Malam kenangan

563 48 13
                                    


"taraaaa! Aku buatin kare jengkol untuk Mebius!" Ace membawa mangkuk berukuran sedang dan menyodorkannya gembira pada Mebius. Mebius, yang awalnya udah semangat banget makan kare tiba-tiba nafsu makannya hilang saat denger nama kare jengkol itu.

"Tumbenan masak beginian Ace-nii? Lagi ngidam ya?" Goda Taro. Ace hanya nyengir sebagai jawaban. Setelah ngeliat wajah Mebi yang berubah, Ace langsung tertawa dan memberikan penjelasan.
"Tenang.. ini bukan kare jengkol. Tapi kare biasa kesukaanmu" Ace berkata tulus. Senyum semangat Mebius kembali, tanpa permisi dia yang pertama mengambil porsi cukup banyak dari kare itu.

"Kak Mebiii, jangan dihabisin lah, aku juga mauu!" Taiga gak mau kalah juga ikutan ngambil kare dengan porsi berlebihan. Sebagai penengah, Zoffy selaku kakak tertua dari Ultra Brother yang tentunya sangat didengar perkataannya, langsung menegur dan meminta kedua bocah itu duduk manis lagi.

"Geed, mau juga?" Ultra Mother, atau ultra bernama asli Marie, bertanya lembut pada Geed yang daritadi cuma diam aja. Geed langsung kaget dan cuma senyum senyum canggung. Dia masih segan berada ditengah makan besar—makan sekeluarga dengan keluarga Ultra Brothers. Gimana Geed bisa terjebak di sini? Jadi, semua bermula ketika Mebius yang ngajak langsung,

"Ayolah Geed, kau pasti nyesal kalau gak nyobain kare itu"

Zero yang ngajak dengan agak memaksa,

"Ayo ayo jalan! Kau harus ikut makan"

Dan Taiga yang antusias banget nyuruh dia datang,

"Pliss, ayo ikut ya? Temenin aku dan Zero juga. Tenang kok, ini cuma makan kecil"

Jadinya Geed harus dateng juga.
Tapi ternyata, makan kecil yang dimaksud Taiga adalah makan bersama anggota keluarga Ultra Brothers yang pastinya itu sama sekali bukan makan kecil biasa.

"Ayo, aku ambilkan" Zero langsung ngambil piring dan mengisinya dengan porsi jumbo untuk porsi makan Geed biasanya. "Nih, makan yang banyak, kalau mau tambah bilang, jangan malu-malu, kau tau, makanan buatan chef Ace tuh terenak se-jagat raya intergalaktik se-semesta!" Mebius memuji berlebihan membuat si chef yang dipuji senyam senyum.

wah, hangat sekali. Batin Geed berkata.

"Iya juga, paman Ace kenapa gak ikut master chef?" Usul Taiga sambil mengunyah makanannya.
Ace membalasnya dengan tertawa, "entar kalo aku ikut sekali masak langsung kelar dan jadi winner" balasnya memuji diri.

"Sungguh? Artinya chef Ace sudah diakui se-jagat raya! Gak sia-sia aku punya kakak sepertimu" sahut Taro yang entah kenapa tiba-tiba ikut kekanakan. Ace memutar mata malas karena melihat adek bertanduknya yang tiba-tiba dramatisir.

"sabar yak, soalnya emang gini sih biasanya suasana kalau kami makan bersama" Zero terkekeh kecil pada Geed sambil berbisik. Geed tertawa, dia sama sekali gak terganggu dengan ocehan para ultra disini selama makan. Malahan dianya terhibur.
Zero memang daritadi hanya menyimak sambil sesekali ikut tertawa, tapi dia tak se-berisik sepupunya Taiga yang memang gak bisa diem itu. Kalau lagi makan, Zero emang tergolong kalem dan nikmati makanan sendiri.

"Ah, Geed! Diem diem bae, ayo tambah!" Geed yang awalnya makan dengan tenang mendadak diganggu oleh Taiga yang nambahin lauk tanpa diminta. Geed ingin menolak karena daritadi udah kekenyangan, tapi gak enak karena disini mereka ceria banget.
"Oh iya, gimana rasanya Geed?" Ace selaku yang masak bertanya.
"Enak, ini enak banget, aa–" Geed bingung harus manggil para ultra disini bagaimana.
"Paman aja" senyum Ace. Senyum itu ikut dibalas senyuman tulus dari Geed. "Masakan paman Ace memang beneran enak" ujarnya. perlahan, kecanggungan diantara Geed menghilang.

"Jadi..." Kali ini Zero buka suara setelah makanannya habis. "Kita jadi kan perginya??" Dia bertanya bersemangat. Mebius dan Taiga mengangguk dengan antusias sementara para Ultra Brothers disana hanya tersenyum. Geed bertanya-tanya dalam hati, mereka mau ngapain? apa mereka semua akan pergi kesuatu tempat meninggalkan Geed sendirian diplanet ini? Atau mereka—atau........

Dear Enemy - Ultraman GeedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang