"Geed. Ayo, kok melamun"
Titas menepuk bahu Geed dan membuatnya kembali sadar. Teman-temannya sudah berjalan didepan cukup jauh dari mereka berdua."Ah, iya" Geed mempercepat langkahnya menyusul temannya.
"Ada apa?" Titas bertanya hati-hati sambil memperlambat langkah Geed.
Geed melempar senyum kecilnya pada Titas, "Tidak, tidak kok.""Temen-temen.. ada bintang!" Z menunjuk ke langit atas, saat beberapa bintang jatuh melewati mereka. Sontak semua kepala mendongak keatas, menyaksikan pemandangan dari bawah, terutama Geed. Matanya membulat saat dia memperhatikan bintang dengan sangat teliti.
Geed menatap bingung saat Taiga, Z, Fuma dan yang lain menggenggam tangan mereka.
Zero memperhatikan Geed lalu terkekeh kecil, "Geed, ajukan permohonan." Suruhnya.
Geed memejamkan matanya dan ikut menggenggam tangannya, sambil diperhatikan oleh teman-teman nya yang senyum-senyum saat Geed dengan tekun berdoa."Geed, apa permohonan mu?" Tanya Ginga. Geed menggaruk kepalanya malu-malu, "apa harus diberitahu?"
"Hey, ayolah, kan aku ingin tau apa yang kau inginkan" balas Ginga.
"Iya juga, kami tidak pernah tau apa yang kau inginkan, Geed" ujar Zero.Geed menatap kebawah dan tersenyum, "aku... Ingin hidup tenang. Dan.. aku mendoakan kebahagiaan untuk orang yang memberiku kebahagiaan"
"OOOH COCWIT" Seru Taiga dan memeluk Geed erat, membuat yang dipeluk terkaget-kaget.
"Pfft, doamu bagus." Ucap Zero pelan.
"Hehe, terima kasih" ucapnya tulus."Aku... Hanya tak pernah merasa seramai ini namun setenang ini sebelumnya." Sambung Geed.
"Kenapa?" Tanya Orb. "Karena... em.. aku belum pernah mendapat teman seramai ini" Jawab pelan Geed saat ia berusaha menyusun kata kata dari hatinya.
Mendengar itu, X langsung menepuk bahu Geed. "Hey, dengar ya, kau tidak selamanya sendiri"
"Yap, kita ini bukan teman, kita keluarga." Balas Orb.
"Kalau keluarga buat lu mintain duit ya saya gak ikut deh" sahut Victory mengundang tawa yang lain.
"Dih, saya juga punya duit kok Bray" balas Orb.
"Tapi lu kalo jajan bilangnya dompet tinggal"
"Ya kan kadang-kadang" cengir Orb.
"Udah udah" Ginga menengahi, padahal dia juga sering minta traktir sama Victory."Kita tidak bisa memilih keluarga kita, tapi kita bisa memilih siapa yang akan kita anggap keluarga, dan aku bangga menganggap kalian keluargaku" sebuah kata-kata manis langsung keluar dari Taiga mengundang wajah aneh teman-teman nya yang lain.
"Hahaha, terima kasih banyak." Ucap Geed lagi."Hahaha, tentu Geed. Eh tapi, tadi kamu jajan udah bayar belom yak?" Ucap Orb teringat saat dia bersama Geed dan X makan bakso bertiga.
"Bukannya kau yang bayar?" Ujar X
"Enggak ah, kirain kau" balas Orb menunjuk Geed. "Lah, katanya Orb-san tadi yang bayar?" Bingung Geed."Artinya... Kalian bertiga gak bayar?!" Z mengeluarkan drama ke-ultraannya dengan menutup mulutnya dengan kedua tangan.
"Waduh"
"Ya udah nanti mang baksonya kucari" balas Orb santai.
"Bisa-bisa nya" Victory dan Titas menggelengkan kepala sambil menghela nafas.Mereka menertawakan Orb, sebelum Z tiba-tiba berhenti berjalan dan meminta mereka berhenti.
"Ada yang nyium bau gak?" Tanya Z mengendus.
"Em.. kenapa? Ada bau kentut kah?" Tanya Orb.
"Bukan Orb-san! Ini... Bau terbakar."
"Tapi kita kan udah deket kota utama–"DDUARR!!
Para ultra sontak menjauhi diri dari ledakan yang mengarah ke mereka. Beberapa segera terbang, beberapa memantau keadaan bawah. Asap mengepul disekitar membuat mereka tak bisa melihat apa-apa. Kota mulai berisik namun para ultra satupun tak ada yang bisa keluar ataupun masuk ke area berasap. Tanah bergetar dan bau terbakar ada di mana-mana. Para ultra menerima sign dari Zoffy untuk segera bersiaga.
Diantara kumpulan asap itu, sebuah cahaya secepat kilat mendorong tubuh Geed hingga bertubrukan dengan dinding gedung dan membuatnya retak.
DUSH!
"ERGH!"
"Ah, Geed!"
"SUARA APA ITU?! GEED!?"Retakan besar dinding gedung jatuh menimpa tubuh Geed, membiarkannya tertimbun dibawah.
"Semuanya Geed ter–!"
SLASH!Sesosok bayangan berpedang memotong seruan Ginga dan menebasnya berkali-kali. Ginga mencoba menangkis nya berkali-kali pula namun kecepatannya hampir tak dapat dikasat mata. Dalam satu serangan, pedang tersebut berhasil menghujam bahu kiri Ginga dan membuatnya membeku.
"Erkh.. siapa.."Bruk!
Tubuh Ginga dibanting keras lalu dibiarkan pingsan ditempat."Taiga! Siaga!"
Tri Squad segera saling mendekat dan bersiaga satu sama lain. Sebuah benda besar dijatuhkan tepat di atas kepala mereka bertiga. Saat sempat menghindari benda itu mengeluarkan asap pelumpuh lalu bom dari segala arah ditembakkan ke mereka bertiga.BOOM! BOOM!!
Taiga, Titas dan Fuma yang berada terlalu dekat dengan bom langsung ambruk ditempat.
"AKH! APA-APAAN INI?!" Geram Zero mencari sumber pelaku. Zero menangkap sosok mendekati tempat Geed tertimbun. Firasat buruk menyusup membuat dirinya segera melesat ke tempat Geed.
Namun dalam sedetik sebuah bayangan terbang dengan sangat cepat menghantam dirinya dari samping dan belakang bersamaan membuat Zero terjatuh dan memfokuskan dirinya pada lawannya dulu."MASTER!"
Zero menoleh dan mendapati Z, Orb dan X yang membeku terkena jarum diberbagai tubuhnya.
"Kalian..!""Ugh, Cemen banget gak nunjukin muka. Jelek ya?!" Seru Victory tepat sebelum kedua kakinya ditembak peluru yang membuatnya terjatuh.
"Ugh, peluru?!""Tch, ZERO LUNA MIRACLE!"
Zero melepas kedua seluggernya untuk terbang agar asap-asap yang menghalangi pandangan segera hilang, namun nihil.Sebuah bom kembali dijatuhkan ke arah Zero namun dengan cepat dirinya menghindar. Tiba-tiba situasi tegang dan sunyi, semua bayangan dan serangan tak muncul kembali, asap yang mengepul mulai menghilang dan kini mereka dapat melihat dengan jelas. Para ultra muda tergeletak dengan kondisi parah.
"HEY! Zero, kau tidak terluka?!" Mebius dan beberapa Ultra Brothers bersama Ultra Father dan Ultra Mother datang setelah asap sepenuhnya hilang.
Zero menggeleng dan melihat kondisi teman-temannya yang ditolong oleh Ultra Ultra lain. Pandangannya beralih ke tempat Geed tertimbun dan langsung berlari kearahnya.
Zero mengangkat retakan bangunan dan tak menemukan tubuh Geed disana."GEED?! DIMANA DIA?!" Panik Zero mengedarkan pandangan ke segala arah.
"ohok, a-apa ini?!" Zero menemukan sebuah benda kecil tertempel pada tengkuknya. Mendadak Zero merasa kesadarannya menurun perlahan, pandangannya memburam dan dia tak ingat apa-apa lagi saat sayup ia mendengar suara seseorang meneriaki namanya.Hai :)
Author nya Alhamdulillah masih hidup kok.Tapi gatau idenya hidup atau enggak.
HeheTerimakasih banyak banyak untuk yang tertarik membaca, nunggu dan memberi support pada komen. I feel very happy because of that ( ◜‿◝ )♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Enemy - Ultraman Geed
FanfictionミDear Enemy || 親愛なる敵ミ Hanya karena status nya sebagai pangeran atau putra mahkota dari Galactic empire, Geed harus sempurna baik mental dan fisik nya. Karena itu dia dilatih sangat keras oleh ayahnya, Ultraman Belial yang merupakan mantan prajurit...