18. Partner

758 88 2
                                    


Ya.

(Name) dongkol sampai ubun-ubun, itu bukan ucapannya melainkan Mikey si pemimpin mengatakan seenak jidatnya. Ditambah Trio Bonten, terutama Ran dan Sanzu menunjukkan raut wajah puas atas bergabungnya dirinya.

Tanpa mengatakan apapun lagi, Mikey pergi dari sana disusul yang lainnya. Sesaat sebelum Takeomi beranjak dari tempatnya, ia berkata, "Hati-hati dengan mereka bertiga". (Name) tak memberikan reaksi apapun, ia mengerti. Bukan mereka bertiga, melainkan mereka semua.

.

(Name) berlari ke dapur setelah mencium aroma masakan, disana Kakucho tengah memasak untuk makan malam. (Name) cukup terkejut saat salah satu dari mereka memasak, yakni Kakucho yang tengah sibuk menyiapkan piring untuk para anggota.

"Ada yang bisa kubantu?" tanyanya, kini tangan Kakucho lihai menyajikan makanan ke dalam piring, (Name) menyadari jika lelaki ini memiliki tanda hanafuda di dada kirinya. Jangan tanyakan bagaimana ia bisa tahu jika lelaki di hadapannya ini saja hanya mengenakan mantel hitam tanpa kaos atau semacamnya melapisi tubuh bagian atasnya.

Tiba-tiba ia teringat mantel hitam di dalam lemari. Jika tebakannya benar, kamar yang pernah dimasukinya adalah kamar milik Kakucho.

"Tolong kau sajikan di atas meja" (Name) menyajikannya di atas meja makan, lelaki itu memanggil rekannya untuk makan sedangkan (Name) membasuh kedua tangannya. Saat dirinya akan kembali menuju kamar, tiba-tiba Kakucho mencegatnya. "Kau mau kemana?",

"Ke kamar",

"Makan malam sudah disiapkan, bergabunglah" (Name) nampak ragu, "Tak apa?" Kakucho berjalan terlebih dulu tanpa mengatakan apapun lagi diikuti olehnya.

Masing-masing anggota sudah hadir dan duduk di kursi, bangku paling ujung sendiri diisi oleh Mikey. Sebelah kanannya ada Sanzu, berseberangan dengan Takeomi. Disamping Sanzu terdapat Ran berhadapan dengan Rindou, Kakucho duduk di sebelah Ran. Di samping Kakucho diisi Kokonoi, Mochizuki duduk di hadapan Kokonoi. Mochizuki mengodenya untuk duduk di sebelahnya yang kosong, otomatis (Name) duduk bersebelahan dengan Rindou di kanannya.

Mereka makan malam, suasana tenang dan damai. Hanya suara sendok garpu beradu dengan piring, (Name) fokus dan tenang menyantap makanannya. (Name) harus menjaga sikap karena disini markas mereka, setidaknya ia berperilaku biasa.

Lidahnya mengecap, terkesima dengan cita rasa masakan Kakucho. Enak, batinnya. Tidak buruk, mengingat bila lelaki juga pandai dalam hal memasak. Seperti ayahnya. Tunggu ayahnya? Ia teringat perkataan Takeomi bila perokok aktif itu akan menyampaikan keberadaannya pada ayahnya, setelah ini ia akan mengirim pesan padanya.

Melihat (Name) yang melamun, lantas Rindou menyenggol lengannya. "Jangan melamun" (Name) tersadar ia mengucapkan maaf karena beberapa detik anggota Bonten lain memperhatikannya, ia melanjutkan makannya.

Setelah selesai (Name) ikut membantu Kakucho membereskan meja makan lantaran para anggota langsung beranjak pergi meninggalkan piring masing-masing, Kakucho mencuci piring dengan dirinya mengelap piring.

"Masakanmu enak" ucap (Name) berbasa-basi pada lelaki dengan luka melintang tersebut, sedangkan Kakucho sendiri tidak menyahut.

"Apa kau suka memasak?" tanyanya. "Tidak",
"Lalu?",
"Tidak ada yang bisa memasak",
"Kau bisa",
"Hm",
"Keren" sebuah pertanyaan keluar dari bibirnya, "Apa kau tahu dimana letak kamar Takeomi-san?" Kakucho mengelap tangannya. "Mau apa kau?", "Ada sesuatu yang ingin kutanyakan" Kakucho menghadapnya, iris beda warna itu tengah memperhatikannya lekat-lekat. "Sebaiknya kau berhati-hati, ini kawasan kami"
"Lantai dua" tanpa menghiraukan ucapan Kakucho barusan, (Name) berterimakasih ia langsung pergi ke lantai dua.

That... | BONTEN X Reader  (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang