Ace dan anaknya itu sedang asik didunia sendiri, Taro juga gak mau kalah, dia narik anaknya untuk memisahkan diri dari rombongan buat main sendiri, tapi anaknya yang gak mau.
"Ehh kenapa ni ayah?? Aku mau sama kak mebiii, aaaa kaboerr!" Taiga langsung lari gitu aja. Fuma dan Titas yang daritadi nontonin sejujurnya pengen ngakak liat Taro yang cemberut, tapi sebagai anak baik yang sopan (dipertanyakan), mereka tidak boleh begitu.

Geed memperhatikan sekeliling, tak ada celah untuk dirinya agar bisa kabur disini.
Kecuali....

"Mebius-san, boleh aku bersama Orb-san?"
Geed meminta izin ke Mebius. Sebagai jawaban, Mebius langsung melepas genggamannya lalu tersenyum memberi izin.

Agak jauh dari rombongan, X dan Orb memang sudah memisahkan diri duluan buat mengunjungi aneka tempat action figure kesukaan X. Terlebih di toko-toko itu ada Wi-Fi gratis, jadi dengan sepenuh hati tanpa protes Orb pasti bakal ngikut.

"Andai ada figure yang bisa membuat makanan unlimited" keluh Orb sambil memainkan banyak figure disana.
"Heh jangan dipegang-pegang, ntar rusak" omel X. Ultra dengan headphone terpasang dikepalanya menjauhkan tangan Orb dari barang-barang itu sebelum Orb kembali merusaknya seperti kejadian di pasar waktu itu.

Flashback ( chapter ‘together’ )

"Beli yok?" X menunjuk figure pahlawan merah dengan corak seperti petir dan pedang ditangannya.
"Cocok buat Geed" tambah X.
"Kau mau beli untuk Geed? Ya boleh sih, tapi pakai uang sendiri ya" usil Orb.
"Yaiyalah! Mana mungkin minta uangmu, pasti gak bakal dikasih" Balas X. Orb langsung menunjukkan senyum lawaknya.
Dengan isengnya, Orb memainkan tangan figure itu keatas kebawa seolah berpedang, saat X sedang sibuk melihat-lihat barang lain, bunyi patahan terdengar jelas dari arah Orb.

"EH?! ITU BELUM–" X dengan paniknya merebut benda itu dari tangan Orb. Ekspresi Orb masih membeku lantaran kedua tangan figure itu patah. Bukan copot ya ges ya, tapi patah.
"Shttt! Pertama, kita letakkan balik, terus kabur. Gimana?" Usul Orb.
"Tapi... Ini.."

"WOEY, LIAT GEED GAK? ANAK ITU ILANG!" Zero tiba-tiba dateng dan mengagetkan mereka berdua. Tanpa pikir panjang X meletakkan benda itu disembarang tempat dan narik Orb untuk pergi.

Gimana nasib figure itu selanjutnya? Entahlah. Mungkin setelah penjualnya Dateng dia langsung ngamuk dan nuduh bocil-bocil yang bermain disekitar sana..

"Aku merasa bersalah sama penjualnya... Harusnya kita bayar dulu figure itu..." X menunduk pasrah. Padahal yang salah bukan dia, tapi si ultra berinisial O disebelahnya. Dan anehnya, Orb sama sekali gak mikirin dan tetap santuy kayak biasa. Dasar.

Beberapa langkah sebelum sampai ke stan tempat X dan Orb berada, Geed membelokkan langkahnya, lalu berlari kecil dan memastikan tidak ada yang melihatnya.

Disinilah dia sekarang, tepat dibalik pembatas antara pasar malam dan tanah kosong disebelahnya. Tidak ada siapapun disini. Geed bisa bernafas lega karena tak perlu melihat orang lain lagi dalam beberapa saat ini.

Geed menaikkan pandangannya, menatap langit gelap Tanah Cahaya. Pemandangan yang normal disini, tapi tidak biasa bagi Geed. Langit yang hanya dihiasi bintang kecil yang bersinar redup dan cahaya dari Plasma Spark dari plasma tower. Sangking tingginya menara plasma itu, sejauh manapun kau berada, cahayanya tetap sampai ke tubuhmu, dan ujung tertinggi menara tetap bisa dilihat, selama kau tetap berada diplanet ini.

Sangat berbeda.

.
.
.

"GEED?!"

Geed tersentak, sepertinya dia baru tertidur. Dan darimana asal suara yang baru mengagetkannya?
Sebuah tangan menepuk pundak Geed.
"Ah, aku ketahuan..." Geed menghela nafasnya, tapi sebelum itu, tangan yang menyentuhnya terasa seperti bukan tangan ultra...

"VINN?!"

Alien yang dikenalnya dekat itu tersenyum,
"Aku menemukanmu."




-------------

Holla, Tanpa terasa dan tanpa kusadari cerita ini udah nembus 3k readers.
Mengingat jadwal up yang tak jelas, dan author yang suka ngilang seenak jidat. Maaf banget.

Alur cerita ini bahkan mulai belok belok karena terlupa. Hehehe,
Semoga aja setelah ini bisa up teratur. Mengingat tugas bejibun dan jadwal yang tak teratur....

Nah, intinya thank you so much.
For those of you who took the time to read my story, thank you.

Dear Enemy - Ultraman GeedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang