بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
۞اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞
[Allahuma sholi ala sayyidina Muhammad, wa ala ali sayyidina Muhammad.]seusai janji, tembus aku updatee mwhehee
Jangan lupa vote dan commentt!!
***
Athallah kini sudah masuk ke dalam kamar Ayesha, di mana ia kembali mengunci pintunya lalu menatap sekeliling kamar Ayesha. "Kamar kamu penuh warna ya, Ay. Pantas sukanya mewarnai hidup saya."
Ayesha yang sedang bermain ponsel itu langsung meletakkan ponselnya lalu menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya. "Apaan sih, Gus."
Athallah menahan senyumannya saat melihat Ayesha juga berusaha menyembunyikan salah tingkah dibalik selimut dengan suara ketusnya. "Ada berita katanya perempuan yang suka nahan salting itu udah pasti suaminya ganteng."
"Ih, kepedean. Ganteng dari mana?" Ayesha berujar di balik selimutnya, hingga membuat Athallah mendekat ke kasur Ayesha.
"Loh, berarti kamu lagi salah tingkah, ya?" Ayesha berdecak saat ia terkena jebakan dari Atahllah. Ia kembali membuka selimutnya akibat tak sanggup terus mencueki suaminya.
"Gusssssss...." kakinya ia hentak-hentakkan lalu mulai duduk di kasur menatap Athallah yang demikian sudah berhasil membuatnya mencair. Athallah memang bisa saja membuat dirinya yang sedang marah, bisa memudar dengan mudah. "Jangan tidur di sini. Ini kasurnya cuman cukup satu orang," sambungnya lagi.
"Kata siapa?" Athallah mengangkat sebelah alisnya, lalu menjatuhkan tubuhnya ke pangkuan Ayesha yang membuat Ayesha semakin histeris atas tingkah Athallah.
"Ih, Gus nyebelin." Ayesha mencubit hidung mancung milik Athallah yang kini sudah nyaman di dalam pangkuan. Begitu pun tatapan Athallah yang tenang menatap Ayesha. "Nggak usah senyum," ketusnya lagi.
"Kok manggilnya Gus lagi? Nggak Tathaa?" goda Athallah dengan tersenyum manis, membuat Ayesha membuang wajahnya karena tak mau salah tingkah.
"Nggak. Udah ih, sana. Ay mau tidur, nggak usah cari kesempatan dalam kesempitan," ucap Ayesha tanpa menatap ke arah Athallah.
"Iya, saya lagi cari kesempatan ngobrol sama kamu. Udah dulu ya, ngambeknya. Saya masih belum ngerti kenapa kamu tiba-tiba ada di sini? Bisa jelasin sama saya? Apa ada kesalahan saya yang saya gak ketahui?" Athallah mulai bertanya dengan serius pada Ayesha.
Hati Ayesha kemudian reda, ia membuang napasnya pelan lalu menjawab gelengan kepala. "Enggak, Gus nggak ada salah."
"Terus?" Athallah terus mencoba membuat Ayesha berbicara dengan jujur tentang apa yang terjadi. Ia bangun dari pangkuan Ayesha lalu ikut duduk bersama Ayesha. "Masih marah karena tadi pagi? Saya menerima makanan dari Bi Ikara?"
"Ning Harumi yang anter," ketus Ayesha memberitahu asal muasal ia kesal kepada Athallah karena Athallah mau menerima pemberian makanan dari Harumi.
"Iya, kenapa? Memang benar karena saya menerima makanan itu?" tanya Athallah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALLAH AL-HABIBIE
Подростковая литератураSUDAH TERBIT + tersedia di Gramedia dan TBO [Sekuel IMAMA AL-HAFIDZH versi Wattpad] Menjadi dewasa tanpa kedua orang tua kandung, memang tak semudah yang dibayangkan. Itulah yang dialami oleh seorang pemuda bernama Athallah Al-Habibie. Orang tuanya...