20. Peliharaan Kucing Athallah

37.8K 4.1K 1.2K
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

۞اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞
[Allahuma sholi ala sayyidina Muhammad, wa ala ali sayyidina Muhammad.]

¶¶¶¶

HAIII HAII! Sebelum kalian baca, aku mau tanya dong. Suka gak sama cerita ini? Kalau aku unpub cerita ini bagaimana?

Intinya, kalau kalian suka cerita ini dan mau cerita ini lanjut, please tunjukin dengan vote yaaa, biar aku tau kalau kalian suka sama cerita ini.

tencuuu >3 kalian rajin vote aku juga bakal rajin up kok.

***

Setelah Athallah berjumpa dengan Abhian tadi, ia kini pun sudah sampai ke rumahnya kembali. Di mana saat ia berada di meja makan untuk meletakkan belanjaannya, Ayesha datang dengan mendengus kesal. "Lama banget, sih, Gus. Ngapain aja di sana? Cape tau nunggunya."

Athallah yang awalnya masih memikirkan banyak hal mengenai apa yang terjadi saat di pasar tadi hingga detik pertemuannya dengan Abhian, kini setelah berjumpa dengan Ayesha, sungguh berhasil membuat perasaannya kembali ceria. Athallah tersenyum mendengar keluhan dari Ayesha. "Iya, maaf, ya. Mama mana?"

"Lagi shalat duha di ruang salat," jawab Ayesha. "Gus udah salat duha, belum?" Ayesha bertanya saat ia sudah hafal sekali jika Athallah selalu mengerjakan salat duha.

Athallah mengangguk. "Iya. Nanti aja di masjid. Saya ada rapat di kantor, saya ke sana, ya." Pamit Athallah pada Ayesha tiba-tiba.

Mendengar itu pun, Ayesha langsung mencegah keinginan Athallah yang buru-buru mau pergi. Bukan melarang, hanya saja ia masih kepo kenapa suaminya itu terlalu lama pulang dari pasar. "Ih, Gus. Kan Ay tadi lagi nanya, kenapa Gus gak jawab?"

"Nanya apa?"

"Tadi, Ayesha tanya, kenapa Gus pulangnya lama? Ngapain aja di pasar? Liat cewek-cewek cantik di sana, ya?" Tiga pertanyaan yang diakhiri dengan kalimat seolah ingin menuduh Athallah pun membuat Athallah terkekeh kecil.

"Bahkan saya tadi mau cepat-cepat pulang supaya mau berlama-lama sama yang lebih cantik. Jadi ngapain saya harus berlama-lama di luar sana hanya untuk melihat yang cantik, kalau di rumah udah ada yang sangat cantik?" Athallah menjelaskan dengan penuh tenang di mana ia tak tahu bahwa si lawan bicaranya berhasil salah tingkah gara-gara kalimat gombalan Athallah tersebut.

Athallah tersenyum saat melihat Ayesha terduduk di kursi meja makan dengan menunduk. "Ih, Gus bercanda terus, deh. Ayesha lagi tanya serius tau. "Lagian kenapa, sih, Gus. Gak izinin Ay aja yang pergi ke pasar? Deket juga. Kalau pun Gus mau ikut, yaudah kita sama-sama, kenapa Gus larang Ay juga ikut?"

Senyuman Athallah masih tak terlepas dari bibirnya, kini ia mulai menarik kursi di samping Ayesha lalu ia ikut duduk di sana. Mengarahkan kursi itu ke arah Ayesha agar ia lebih mudah saat menjelaskan jawabannya pada Ayesha. "Terus?" tanya Athallah agar Ayesha kembali mengeluarkan pertanyaan yang masih mengganjal di hatinya.

ATHALLAH AL-HABIBIE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang