بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
۞اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞
[Allahuma sholi ala sayyidina Muhammad, wa ala ali sayyidina Muhammad.]***
Setelah Athallah memperkenalkan Ayesha pada mereka semua. Tiba-tiba saja suasana yang awalnya hanya hening karena saking tak percayanya, kini langsung berisik dengan suara bisikan. Ayesha sebenarnya sudah menduga bahwa ini yang akan ia dapatkan, tapi apa boleh buat karena ia rasa ini sudah saatnya mereka semua tahu, bahwa Athallah adalah suami dirinya.
Tiba-tiba di tengah kefokusan Ayesha pada bisikan mereka, Athallah terlihat mengambil ponselnya yang kian berdering di saku, sehingga tak lama kemudian ia mengelus lembut pundak Ayesha untuk izin keluar sebentar mengangkat telepon. Ayesha pun menjawab anggukan kepala lalu mempersilakan Athallah untuk keluar dari ruang kelas sebentar. Sementara Ayesha yang ingin menghampiri Bulan di bangku paling ujung, ia dikejutkan dengan percakapan bisikan yang sepertinya sengaja mereka ucap di depan Ayesha.
"Bener ya, kata Ning Harum. Ternyata Mba Ayesh diam-diam berani juga. Setahuku, Ning Harum dulu yang suka sama Gus Atha, kok nikahnya malah sama Mba Ayesh, sih?" Bisik perempuan itu pada teman sebangkunya.
"Iya. Bener-bener masih gak nyangka, kalau Gus Atha malah nikahnya sama Mba Ayesh. Padahal, banyak loh santriwati di sini yang lebih shalihah dari Mba Ay. Contohnya, Ning Harumi sebagai sepupunya. Cantik iya, penghafal 30 juz iya, kok sama Mba Ay yang nggak sebanding?"
"Eh, tapi kan Mba Ay juga sepupunya loh."
"Iya, tapi kan bukan Ning. Karena dia hanya anak dari Kakaknya istri Gus Raden. Sementara, Ning Harumi dan Ning Adiba adalah cucu kandung dari pemilik pesantren ini."
"Iya, tapi ya udah deh. Kita nurut patuh aja."
Setelah Ayesha mendengar bisikan itu dari sisi kirinya, ia pun mendengar ada bisikan lagi dari sisi kanannya. "Kok bisa ya, Gus Atha malah nikah sama sepupu sendiri? Bukan Ning lagi. Kayaknya yang dibilang Ning Harum tadi malam itu bener. Kalau Mba Ayesh, itu maksa Gus Atha supaya mau nikah sama dia. Dan mau merebut harta warisan keluarga Al-Ayyubi supaya dapat gelar Ning di sini, sekaligus, pakai pelet."
Sontak mendengar kalimat terakhir dari santriwati itu, ia terkejut. Dengan penuh emosi dirinya langsung memukul meja sisi kiri. "Di mana Ning Harum?!" bentaknya, yang membuat seluruh isi kelas tersebut mendadak terkejut atas apa yang Ayesha lakukan tiba-tiba. Termasuk Bulan, dan juga Ustazah yang masih duduk di tempatnya.
"Jawab!" bentak Ayesha kembali, di mana ia sudah tak bisa lagi menahan emosinya yang sudah begitu sabar.
"K-kita ndak tau, Ning... t-tapi tadi ada di perpustakaan," jawabnya dengan gugup, kepalanya menunduk karena tak menyangka bahwa dirinya menjadi sorot mata.
"Ning...." Ustazah dengan lembut mulai menegur atas rasa terkejutnya ketika Ayesha tiba-tiba membentak santriwati dengan memukul meja penuh keras. Tak ada yang bisa dijawab oleh Ayesha selain menunduk sebagai permintaan maaf lalu izin permisi mengucapkan salam dan lari keluar dalam kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALLAH AL-HABIBIE
Fiksi RemajaSUDAH TERBIT + tersedia di Gramedia dan TBO [Sekuel IMAMA AL-HAFIDZH versi Wattpad] Menjadi dewasa tanpa kedua orang tua kandung, memang tak semudah yang dibayangkan. Itulah yang dialami oleh seorang pemuda bernama Athallah Al-Habibie. Orang tuanya...