"Maaf, Pasien kehilangan banyak darah dan tengkoraknya retak hingga pasien tak dapat di selamatkan"
Bagai di sambar petir, Kaki Jeno melunak dan pandangannya menggelap setelah mendengar ucapan Dokter.
"Ah?! Suster! Tolong Brankar Dorong!" Seru Dokter menopang tubuh Jeno dengan cemas. Seorang Suster buru buru berlari tak lama kembali dengan brankar dorongnya, mendorong Jeno ke ruang pemeriksaan.
"Tolong hubungi keluarga Pasien yang telah meninggal setelah polisi datang!" Titah Dokter sebelum memeriksa Jeno.
"Baik Dok, kalau begitu saya permisi" Suster mengangguk mengerti lalu pergi. Tak lama Polisi datang dan pihak keluarga langsung di hubungi oleh Polisi.
Di sisi lain, Yeonjun yang tertidur nyenyak terganggu oleh dering ponselnya. Dengan mengantuk dia meraih benda pipih tersebut lalu mengangkat panggilan.
"Hallo?"
'Dengan Keluarga Choi?'
"Ah? Iya. Ada apa Ya?" Yeonjun melirik jam 01.00 dini hari.
'Kami dari pihak kepolisian ingin menyampaikan Bahwa keluarga anda yang bernama Choi Soobin mengalami Kecelakaan dan di larikan ke Rumah Sakit. Tetapi pihak Rumah Sakit tidak sempat menyelamatkannya karna kehabisan darah. Mohon silahkan datang ke Rumah Sakit xxx'
Brak!
Ponsel tersebut jatuh begitu saja, Yeonjun menyentuh dadanya yang naik turun, dia merasa sesak. Buru buru dia meraih jaketnya dan mendobrak pintu kamar Beomgyu. Mengangkat Beomgyu begitu saja.
"GYU! SOOBIN KECELAKAAN! KE RUMAH SAKIT SEKARANG!" Teriak Yeonjun panik.
"HAH?!"
Beomgyu yang tadinya masih mengantuk langsung membuka lebar matanya, buru buru mengambil jaket mengikuti Yeonjun turun.
Berkendara dengan kecepatan di atas rata rata, keduanya segera tiba di Rumah Sakit dan langsung lemas ketika Yeonjun kembali mendengar kata tak terselamatkan dari mulut Dokter.
"Soobin..." Gumam Yeonjun menatap kosong, wajahnya pucat dia menopang tubuhnya pada dinding sedangkan Beomgyu tertegun di tempat, dia diam cukup lama dengan tangan gemetar.
"D-Dok... Bagaimana dengan Kak Jeno...?" Lirih Beomgyu menatap Dokter suaranya bergetar.
"Maksud Anda pemuda berwajah manis? Ah dia pingsan saat mendengar kabar duka dan sedang berbaring di ranjang rawat" jelas Dokter.
"Maaf saya masih memiliki urusan jadi Saya pergi dulu" Dokter pergi meninggalkan keduanya untuk menenangkan diri.
Yeonjun yang juga mendengar bahwa Jeno pingsan semakin merasa bahwa pandangannya mengabur namun dia dengan keras kepala menjaga kesadarannya.
"B-Bang..." Beomgyu tak tahan lagi dan mulai menangis, Saudara keduanya... Dia tak sanggup, padahal baru tadi malam mereka makan malam bersama sambil bercanda, tapi... Air matanya mengalir semakin deras duduk di kursi tunggu dengan bahu gemetar hebat.
"Gyu..."
Sakit, Yeonjun merasa jantungnya di cubit oleh tangan tak terlihat. Mereka bertiga hidup saling menopang dan saling menguatkan, tetapi sekarang... Mengapa? Mengapa adiknya pergi secepat ini? Soobin baru saja menginjak usia 16 tahun bulan lalu... Apakah kenyataan sekejam ini?
Dan Jeno... Dia tau seberapa tergantungnya Jeno pada Soobin, dia tak sanggup melihat akan seperti apa Jeno tanpa Soobin nantinya. Ayahnya meninggal karna Depresi atas meninggalnya Ibunya, lalu apakah Jeno akan mengalami nasib yang sama...? Tidak! Dia tidak tahan jika terus kehilangan orang orang terdekatnya seperti ini. Dan sekarang dia bingung harus bagaimana kedepannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Circle Of Destiny ✓
AlteleJeno dan Jaemin adalah saudara kembar, tetapi mengapa kehidupan mereka sangat berbeda? Bxb Soobjen Hyuckno Jeno x all