✨ Beberapa bulan kemudian.
Hallstat, Austria. ✨Lelaki bermata coklat keemasan tersebut berjalan cepat di pinggiran trotoar, sewaktu angin sepoi-sepoi musim semi yang tidak terlalu hangat menampar lembut wajahnya, rambut lurus sepanjang bahu dan berwarna sekelam jelaga miliknya berterbangan, ia segera memasukkan kedua tangannya ke dalam saku depan coat abu-abu berbahan wol sembari meringis akibat kedinginan. Hallstat memang kota kecil di atas Austria yang sangat bersahabat, meski begitu musim dingin disini bertahan jauh lebih lama ketimbang musim-musim selanjutnya. Sepasang boot hitam kulit bermerk miliknya berbelok sewaktu dia menemukan tikungan pertama, lantas ia berjalan memasuki sebuah kafe yang terkenal atas kelezatan topfenstrudel, alias sejenis pastry berisi buah-buahan dan kismis, kudapan khas negara yang terkenal akan keindahan ragam pegunungannya tersebut. Tak beberapa lama kemudian pria itu sudah keluar lagi dari toko dengan kedua tangan sibuk membawa kantung kertas coklat beraroma kayu manis serta buah-buahan panggang yang bisa membuat siapapun yang dilaluinya jadi menoleh karena tergiur.
Pria itu terus berjalan sambil sesekali mempercepat langkah, kadang-kadang kepalanya ditolehkan ke arah kanan, tempat di mana deburan ombak dari danau Hallstatter terdengar lebih kencang dari biasanya. Ia melihat beberapa anak kecil berseragam sekolah berlarian sambil memegang es gelato di tangan mereka, salah satunya membawa permen madu berbentuk hati sebesar kepalan tangannya, lalu tak lama kemudian keempat bocah cilik tersebut dikejar-kejar oleh gurunya, lelaki berumur paruh baya, sambil berteriak kalau mereka akan ditinggalkan bis sekolah jika tidak mau menurut, membuat keempat anak sekolah itu memberengut kesal serta menyudahi acara main mereka. Senyum tipis terbit di wajah lelaki dalam busana halter neck hitam lengan panjang yang membalut badan ramping namun cenderung kekar miliknya dengan sempurna. Kejadian yang barusan dilihatnya mampu membuatnya tergelitik dan akhirnya dia tertawa.
Ya, tawa.
Sungguh betapa unik hidup manusia, dirinya yang dulu tak akan mungkin bisa tersenyum hanya karena hal-hal kecil seperti barusan, bibirnya baru bisa menyunggingkan senyum jika berhasil mencapai target ambisinya, namun sekarang.....
Kehidupan telah mengubahnya. Apa yang ia kira berada di titik terbawah justru telah membuka mata serta hatinya. Bukan hal mudah memang, ada begitu banyak pergulatan serta pertarungan dalam hati. Namun yah....jika kalian mempercayai keberadaan Sang Pencipta maka kalian juga harus yakin bahwasanya seburuk apapun manusia, sekelam apapun jiwa mereka, mereka bakal bisa bertaubat.
Dalam kasus lelaki ini, dengan catatan manusia tersebut membuka diri atas sentuhan tangan Tuhan.
Baru beberapa meter melangkah, seseorang menyapanya dari sisi pejalan kaki tempatnya berjalan. "Guten Morgen, Herr Alderich, wollen sie wieder in die kirche gehen? ( Selamat pagi Tuan Alderich, mau pergi ke gereja lagi?)".
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] REHEATED HEART ( #01. Heart Series).
RomanceDua tahun lalu Ilonka meminta bercerai dari suaminya karena salah paham. Namun takdir mempertemukan lagi keduanya di masa sekarang sebagai klien. Kellan, mantan suaminya mencoba meminta diberi kesempatan kedua serta menunjukkan penyesalannya. Ilonka...