Part 13

377 24 3
                                    

"Bu..." panggil Ersya, dia memanggil ibunya setelah mengetuk pintu rumahnya.

Tanpa menunggu lama, seorang wanita setengah baya membuka pintu rumah. Dia melihat putri nya yang sudah kembali, namun kini kembali dengan seorang suami yang ada di sampingnya.

Ersya menatap wajah ibu nya yang terlihat tidak seperti biasanya. Ersya tau kalau ibunya pasti sangat kecewa kepadanya. Ersya juga mengerti kalau ibunya pasti memikirkan banyak hal tentangnya.

"Kalian masuklah." ucap Ibu Ersya. Ia mempersilahkan putri dan menantu nya itu untuk masuk ke dalam rumahnya.

Ersya melirik Arhan seolah mengatakan kalau Arhan harus mengikutinya masuk ke dalam rumahnya. Arhan yang mengerti itu, dia langsung ikut masuk ke dalam rumah seseorang yang kini telah menjadi bagian dari hidupnya.

"Kalian istirahatlah, kalian berdua pasti sangat lelah." ucap Ibu Ersya tanpa melihat ke arah keduanya.

"Ersya, ambilkan baju Ayahmu untuk suamimu itu."

Ersya menganggukan kepalanya. Dia mengantarkan Arhan ke kamarnya sebelum mengambilkan pakaian ayah nya untuk di kenakan oleh suaminya itu.

"Ka-kakak masuk saja dulu, a-aku akan mengambil baju untuk kakak." ucap Ersya sambil menundukkan pandangannya. Dia tidak berani menatap wajah Arhan, sang idola sekaligus suaminya itu.

Setelah mengatakan itu, Ersya langsung menuju kamar ibunya untuk mengambil baju ayahnya. Sedangkan Arhan, dia terdiam di depan pintu yang terpandang sebuah kamar rapih, dia perlahan masuk ke dalam kamar tersebut.

Arhan menghentikan langkahnya setelah melihat isi kamar ini banyak foto-foto dirinya. Mulai dari foto saat dia kecil dan foto dimana sesaat namanya mulai naik saat itu. Sungguh tidak bisa dipercaya kalau dirinya ini sangat di idolakan oleh orang-orang.

Arhan tertuju kepada dinding yang letaknya tepat berada di samping jendela, dia membaca sebuah tulisan yang bertuliskan 'Arhan milikku'

Membaca itu, Arhan cukup terdiam. Sungguh seakan semuanya sudah seperti takdir yang tidak bisa di elakkan lagi, kini dirinya telah menjadi milik Ersya, wanita yang mengidolakannya.

Hampir semua isi kamar Ersya penuh dengan foto-fotonya. Dia bahkan melihat jam yang bertuliskan namanya, dan beberapa hiasan kamar yang di susun menyerupai inisial namanya.

"Kak..."

Arhan membalikan tubuhnya sesaat namanya di panggil. Terlihat Ersya yang sudah berada tepat di belakangnya dengan paper bag yang ada di tangannya.

"I-ini, kak. kakak mandi lah terlebih dahulu, setelah itu Ibu dan Ayah ingin berbicara dengan kakak." ucap Ersya. Dia menaruh paper bag itu di atas meja belajarnya. Dia meninggalkan Arhan di kamarnya.

Arhan meraih paper bag yang berisikan baju yang sangat pas ukurannya dengan tubuhnya. Dia masuk ke dalam kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya.

Setelah selesai, Arhan mengikuti Ersya ke meja makan untuk melakukan makan siang bersama kedua orangtua Ersya.

Ayah Ersya menyambut Arhan dengan baik, dia juga mempersilahkan Arhan untuk menikmati masakan istri nya itu.

"Makanlah dengan lahap, nak. Jangan sungkan-sungkan." ucap Ayah Ersya.

Arhan tersenyum kecil. "Iya, om."

Mereka makan siang tanpa ada nya percakapan apapun, sampai setelah selesai makan siang. Mereka semua berkumpul di ruang keluarga.

Ayah Ersya menatap Arhan dan Ersya secara bergantian seolah sedang mencari kebohongan di antara keduanya.

"Ayah tau kalian masih sangat muda, tapi kalian telah menikah. Ayah mohon untuk menjaga pernikahan kalian," Ayah Ersya menatap ke arah Arhan. "Dan untuk kamu, Arhan... ayah mohon untuk menjaga Ersya dengan baik, perlakukan dia dengan baik jaga putri ku."

Arhan menatap ayah Ersya. Dia merasakan kalau laki-laki setengah baya itu telah mempercayainya untuk menjaga putri nya.

"Aku akan menjaga dia dengan baik, tapi aku minta satu hal. Jangan beritahukan kepada siapapun status pernikahan ini,"

SUAMIKU IDOLAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang