💜 REHEATED HEART : 12.1 💜

261 18 3
                                    

Sofia menyaksikan sendiri sewaktu gudang tempat Kellan dan Ilonka disekap, meledak masih dalam jarak jangkau terbilang aman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sofia menyaksikan sendiri sewaktu gudang tempat Kellan dan Ilonka disekap, meledak masih dalam jarak jangkau terbilang aman. Ia bertepuk tangan heboh sambil tertawa gembira dari jok kursi pengemudi sebuah sedan biru metalik sewaan atas nama Archel. Matanya berbinar ceria, dadanya bergemuruh oleh rasa riang tak terkira.

"Akhirnya, sekali tepuk, dua lalat dapat!" Ucapnya keras sembari memegangi perutnya akibat tertawa terlalu keras.

Sofia meluruskan lengan, menggenggam erat tepian setir sambil kini memicingkan kedua netra. Senyum tipis licik tergambar di wajahnya. "Bagus, sekarang tinggal menyelesaikan rencana. Setelah itu aku bisa hidup bebas semauku dan berkeliling dunia" pungkasnya seraya mengulum senyum puas.

Sofia terlalu larut pada euforia kemenangannya sampai-sampai tak menyadari pergerakan dari jok mobil belakang. Dia lengah dan ketika tahu sudah terlambat, sosok itu menempelkan benda besi yang terasa dingin ke arah leher bagian atasnya. Terlalu lekat dengan kulit hingga Sofia yakin jika dia bergerak barang sedikit saja maka lehernya bisa robek seketika.

"Apa membunuhku juga ada di dalam rencanamu? Hmn...?".

Suara serak dan dalam milik Archel Wang bergema. Sofia kaget setengah mati, jantungnya serasa melorot dari dalam rongga, ia terlalu takut bergerak hingga tak bisa menoleh untuk memastikan. Akan tetapi orang tersebut memang Archel. Sofia bisa melihat pantulan bagian atas wajah lelaki itu melalui kaca spion depan yang setengah mengarah kepadanya.

"Nggak mungkin, bagaimana kamu bisa....".

"Kabur? Sofia oh Sofia, semestinya kalau belajar dariku jangan setengah-setengah sayang" ucap Archel tepat diluar daun telinga Sofia.

Kalau biasanya Sofia bakal terangsang jika Archel melakukan hal tersebut kali ini berbeda, dirinya justru merinding. Kalimat yang diucapkan Archel dipenuhi oleh nada mengancam dan tanpa perlu melihat secara langsung Sofia bisa merasakan kemarahan yang terpancar jelas melalui aura adik Ilonka tersebut.

Menelan saliva, keringat dingin mulai bercucuran memenuhi dahi Sofia. "Sayang aku bisa jelaskan semuanya, sumpah aku nggak ada niatan buat menyakitimu, aku hanya ingin ingin menahan mu selama mungkin di rumah rahasia sampai aku menyelesaikan rencanaku. Setelah ini semua usai aku juga berniat menjemputmu lalu membawamu pergi ke tempat baru dimana kita bisa hidup berdua, bahagia selamanya".

"Bahagia kamu bilang? Berdua??? Jangan gila Sofia kebahagiaanku bukanlah bersamamu, sejak dulu kamu tahu itu! Sumber duniaku cuma Ilonka, kakakku dan kamu dengan tololnya sudah merenggutnya dariku! Melemparnya ke jurang neraka di depan sana!" Archel membentak, berteriak tepat di luar gendang telinga Sofia hingga perempuan tersebut nyaris terlonjak dari atas kursinya jika saja belati tajam sedang tidak menahan lehernya. Telinga Sofia seketika berdengung kencang, terasa sakit.

"Sekarang cepat kendarai mobil ini dan melaju lah ke arah sana!"  Perintah Archel sambil menuding cepat ke arah depan memakai tangan yang bebas.

Sofia membelalak. "Menembus ledakan dan kobaran api?! Kamu sudah sinting ya!".

"Kamu pikir aku bercanda!"

Sofia nekad menoleh meski sadar ujung tepian belati yang tajam menggores kulitnya. "Aku nggak mau! Kita bisa mati!".

Jlebh!

"Arghhh!!!".

Sofia memekik kesakitan sewaktu Archel tanpa belas kasihan menghujamkan ujung pisau ke atas bahu kirinya.

"Iblis!" Sofia menoleh ke belakang dengan marah.

Hanya untuk mendapati raut muka Archel lebih mengerikan dari kemarahannya. Sepasang mata coklat yang biasanya selalu memberinya tatapan hangat itu telah berubah menjadi penuh kebencian, tak ada lagi kasih sayang, netra Archel memerah, bara api tampak menyala disana. Archel cuma memberinya pandangan keji dipenuhi hawa nafsu membunuh. Hati Sofia langsung hancur melihatnya. Ia sangat mengenal lelaki itu, sekarang Archel sedang dalam kondisi tak bisa diajak bernegosiasi dan pria itu bisa membunuhnya dalam kedipan mata tanpa ampun jika dia memang mau.

"KAMU YANG SETAN! BISA-BISA MENGKHIANATI KU SERTA MENJERUMUSKAN KAKAKKU KE DALAM LUBANG PENUH API! SEBAIKNYA SEKARANG JUGA CEPAT JALANKAN MOBIL ATAU AKU BERSUMPAH SOFIA BERIKUTNYA UJUNG PISAU INI AKAN MENANCAP TEPAT DI JANTUNGMU!!".

Archel berteriak tepat di depan wajah wanita itu, menyebabkan seluruh keberanian Sofia luruh seketika. Sofia memang sudah cukup sering melihat sisi monster lelaki yang ia cintai namun baru kali ini Archel benar-benar menunjukkan kemarahannya kepada dirinya.

Air mata Sofia langsung meleleh, tanpa perlu pisau pun, kini jantungnya seolah meledak akibat patah hati juga ketakutan. Tak punya pilihan lain, dengan seluruh badan gemetar Sofia mulai menyalakan mesin serta menginjak pedal gasnya.

"Terus melaju! Lewati api sialan yang sudah kamu ciptakan itu sendiri! dan jika kamu sampai berhenti sebelum ku perintahkan aku bersumpah akan menyetir sendiri dengan mayat mu berada di dalam sini!!" Hardik Archel sembari menatap lurus ke arah depan dan satu lengan masih melingkari bahu Sofia, mengarahkan belatinya lagi yang kini ujungnya sudah berlumuran darah wanita itu ke lehernya.

Satu tangan Sofia mengusap kasar air mata di wajah hingga kering, semua kekecewaan juga sakit hatinya perlahan surut digantikan amarah yang bertambah besar menjadi kebencian.

'Semua ini karena Ilonka sialan itu!'.

Dewi Batin Sofia berteriak frustasi.

Kendaraan mulai melaju. Sofia terus menambah kecepatan sementara Archel terus saja berteriak tepat di samping wajahnya.

Sofia melirik speedometer, kalau begini caranya mereka bisa meledak meski bisa melewati kobaran api di depan gudang.

"TAMBAH LAGI!!".

Sedikit lagi mereka akan melewati cincin api.

"Persetan!!!" Jerit Sofia.

Kakinya menekan pedal sekeras dia bisa sembari menutup mata. Sofia mampu merasakan seluruh isi perutnya seolah melesak dan badannya melesat ke atas.

Bagai dalam adegan di film-film aksi. Sedan biru tersebut melayang menembus kobaran api, sebelum akhirnya tenggelam ke dalam kabut gelap nan pekat dibarengi suara tabrakan kencang memekakkan telinga.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sori ya bab ini pendek banget, sebetulnya ini satu kesatuan bab panjang tapi banyak typo di bagian berikutnya dan saya sempet2in publish di sela-sela jam kerja 😭😭 saya usahakan bisa update lagi secepatnya karena juga kepengen karya yang ini selesai. Selamat membaca semua. Warm and regards 💕.

[COMPLETED] REHEATED HEART ( #01. Heart Series).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang