30. Kiriman Makanan Harumi

30.8K 3.1K 873
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

۞اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞
[Allahuma sholi ala sayyidina Muhammad, wa ala ali sayyidina Muhammad.]


Kalian tim konflik besar atau kecil??

Kecil aja ya jangan besar-besaar

***


"Tathaaaaa.... mau ngomong!" Ayesha kini langsung naik ke atas kasur untuk mendekat ke Athallah yang sedang duduk di kasur dengan membaca sebuah kitab. Di mana Athallah yang melihat kehadiran Ayesha langsung menutup kitabnya untuk mendengarkan apa yang ingin Ayesha katakan.

"Pelan-pelan kalau naik," peringat Athallah, lalu ia mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding yang sudah pukul delapan malam. Setelah Ayesha selesai menyetorkan hafalannya pada Athallah, lantas izin ke dapur sejenak, kini dia kembali ke dalam kamar dengan menjumpai Athallah. "Iya mau ngomong apa?" tanya Athallah dengan menatap ke arah Ayesha kembali.

Ayesha tersenyum lalu ia langsung memberikan ponselnya pada Athallah. Bukan itu saja, tapi sudah terlihat jelas bahwa ponsel itu menyala dengan menunjukkan sebuah foto Ayesha di galerinya sendiri. Melihat itu pun, Athallah terdiam sejenak lalu mengernyitkan keningnya bingung. "Terus? Ini foto kamu, kan? Cuman sepotong gak lihatin wajah kamu."

Ayesha langsung mengangguk semangat mendengar pertanyaan Athallah itu. "Iya, Ayesha potong bagian atasnya, cuman setengah badan aja. Nah, jadi Ay mau minta izin kira-kira boleh nggak kalau di posting di status? Kontak Ayesha perempuan semua kok." Sebenarnya, Ayesha hanya ingin mengetes Athallah saja, jika ia memposting foto, bagaimana tanggapan suaminya itu.

Sedangkan Athallah kini terdiam sebentar dengan menatap fokus ke arah foto itu. Kemudian, tak lama kemudian Athallah langsung menganggukkan kepalanya. "Iya, boleh," ucapnya lalu kembali membuka kitabnya lagi.

Tentu jawaban Athallah barusan langsung membuat Ayesha membulatkan matanya tak percaya. Ia pikir Athallah tak akan memperbolehkannya, lantas kenapa dengan gampang Athallah mengatakan boleh? Ini tidak bisa dibiarkan. "Ih, kok dibolehin, sih?"

Tanpa menatap ke arah Ayesha, Athallah pun langsung menjawab. "Memangnya kenapa? Kan kamu tanya sama saya, boleh nggak? Ya saya jawab, boleh. Salahnya di mana?"

"Ya salahnya kenapa diizinin?" tanya Ayesha heran. Padahal baru saja kemarin mereka membahas perihal foto seperti ini. Bahkan, Athallah saja tak mau memposting fotonya di media sosial Athallah, lantas kenapa dirinya boleh memposting foto sendiri?

Athallah kemudian menatap ke arah Ayesha, lalu mengangkat sebelah alisnya. "Ya kenapa saya harus nggak izinin? Itu kan hak kamu, Ay," jawabnya.

Sungguh semakin membuat Ayesha kesal. Jawaban dari Athallah bukanlah jawaban yang ia nantikan. "Ih, tapi kan... kemarin Gus gak mau posting foto Ay?" Ayesha bertanya dengan wajahnya yang terlihat cemberut.

"Kan itu hak saya karena nggak mau bagiin kamu ke media sosial saya. Dan begitu pun kamu, hak kamu juga yang mau bagiin foto kamu," jawaban Athallah memang ada benarnya, tapi bukan seperti inilah yang Ayesha inginkan. Sungguh, bukan! Ia jadi menyesal menanyakan ini pada Athallah.

"Ih tapi, kan... udah, ah, Gus nggak peka." Ayesha bersedekap dada dengan membuang wajahnya ke arah lain, tak mau menatap Athallah karena begitu kesal dengan jawaban Athallah yang membolehkan begitu saja.

ATHALLAH AL-HABIBIE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang