Prolog

168K 9.5K 2K
                                    

ASSALAMUALAIKUM!! HALO, SELAMAT DATANG DI CERITAA KEDUA LYY YANG BERJUDUL ATHALLAH AL-HABIBIE! Hendaknya baca cerita IMAMA AL-HAFIDZH dulu ya, biar kayak sedikit paham tentang alurnya.

Sebelum baca, hendaknya mampir ke instagram lyy untuk berteman @triilyynaa

Ini cerita Habibie, dan semoga aja kalian menyukainya. Ambil baiknya dan buang buruknya. Masih ingat peraturannya, kan? Jangan membaca ini diwaktu ibadah dan....

Kita awali dengan bismillah dan sholawat, xixi.

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

۞اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞
[Allahuma sholi ala sayyidina Muhammad, wa ala ali sayyidina Muhammad.]

HAPPY READING!

****

"Om gagal jaga kamu, Bie."

Perkataan itu muncul dari seorang pria yang duduk di sofa dengan memalingkan wajahnya ke arah lain, terlihat dari linangan air matanya yang sepertinya telah dipenuhi rasa penyesalan hebat. Dia tak sanggup menatap lawan bicaranya yang kini sudah menundukkan kepala tanpa mengeluarkan sepatah kata pun untuk membalas.

"Bie?" sang pria itu memanggil lagi saat tak kunjung mendapat respon.

Lelaki itu pun mengangkat kepalanya, "Bukan Om yang gagal. Tapi Habie. Habie gagal menjadi manusia yang kuat. Habie hanya merindukan mereka. Itu saja, Om. Maafkan perilaku Habie tadi. Habie benar-benar tidak ada maksud buat Om sedih. Habie cuman... rindu sama mereka."

Pria yang berusia 44 tahun itu mulai membuang napasnya kasar, dadanya seakan sesak untuk berbicara lagi. Mulai mengalihkan pandangannya lurus ke depan. Lalu bertanya, "Kenapa tiba-tiba kamu rindu sama mereka?

Berlinang air mata lelaki itu. Terasa sulit baginya untuk mengungkapkan perasaannya. "Anak mana yang tidak merindukan sosok Ayah dan ibunya? Anak mana yang tidak ingin merasakan dipeluk kembali oleh sosok Ayah dan ibunya? Jawab Habie, Om, anak mana?"

Iqbal, pria itu terdiam. Kepalanya telah menunduk ke bawah, tak sanggup lagi jika harus membalas pertanyaan dari lelaki itu, Athallah. "Mungkin di luar sana, ada anak yang tidak merindukan orang tuanya karena suatu alasan, tapi bukan berarti Habie harus sama dengan mereka. Habie merindukan orang tua Habie, dan itu tidak perlu alasan karena merekalah yang membawa Habie ke sini."

"Om tau perasaan kamu, Bie. Tapi tolong jangan terlalu larut...." Iqbal berlirih pelan. Mencoba untuk membuat Athallah agar tak terlalu larut dalam kesedihan. Jika ditanya apa yang membuat Iqbal merasa gagal dan membuat Athallah merasa bersalah, itu dikarenakan Athallah beberapa hari ini selalu larut merindukan orang tuanya.

"Larut seperti apa, Om? Mereka berdua pergi ninggalin Habie sendiri di sini. Mereka berdua menghembuskan napas terakhir di mana ada Habie di sana. Habie berada dalam pelukan mereka, tapi hanya satu nyawa yang tersisa."

Langsung menusuk dalam perkataan dari Athallah hingga membuat Iqbal langsung meneteskan air mata. Membayangkan kembali bagaimana dirinya berteriak meminta untuk kedua orang tua Athallah bangun dari pejaman matanya saat itu.

Athallah pun melanjutkan, "Kalau saja Habie bisa mendengar percakapan mereka waktu itu, niscaya Habie akan tau, apa sebabnya mereka pergi dan meninggalkan Habie sendirian di sini. Buat apa Habie dilahirkan, kalau pada akhirnya setelah itu mereka pergi meninggalkan Habie, buat apa?"

"BIE!" spontan saja Iqbal ingin melayangkan sebuah tamparan hebat pada Athallah.

****

WADUHHHH, baru prolog lohh

Jumpa lagi sama lyy hehe, bagaimana dengan prolognya?

Terima kasih sekali sudah mendukung Lyy dan membaca cerita Lyy yang lain, aw aww jadi makin sayang. Sehat-sehat ya kalian💐💐

SPAM 💚💚💚💚💚💚

Biar semangat, spam SUBHANALLAH, ALHAMDULILLAH, LAILAHAILALLAH, ALLAHUAKBAR!

1K Vote dan 1K komen, KITA NEXT PART 1!

Up jam dua belas malem, ada yang baca nggak ya? Hahaa, paling agak pagian, semangat semua! >3

-Hatiku sedih, 05 Januari 2023

ATHALLAH AL-HABIBIE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang