Jantung Ersya rasanya akan meledak jika terus berdekatan dengan pujaan hatinya. Sungguh, ini adalah impian yang di tunggu-tunggu oleh Ersya.
Ersya tersentak saat tangannya di tarik oleh Varril. "Hati-hati, Ersya! kamu hampir saja tergelincir."
Arhan mendongak melirik Ersya dan Varril. Dia menatap ke arah Ersya, tatapan itu yang berhasil membuat Ersya melepaskan tangannya dari Varril.
"E-emm, makasih kak." lirih Ersya kepada Varril. Varril menganggukan kepalanya, dia kembali berjalan dengan di ikuti kelompoknya.
Sepanjang perjalanan, mereka mendapatkan kejutan-kejutan yang sudah menanti mereka sejak tadi.
Seperti yang kalian bayangkan, kini kelompok Ersya sudah masuk ke jalan yang akan dihadapkan dengan penampakan seram dan raungan keras yang dibuat-buat oleh guru mereka.
"AHHHH!!" teriak yang lainnya, mereka langsung berlari kencang ke arah depan tanpa beraturan.
Sedangkan Ersya, dia tidak tau harus berbuat apa, dia sungguh kaget dan terkejut, namun untuk sesaat, dia tersentak saat tangannya di tarik oleh seseorang.
Deg.
Ingin rasanya Ersya melayang saat tangannya berpegangan dengan tangan pujaan hatinya, sang idolanya itu sangat tampan apalagi saaat menggenggam tangannya.
"Pegang tanganku, jangan melihat ke belakang." ucap Arhan tanpa melihat ke arah Ersya. Ersya langsung menganggukan kepalanya.
Terdengar jelas raungan hewan yang menggema di dalam hutan, sungguh tidak pernah terbayangkan oleh Ersya kalau dirinya akan berhadapan dengan hewan buas.
Kedua sisi rumput saling bergoyang membuat Ersya semakin erat memeluk lengan Arhan. "A-aku takut, kak!" cicit Ersya.
"Jangan berisik, pegang terus tanganku. Kita akan keluar dari sini," ucap Arhan, dia melihat sekeliling jalan yang sepertinya dia kehilangan jalan sebenarnya.
"Damn!"
Arhan dan Ersya salah jalan, keduanya kini terjebak di tengah-tengah hutan, mereka tersesat.
Ersya semakin ketakutan saat mendengar kembali suara rorongan serigala yang menggema di hutan. Dia menatap ke arah Arhan.
"Kenapa kita berhenti disini, kak? aku takut sekali,"
"Kita salah jalan, tunggu sebentar."
"Sa-salah jalan?" Kaget Ersya, dia melihat sekelilingnya yang baru tersadar kalau kini dia berada di tengah-tengah hutan.
"Bagaimana ini, kak? a-aku takut, hikss... mama..."
Arhan mengusap tangan Ersya, dia menatap ke arah Ersya. "Jangan takut, sebentar lagi orang-orang akan mencari dan membantu kita keluar dari sini." Arhan mencoba menenangkan Ersya yang tengah ketakutan.
Saat hendak mengambil ponselnya, Arhan kembali mengeram saat dia lupa membawa ponselnya.
"Kenapa, kak?"
"Aku lupa membawa ponsel, apa kamu membawa ponsel?"
Ersya menganggukan, dia memberikan ponselnya kepada Arhan. Namun seakan semesta tidak mengizinkan mereka keluar begitu saja, sinyal HP Ersya mendadak hilang, tidak ada sinyal, belum lagi batrai ponsel Ersya yang sedikit lagi.
Sedangkan itu, semua orang yang ada di area camping mendadak terkejut saat mendengar kalau Arhan dan Ersya menghilang, terlihat dari kelompok Varril yang kekurangan orang.
"Dimana mereka?" Tanya guru.
"Kami tidak tahu, pak! Tadi kami mendengar raungan keras dan itu membuat kami berlarian,"
"Astaga! Kenapa kalian bisa se-ceroboh itu? bukannya bapak sudah memberitahukan kalau itu hanya kejutan saja?!"
"Sudah-sudah, lebih baik kita sekarang bantu mencari Ersya dan kak Arhan. Hari sudah mulai gelap!" Ucap Varril, dia mengajak semuanya untuk mencari Ersya dan Arhan.
"Dimana kamu, sya? Kenapa kamu melepaskan genggaman tanganku?" Lirih Varril
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMIKU IDOLAKU
Romance"Kagumi saja dia sebagai idolamu. Jangan pernah berharap bahwa kamu dapat memilikinya." Kata itu yang selalu di ucapkan oleh Ersya setiap kali melihat idolanya. Namun, justru takdirnya berkata lain. Takdirnya berkata bahwa Ersya dapat memiliki idol...