Part 5

562 28 7
                                    

"Sya?!" Panggilan Sisil yang cukup berteriak membuat beberapa orang menatap ke arahnya.

Ersya tersentak kaget saat semua orang kini memandangnya, Termasuk sang idola.

Rasanya malu! Sangat malu!

Ersya menundukkan pandangannya, Dia menyenggol lengan Sisil.

"Lu sih!"

Sedetik kemudian, Pak Yono mempersilahkan keempat laki-laki tampan itu untuk memperkenalkan diri mereka.

"Hallo semuanya... Apa kabar??" Sadil yang terlebih dulu menyapa siswa-siswi, Dia adalah salah satu orang yang mempunyai humor cukup lucu.

"Baik, Kak!" Jawab semuanya dengan kompak.

"Semangat banget nih keliatannya, Haha apa karna ada Abang??" Kekeh Sadil yang mendapatkan sorak dan gelak tawa dari semuanya.

Setelah memperkenalkan diri mereka masing-masing, Pak Yono memberikan game yang dimama disitu berkelompok.

Serunya lagi, Mereka bergame dengan keempat pemain bola! Hati Ersya tak bisa dia kondisikan!!

"Oke anak-anak! Kita putar spin nya?" Bu Lira memutar aplikasi spin yang ada di ponselnya, Tepat saat itu semua tim sudah berkelompok dengan ketua masing-masing pemain bola.

Salah satunya kini Arhan masuk kedalam kelompok Ersya, Sungguh rasanya Ersya ingin terbang saja!! Dia tak bisa bernafas dengan lancar.

Satu kelompok masing-masing 5 orang, Entah sebuah keberuntungan atau apapun itu, Tapi saat ini Ersya sungguh bahagia.

"Baik, Karna Kelompok sudah terkumpul, kita mulai game nya??"

Semuanya bersorak kegirangan, Mereka berlomba dengan sangat antusias. Apalagi ditemani para pemain tampan, ahh rasanya sudahlah tidak perlu dijelaskan!

Tubuh Ersya oleng, Dia hampir saja terjatuh saat lomba menginjak satu kaki.

Dengan singgap, Arhan menahan tubuh Ersya.

Blush!

Wajah Ersya merona! Bagaimana tidak? Saat ini dia berhadapan dengan sosok idola yang dia cintai, Tubuh mereka berdekatan membuat deru nafas tertahan Ersya terdengar oleh Arhan.

"Seperti di drama Korea!! Aghhh!!" Pekik Ersya di dalam batinnya.

"Emm... Ma-maaf, kak?" Lirih Ersya dengan malu nya, Bisa-bisanya dia memandang Wajah Arhan.

Arhan hanya tersenyum tipis, Dia menganggukkan kepalanya.

Berlanjut lagi game dengan tantangan yang berbeda, Kini tantangannya adalah berpasangan, Sungguh sepertinya alam semesta kini berpihak kepada Ersya.

Lagi dan lagi, Ersya masuk dalam kelompok Arhan. Apalagi sekarang? Lomba berpasangan, Ersya berpasangan dengan Arhan.

"Gile lu Sya!" Cicit Vina yang takjub karna lagi-lagi sahabatnya itu berduaan dengan idolanya.

Ersya hanya tersenyum, Dia segera menghampiri Arhan. "Hehehe kita berpapasan lagi?" Gumam Ersya dengan tersenyum kecil di hadapan Arhan.

Sejujurnya Arhan sudah mengetahui kalau wanita yang ada di hadapannya ini sangatlah menggilakannya, Dia juga tak abis pikir, kenapa seorang fans bisa mengidolakannya? Padahal dirinya masihlah jauh dari kata sempurna. Begitulah isi pikiran Arhan.

"Ya, kita berpapasan lagi? Jadi ayo kerja sama?" Tentunya itu membuat Ersya menganggukkan kepalanya dengan semangat.

Lomba berpasangan yang pertama adalah lomba berjalan dengan wanita yang menginjak kaki sang laki-laki, Seperti bermain Egrang.

Egrang adalah sebuah permainan yang menggunakan sepasang bambu yang dibentuk seperti tongkat untuk berjalan. Pemain harus naik ke atas bambu dengan berpijak pada tumpuan kaki yang terbuat dari kayu. Sepasang bambu tersebut harus memiliki ukuran yang sama agar pemain tidak jatuh terjerembab.

"Ga-gapapa kak?" Tanya Ersya yang sungkan untuk naik di atas kaki Arhan, Permainan tak masuk akal ini justru dibuat oleh Author agar Ersya dan Arhan bisa bersatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ga-gapapa kak?" Tanya Ersya yang sungkan untuk naik di atas kaki Arhan, Permainan tak masuk akal ini justru dibuat oleh Author agar Ersya dan Arhan bisa bersatu.

Arhan mengangguk, Dia tidak keberatan. "Tidak apa-apa, Naiklah!" Jawabanya.

Saat pertama jalan, Ersya berpegangan dengan mengalungkan tangannya ke leher Arhan, Seperti yang lainnya juga.

Deru nafas Arhan terasa oleh Ersya, Rasanya seperti mimpi, Tapi jika ini mimpi, Ersya tidak akan mau bangun! Dia ingin bermimpi dengan tenang.

Lomba berpasangan pertama, Dimenangkan oleh Asnawi dan Rina.

Ersya tersenyum tipis, Dia menyodorkan tisu kepada idolanya itu. "Emm.. Itu di kening kakak banyak keringat,"

Arhan mengambil tisu itu, "Makasih,"

"Sama-sama, kak."

Lomba terus bergilir dengan lomba terakhir adalah mencari surat yang berisikan kata-kata, Selain mencari surat mereka juga mencari bendera yang sudah di sebarkan oleh guru-guru.

Semuanya langsung mencari isi surat dengan isi kata-kata, Mereka ada yang tertawa ada juga yang terisak dengan kata-kata tersebut.

"Aneh sekali, Dimana surat itu?" Lirih Ersya yang mencari dimana keberadaan surat yang dia maksud.

Matanya berbinar saat melihat kertas, Namun saat hendak mengambil, tangannya tak sengaja bertemu dengan tangan kekar seseorang.

Ersya mendongak, Dia menatap siapa pemilik tangan itu. Tapi bertapa terkejutnya dia saat melihat Arhan yang kini hanya beberapa senti dengannya, Dengan singgap Ersya langsung mundur.

"Ini, Ambil." Arhan menyerahkan surat yang dia temukan kepada Ersya,

"Ta-tapi itukan punya kakak?"

"Sudah, Ambil saja." Lanjut Arhan, Dia kembali bergabung bersama Asnawi dan yang lainnya.

Jantung Ersya berdetak kencang seolah anunan musik DJ FULL REMIX menggema di hatinya, Ingin Dia berteriak dengan kencang! Namun sayangnya kini dia berada di tempat lain yang dimana dirinya harus menjaga attitudenya.

"Loh, Ersya? Lu belum dapet suratnya?" Tanya Varril dengan heran, padahal surat bergeletak dimana-mana.

Ersya menggelengkan kepalanya, Dia menyembunyikan tangannya. "Ti-tidak, Emm ya aku belum menemukannya." Jawab Ersya dengan susah payah menjawabnya.

Varril menganggukkan kepalanya, "Baiklah kalau gitu, Gua duluan ya? Hati-hati Sya!" Pamit Varril.

Ersya mengusap dadanya, "Huft!! Syukurlah..."

Ersya menggenggam surat itu, Dia tak mau memberikan surat itu kepada gurunya, dia ingin menyimpannya.

"jika aku tidak bisa memilikimu, Setidaknya aku bisa menyimpan ini." Lirih Ersya.

SUAMIKU IDOLAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang