. Rumah Soobin .

1.9K 201 24
                                    

Jeno turun dari bangku berdiri di hadapan Soobin yang sudah mengukurkan tangan untuk menurunkan celana olahraga Jeno. Walau tau Jeno masih mengenakan celana pendek tipis di dalamnya, tapi dia masih tak berani melihatnya dan terus menundukkan pandangannya membantu memasangkan bawahan seragam milik Jeno dengan hati hati.

Melihat betis serta kaki jenjang putih di hadapannya, Soobin menggigit giginya untuk tetap sadar. Dia tak tertarik melihat tubuh orang lain, namun melihat tubuh Jeno membuatnya selalu ingin menyentuhnya lagi lagi dan lagi seperti sekarang ini kulitnya selalu bersilangan dengan kulit di kaki Jeno.

Selesai menaikkan resleting Jeno, Soobin lanjut memasangkan sabuknya diam diam menghela nafas lega karna berhasil tenang. Namun apa itu tenang? Shit!

Jeno malah melemparkan dirinya kepelukan Soobin! Di saat genting ini!. Dia mencari posisi nyaman duduk di paha Soobin dengan kedua tangan mengalung di leher pemuda tinggi tersebut.

Soobin : "..." Kuatkan diri ini wahai Viel.

( Hohoho Boy~) ¯⁠\⁠_⁠(⁠ ͡⁠°⁠ ͜⁠ʖ⁠ ͡⁠°⁠)⁠_⁠/⁠¯

"Jeno..." Suara Soobin terdengar tak berdaya, pacarnya menjadi manja setelah pertengkaran. Ternyata memang benar kata orang, pertengkaran adalah cara mempererat hubungan dengan cara extream.

Bukannya menjawab, Jeno malah terus menatapi wajah tampan kekasihnya tersebut, mengulurkan jemarinya untuk membelai matanya, hidungnya hingga berhenti di bibir unik Soobin. Soobin sendiri sudah kaku. Mengapa Jeno seperti mabuk?! Sangat aneh!

Tapi yang terjadi berikutnya adalah...

Plak!

Soobin : "..."

Viel : "..." ?

Jeno : "..." F* Dominan!

Tidak tidak, Jeno tak menampar Soobin sama sekali, dia hanya menepuk pipi Soobin dengan pelan.

"Aku mau main ke rumah kamu" celetuk Jeno menyandarkan tubuhnya di dada Soobin dengan manja.

Soobin : "..." T-Thor...?

Viel : "..." K-k-k-kkkkenapa Bbbbin? [Angkt bban] ʕ⁠´⁠•⁠ ⁠ᴥ⁠•̥⁠'⁠ʔ

Soobin : "..." Ini... Ini si Jeno gak akan lo buat ngadu ke A-Abang gue k-kkan?

Viel : "..." /Menghilang

"Kamu mau ngapain ke rumah?" Tanya Soobin was was, dia memutar otaknya mencoba mengingat ingat apakah Kakaknya ada di rumah, setelah diingat untung saja Kakaknya hari ini akan sibuk di kantor hingga malam hari dia menghela nafas lega.

"Mau main" jawab Jeno menusuk nusuk pipi Soobin menggunakan jari telunjuknya. Entah sudah bel masuk atau belum, tapi keduanya sedang menikmati suasana berduan ini di ruang ganti.

"Bang Yeon gak ada di rumah, Adek aku juga hari ini ada kegiatan di Sekolah, aku di rumah sendiri. Yakin mau main?" Soobin mencoba membuat Jeno mengurungkan niatnya, tapi Jeno malah menggeleng.

"Gamau, aku tetep mau main!" Serunya cemberut. Jika sudah begini dia bisa apa? Soobin hanya dapat menghela nafas tanpa daya.

"Oke oke, sekarang ke uks dulu obatin luka kamu abis itu ke kelas"

"Okey!"

Keduanya menuju kelas dengan Jeno menggenggam tangan Soobin mengayunkannya dengan riang. Soobin di sampingnya hanya dapat tersenyum memanjakan melihatnya terlihat senang.

.

Seperti janji, pulang sekolah Soobin dan Jeno berjalan dengan Jeno yang minta di gendong di punggungnya. Soobin hanya dapat pasrah akan sikap aneh Jeno sejak dia marah di Sekolah tadi.

"Aku tak tau harus gimana lagi~
Untuk mencoba buatmu senyum lagi~
Semuanya ku coba... Tapi tetap tak bisa~" Jeno bernyanyi sambil menggoyang goyangkan kakinya yang menggantung bebas, mengggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan dengan dagu di bahu Soobin terlihat santai dan penuh kebosanan.

"Aku tau dia hancurian hatimu~
Dan membuatmu tak bisa utuh lagi~
Tapi aku berbeda... Beriku kesempatan~
Tetapi saatku... Juga ada batasnya~
Sebaiknya ku bisa menyerah juga~

Dia masa lalumu~
Aku masa depanmu~
Dia hancurkan kamu~
Ku susun kembali hatimu~

Tapi mengapa... Kamu~
Masih terpenjara bayangnya~
Aku sungguh cinta...
Tapi mungkin kamu yang... Bodoh~"

Mendengarkan lagu galau tepat di telinganya, mau tak mau Soobin mengerutkan keningnya, apakah ini tanda Sub yang merasa tersakiti? Tiba tiba dia menjadi cukup terdiam.

"Ubin, kok makin lelet jalannya?" Keluh Jeno cemberut.

"Kamu b-" hampir saja Soobin ingin mengatakan berat, namun mengingat pacar orang orang yang tak suka di katai berat dia dengan cepat membungkam mulutnya.

"Aku kenapa?" Tanya Jeno bingung.

"Enggak, aku cuma capek, bentar lagi kita sampe kok tenang aja. Kamu nyanyi aja lagi nyanyi yang lebih galau" elak Soobin mempercepat langkahnya kembali. Jeno yang orangnya memang mudah percaya mengangguk melanjutkan bernyanyi lagu yang lebih galau lagi. Hingga hampir membuat Soobin tak dapat berkata kata lagi saat mendengarnya.

Tak lama keduanya tiba di sebuah rumah besar namun tak terlalu mewah, Soobin menurunkan Jeno membuka kunci pintu laku mengajak Jeno masuk ke dalam rumah sebelum mengunci pintu kembali, para saudaranya sudah punya kunci masing masing, jadi tak masalah.

"Aku mau ganti baju, kamu mau nunggu di ruang tamu atau ikut?"

"Ikut!" Seru Jeno cepat. Soobin menghela nafas panjang sudah menduganya. Jadi dia membawa Jeno ke kamarnya.

Jeno mengamati seisi kamar Soobin, itu bernuansa abu abu, tak banyak barang di dalam, hanya tempat tidur king size, meja belajar, lemari baju, meja panjang dengan pc lengkap di atasnya juga alat elektronik lainnya, nakas di samping tempat tidur, pintu ke kamar mandi, hanya itu, sangat sederhana yang mahal. Yap tak semua sederhana itu murah.

"Duduk aja di kasur, Aku mau ganti dulu" Soobin mempersilahkan Jeno untuk duduk sembari mengambil pakaian kasual dari lemari. Jeno mengangguk langsung melemparkan dirinya ke atas tempat tidur milik kekasihnya tersebut.

Hangat dan nyaman itulah yang dia rasakan, Jeno memejamkan matanya dengan nyaman hingga tanpa sadar dia tertidur lelap. Saat Soobin keluar dari kamar mandi, pemandangan yang di lihatnya adalah wajah polos Jeno yang tengah tertidur nyenyak di tempat tidurnya.

"Hahhh... Aneh aneh aja..." Soobin tersenyum lembut membelai wajah tertidur Jeno dengan ringan. Entah mengapa tingkah Jeno seharian ini sangat aneh semenjak mereka bertengkar, Jeno menjadi semakin manja padanya.

"Ubin..." Gumam Jeno mengerjabkan matanya beberapa kali mencoba memperjelas pandangannya. Lihat bahkan panggilannya sudah beda.

"Hum?" Gumam Soobin penuh kasih. Jeno duduk menghadap Soobin yang duduk menghadapnya di pinggir tempat tidur dengan wajah mengantuk.

Dia beringsut merangkulkan tangannya di leher Soobin lalu perlahan naik ke pangkuannya.

"Ubin..." Guman Jeno menyendarkan kepalanya di dada pemuda tinggi tersebut.

"Iya Sayang..." Soobin melingkarkan tangannya di pinggang Jeno menyamankan posisinya agar tidak jatuh sesekali mengecup kening Jeno.

Hening...

Kali ini Jeno hanya diam membuat Soobin mengira bahwa dia tertidur tapi saat dia menunduk ternyata pemuda manis tersebut tengah mendongak menatapi wajahnya dari bawah dagu.

Tangan ramping Jeno terulur meraih rahang juga pipi Soobin menariknya agar menunduk lalu menempelkan bibirnya pada bibir milik Soobin.

Soobin tercengang, dia menatap mata Jeno namun pihak lain menutup matanya seakan sedang ingin menikmati ciuman ini. Tubuhnya langsung terasa tegang, tenggorokannya tiba tiba kering dan panas mau tak mau melumat bibir Jeno mendorong tengkuk Jeno untuk memperdalam lumatannya.

















Yoittt

Um... Gimana ya ak bilangnya🚶🏻
PART DEPAN BAKALAN DI UP JAM 13.00 WIB, DAN JAM 14.00 WIB BAKALAN VIEL UNPUB YA, KARNA ADEGAN NC🚶🏻, BUAT YG KETINGGALAN KALIAN BISA BACA DI CH TELE PRIVAT VIEL!!!

See u~

Circle Of Destiny ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang