Tok tok
"Masuk" seru Jeno tanpa mengangkat kepalanya dari pekerjaan rumah miliknya. Siapapun yang datang di rumah ini tak ada yang membuatnya antusias.
Segera pintu terbuka memperlihatkan sosok pemuda dengan rahang tegas berwajah tampan masuk ke dalam kamarnya.
"Mama nyuruh lo turun" suara tersebut tak terlalu berat juga tak terlalu ringan namun memiliki perasaan menggelitik saat mendengarnya.
"Apa?" Tanya Jeno acuh.
"Mama mau ngomong" ulang Mark.
"Ngomongin apa? Ngomongin Ginjal gue?" Nada suara Jeno tak berfluktuasi sama sekali, itu tenang tanpa emosi. Seakan bukan membicarakan tentang dirinya sendiri.
"Jen, Jaemin perlu Ginjal lo, lagipula satu Ginjal gak bakalan bikin lo mati!" Mark yang mulai kesal sedikit menaikkan suaranya.
"Itu lo tau satu ginjal gak bakalan bikin orang mati, kalo gitu biarin Jaemin punya satu Ginjal" balas Jeno memutar kursi belajarnya menghadap sosok yang tertulis sebagai Kakak nya tersebut.
Mark tercekat, dia tak tau harus mengatakan apa untuk menyanggah ucapan Jeno. Dia juga tau, tapi orang tua juga dirinya ingin Jaemin sempurna dan tetap sehat tanpa kekurangan.
"Dia sodara lo! Harusnya lo ngalah!"
"Sodara? Dia sodara gue atau gue bank organnya dia?" Jeno mencibir. Dia tak menyangka keluarganya begitu tak tau malu!
"Jeno!" Seru Mark lantang. Jeno hanya mendengus melanjutkan untuk menulis pekerjaan rumahnya. Namun tak lama dia bersuara kembali.
"Gue bakalan kasih Ginjal gue asal dengan satu syarat"
"Apa?" Mark menyipitkan matanya curiga.
"Keluarin gue dari Kartu Keluarga, buatin Gue Kartu Keluarga sendiri, kasih gue duit cukup buat hidup sendiri" Jeno kembali menatap Mark.
"Gimana?"
Mark terdiam sejenak, Jaemin sudah hampir di masa kritis, Dokter meminta untuk cepat mencari Donor atau mau Ginjalnya di angkat saja. Tapi menurut sikap kedua orang tuanya yang sangat menyayangi Jaemin, sepertinya permintaan Jeno tak akan menjadi masalah.
"Oke!" Akhirnya Mark lebih memilih untuk setuju.
"Hm, bilang aja kapan mau operasi. Kalo udah gak ada yang mau di omongin keluar" Jeno kembali berkutik dengan bukunya, di matanya terlihat sinar kecewa dan bibirnya membentuk garis lengkung yang mencela diri sendiri.
"Mama udah bilang Operasi Lusa. Di Rumah Sakit xxx" Jeno mengangguk kembali mendengarkan pintu tertutup barulah dia meletakkan penanya, menundukkan kepalanya di lipatan tangannya.
"Ternyata gini rasanya jadi anak Kembar Heterofaternal Superfekundasi" lirihnya tertawa miris.
( Kembar Heterofaternal Superfekundasi adalah dimana dua sel sperma dan dua sel telur berbeda yang berarti mereka satu ibu berbeda Ayah, biasanya yang seperti ini saat melahirkan anak kembar waktunya akan berjarak beberapa hari dari anak kembar pertama dan anak kembar kedua. Dalam cerita saya yg Im Is Young Mom juga ada Kembar seperti ini di bagian akhirnya )
Awalnya Jeno tak pernah berfikir bahwa dia dan saudaranya adalah saudara tiri, tetapi saat usianya 12 tahun dia tak sengaja mendengar perdebatan orang tuanya yang mengatakan bahwa dirinya adalah anak haram. Sejak itu dia tau mengapa semua memperlakukannya secara berbeda.
Dia penasaran siapa Ayah kandungnya, tetapi menemukannya atau tidak bukankah tetap sama saja? Bagaimana jika Ayah kandungnya sudah memiliki keluarga juga? Dia akan selalu di perlakukan tidak adil pastinya. Mengapa Jaemin memiliki nama depan yang berbeda? Dan bukannya Lee? Itu karna dia menggunakan nama depan ibunya yang bernama Na Yura. Dan kakaknya menggunakan nama depan Ayahnya Lee Mark. Dirinya? Dirinya hanya orang tambahan yang dengan murah hati di beri nama depan.
Drrttt Drrttt
Tepat pada saat ini ponsel di atas meja bergetar mengalihkan fikiran Jeno.
Soobin is calling...
Melihat nama sang penelfon dia buru buru menjawab panggilan tersebut.
"Halo?"
'Malam Jen'
"Malam juga Bin"
'Lagi apa? Aku gak ganggu kan?'
"Tadinya lagi ngerjain tugas Sekolah, tapi gak ganggu sama sekali"
'Tugas Matematika tadi siang?'
"Iya nih"
'Mau aku bantu? Beralih ke Video aja ya?'
Belum sempat Jeno menjawab, Soobin sudah mengirim permintaan Video, pada akhirnya dia menyetujuinya. Segera layar berubah, memperlihatkan sosok tinggi di seberang layar tengah duduk bersandar di kepala tempat tidur dengan rambut yang masih meneteskan air juga kaos tipis longgar memperlihatkan tulang selangkanya yang putih. Telinga Jeno langsubg memerah, mengapa Soobin sangat sembrono?! Dia yang malu.
Melihat pihak lain tersipu di layar, Soobin terkekeh pelan malah semakin memperlihatkan dada berisinya.
"Soobin!" Seru Jeno melotot, Pria ini sekarang semakin berani!
'Iya Sayang...' Jawab Soobin lembut, bibirnya tersenyum geli melihat Jeno kesal.
Jeno mendengus menyandarkan ponselnya di posisi yang pas agar dapat memperlihatkan dirinya juga bukunya dengan jelas.
"Jadi kenapa nelfon?"
'Loh? Masa nelfon pacar sendiri gak boleh?'
"G-gak gitu maksudnya!" Bantah Jeno gugup, dia sedikit tak dapat berkata kata sekarang.
'Lucu banget Pacar aku~' Goda Soobin tertawa pelan.
"Huh!" Jeno membuang wajahnya memilih sibuk dengan pekerjaan rumahnya sambil menyembunyikan rona merah di wajahnya. Padahal Soobin dapat melihat bahwa telinga hingga lehernya merah semua.
'Aku telfon karna tiba tiba kepikiran kamu, aku ngerasa kurang nyaman dan buru buru nelfon' kali ini Soobin berbicara dengan nada serius. Jeno yang mendengarkan sedikit terdiam. Apakah Soobin ini pendeteksi masalahnya? Bisa bisanya dia merasakannya.
"Memangnya kamu pikir aku kenapa?" Pancing Jeno mencoba mengorek isi fikiran Soobin.
'Aku fikir kamu bakalan tiba tiba sakit karna terlalu seneng pacaran sama Aku'
Jeno : "..." Oke entah sejak kapan Soobin menjadi senarsis ini...
Melihat ekpresi terdiam Jeno, mau tak mau Soobin kembali terkekeh pelan, senang rasanya menjaili Jeno. Dia baru tau kalau Jeno mudah tersipu.
"Diam! Ntar Aku marah!" Peringat Jeno melotot kesal. Soobin jadi mengesalkan! Sudah narsis, jail, bikin kesal intinya.
'Pffttt' mendengar teguran lucu Jeno Soobin menahan tawanya, mengapa pacarnya lucu sekali? Rasanya dia ingin mengarunginya lalu membawanya pulang untuk di miliki sendiri.
"Soobin!" Entah hanya pendengarannya atau Soobin merasa suara Jeno sedikit bergetar. Dia menyipitkan matanya melihat Jeno mengusap matanya dengan bibir cemberut.
'Eh? Loh? Lah? Kok nangis? Astaga, aku bercanda Sayang, gak lagi beneran!' seru Soobin dengan panik, dia ingin membantu Jeno mengusap air matanya tapi apalah daya Jeno hanya layar sekarang ini.
Jeno tak bisa marah, beginilah dia kalau marah yaitu menangis. Dia malu dan kesal karna terus di jaili oleh pacar barunya itu dia jadi ingin marah hingga menangis, padahal dia jarang menangis semenjak Remaja.
"Ntah" ucap Jeno serak.
"Males" lanjutnya langsung mematikam panggilan.
Soobin di sisi lain : "..." ANJING ASGSJSBISNSHE BARU PACARAN GAK MUNGKIN PUTUS KAN?!
Biarlah Soobin panik seorang diri berjalan mondar mandir di kamarnya. Tapi untungnya ketika menelfon lagi Jeno menjawabnya membuatnya menghela nafas lega.
Untung gak jadi putus...
Yoitttt
Waduh parah banget kamu bin! Ntar tak kasih ke orang lain loh Jenonya😔☝🏻
See u~
![](https://img.wattpad.com/cover/330119897-288-k171556.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Circle Of Destiny ✓
AcakJeno dan Jaemin adalah saudara kembar, tetapi mengapa kehidupan mereka sangat berbeda? Bxb Soobjen Hyuckno Jeno x all