بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
۞اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞
[Allahuma sholi ala sayyidina Muhammad, wa ala ali sayyidina Muhammad.]Jangan lupaa vote dan comment! Komen tembus 1k aku updateee lochh, tapi ada tanggalnya. Nanti infonya di bawahhh
***
"Duh, udah ada yang sembuh, nih." Irama menghampiri Athallah yang sudah bisa duduk biasa di kasurnya dengan bersandarkan bantal. Athallah terkekeh dengan mengucap syukur.
"Alhamdulillah, Paman," jawabnya.
"Ya pasti sembuhlah, Pa. Orang udah mau jadi Ayah. Masa lemah." Raja yang berada di belakang Irama menyambung saja bak tiang listrik. Membuat Athallah menahan senyumannya kala yang diucapkan oleh Raja itu memang benar. Kembalinya Ayesha dan kabar dua garis itu, sungguh membuat Athallah menjadi segar lagi.
"Selamat, yaa, brooo." Raja tanpa aba mendekat ke Athallah dan memeluk lelaki itu dengan menepuk punggungnya bangga. Ia tak menyangka bahwa dirinya akan menjadi seorang paman dan mempunyai keponakan. Walau, statusnya sekarang masih jomlo fisabilillah.
"Kapan nyusul?" tanya Athallah ketika Raja telah melepaskan pelukan.
"Nyusul apaan? Calon aja kagak ada," ketus Raja, membuat Irama dan Athallah yang mendengarnya, hanya terkekeh melihat wajah melasnya Raja.
***
"Ayesha...," lirihan panggilan Athallah barusan, langsung membuat Ayesha yang habis mandi itu menatap ke arah Athallah sebelum ia pelan-pelan menghampiri Athallah yang sedang duduk di pinggir kasur.
"Kenapa, Gus? Masih ndak enak badannya, ya? Atau mau salat di rumah aja?" tanya Ayesha menawarkan pada Athallah agar salat di rumah saja, karena sebelumnya Athallah bilang ia ingin memaksakan salat di masjid.
Athallah tersenyum dengan menggeleng saat melihat betapa perhatiannya Ayesha padanya. "Nggak, Ay. Saya bisa, kok. Papa kamu nanti mampir ke sini, saya ke masjid bareng Papa kamu."
Ayesha pun mengangguk pasrah mengikuti kemauan Athallah, ia tersenyum kala melihat Athallah tampak tak henti menatapnya. "Apa, sih, Gus? Liatnya kok gitu. Tadi manggil Ay kenapa?"
Athallah menggeleng pelan. "Nggak apa-apa, emang gak boleh natap istri yang semakin hari semakin cantik?" pipi Ayesha langsung merona seketika, ia mengalihkan wajahnya ke arah lain dan Athallah terkekeh melihat wajah salah tingkah istrinya. "Saya... cuman mau tanya. Kamu beneran nggak marah lagi sama saya?"
Sebenarnya, Ayesha merasa sedikit tak senang ketika Athalah terus menyebut dirinya sendiri dengan kata saya. Karena, terlihat tak ada bedanya dengan Athallah saat bertemu orang lain di luar. Bahkan, di saat bersama keluarga Athallah menyebut dirinya dengan nama. Kenapa dengan dirinya sangat berbeda? "Enggak, Gus. Ay nggak marah kok. Kenapa, sih, nggak percaya terus dari tadi? Dan... sejak kapan Ay marah sama Gus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALLAH AL-HABIBIE
Teen FictionSUDAH TERBIT + tersedia di Gramedia dan TBO [Sekuel IMAMA AL-HAFIDZH versi Wattpad] Menjadi dewasa tanpa kedua orang tua kandung, memang tak semudah yang dibayangkan. Itulah yang dialami oleh seorang pemuda bernama Athallah Al-Habibie. Orang tuanya...