Part 10

456 18 3
                                    

Saat hendak menutup kedua matanya. Ersya terlebih dulu dibuat terkejut dengan suara gemuruh petir yang sangat keras, dia mengerjap kaget dan langsung berteriak.

Arhan yang mendengar teriakan Ersya, dia langsung menghampiri Ersya. "Sya, hey.. kenapa?"

Bukannya menjawab, Ersya malah memeluk erat Arhan. Terlihat dari raut wajahnya dia sangat ketakutan, Ersya memeluk Arhan tanpa rasa canggung.

"A-aku takut, kak..." lirih Ersya, dia memejamkan kedua matanya. Ersya menenggelamkan wajahnya di dada bidang Arhan.

Arhan mengusap rambut Ersya. "Sudah, jangan takut.. ada aku disini, jangan takut," ucap Arhan yang tanpa sadar membalas pelukan Ersya.

Ersya dapat merasakan dekapan hangat Arhan, entah kenapa dia tidak mau melepaskan dekapan itu. Ersya terlalu nyaman dalam posisi seperti ini.

"Sudah, tidurlah kembali... aku ada di sisimu,"

Ersya menganggukan kepalanya. Dia kembali memejamkan kedua matanya dengan menggengam erat tangan Arhan.

Setelah memastikan Ersya tertidur dengan nyenyak, Arhan perlahan mulai melepaskan genggaman tangan itu. Dia menatap wajah polos Ersya yang nampak sangat cantik, tidak bisa dipungkiri oleh Arhan kalau Ersya sangat cantik.

Tapi kenapa gadis cantik seperti Ersya ini malah jatuh cinta kepadanya? dia bahkan sangat heran karna banyak wanita-wanita cantik yang menyukai dan mencintainya.

"Semoga saja mereka segera menemukan kami, entah kenapa aku merasa kalau hatiku sangat tidak enak seperti ini? Hmm.. semoga saja tidak terjadi apapun," batin Arhan.

Rasa kantuk menyerang Arhan, dia menguap beberapa kali dan melihat jam tangannya yang sudah menunjukan pukul 11 malam. Arhan melihat kesekelilingnya yang seakan memastikan tidak ada yang mengganggu tidur Ersya.

Arhan ikut merebahkan kaki nya di samping Ersya. Arhan menjadikan tangannya untuk menjadi bantal Ersya. Dengan perlahan, Arhan ikut terlelap dalam mimpi indahnya menyusul Ersya.

Sedangkan di area kemah, nampak beberapa orang belum tertidur dan lebih tepatnya Varril juga belum tertidur.

"Bagaimana ini, pak? apa kita meminta bantuan polisi saja? ini sudah hampir lama Ersya dan kak Arhan belum kembali."

"Tenanglah Varril, kami sudah menghubungi polisi untuk membantu kita. Sebaiknya kamu beristirahat saja, sudah malam." Jawab guru, dia meminta Varril untuk tenang dan masuk ke dalam tenda nya.

Dengan helaan nafas dalam, Varril berdiri dari duduknya. Dia berjalan menuju tenda nya. Tapi sebelum itu, dia menoleh ke arah tenda Ersya yang berharap kalau Ersya ada di dalam tenda itu.

"Kamu kemana, Ersya? kenapa kamu malah pergi bersamanya... seharusnya saat ini aku sudah mengungkapkan perasaanku kepadamu, tapi kenapa rencanaku berubah menjadi seperti ini? kenapa kamu terus mengindari dariku, Ersya. Cepatlah pulang, aku merindukanmu..."

Sinar matahari memancarkan cahayanya menyinari kedua orang yang tengah terlelap indah dalam mimpinya dengan tangan yang saling memeluk satu sama lain.

Tidur mereka terlihat sangat nyenyak, mereka sama sekali tidak terganggu dengan suara burung-burung yang berkicauan.

Brak!

Terdengar diobrakkan pintu yang sangat keras, suara itu mampu membangunan tidur nyenyak Ersya dan Arhan.

"Astagfirullahalazim, ya Allah!! Apa-apaan kalian hah!! Astagfirullahalazim..." Teriak seorang wanita paruh baya yang terkejut saat melihat kedua pasang manusia ini sedang tertidur sambil berpelukan.

Ersya dan Arhan langsung berdiri, Ersya menggelengkan kepalanya. "Tidak, bu. Ini tidak seperti yang ibu lihat, kami tidak melakukan apapun. Kami hanya tertidur disini, kami tersesat." Jelas Ersya dengan suara seraknya.

Wanita paruh baya itu mengusap wajahnya dengan kasar, dia menatap tajam ke arah Ersya dan Arhan. "Kalian berdua sudah mengotori kampung kami!" Bentak wanita paruh baya itu.

"KALIAN HARUS DINIKAHKAN!"

SUAMIKU IDOLAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang