Begitu keluar dari kamar, Archel mendapati Sofia yang rupanya sejak tadi menunggunya diluar kamar langsung mengkonfrontasi dirinya."Kau sudah gila ya? Apa yang baru saja terjadi di dalam sana?!" Sofia lebih mirip membentak daripada bertanya. Wanita itu berusaha menyamakan langkah dengan Archel.
Archel tidak langsung menjawab, sadar kalau mereka menjadi pusat perhatian para penjaga di sepanjang lorong lantai dua penthouse nya. Archel berjalan santai memasuki ruang kerjanya sementara Sofia masih terus saja mengomel.
"Archel kau dengar aku tidak sih?! Jawab pertanyaan...".
Bruakh!.
Brukk....Archel membanting pintu keras-keras lalu mendorong kasar Sofia hingga tubuhnya menabrak dinding. Sofia mengaduh, tapi mengabaikan kesakitan wanita itu dengan kejamnya Archel mencengkram erat satu pundak Sofia hingga punggungnya semakin menabrak pembatas ruangan berbahan bata dibelakangnya.
"Arch....sakit..."erangnya lirih.
Tangan Archel yang lain mencengkram kuat-kuat dagu Sofia, membawa wajah mungil berahang bulat miliknya hingga mata mereka saling berhadapan. Hati Sofia seketika menciut melihat kemarahan mutlak menguasai sepasang netra coklat muda lelaki di depannya.
"Sudah kubilang bukan, berhenti mengurusi masalahku. Kita memang punya target sama namun sejak awal tujuan berbeda. Aku telah berusaha menepati semua janjiku padamu. Memberimu keadilan juga kekayaan yang mungkin belum pernah bisa diraih oleh mendiang orangtuamu sebagai kompensasi atas kematian mereka, tapi jika kau terus menerus merengek dengan manja serta meminta jantung padahal sudah kuberi ginjal, maka aku tak akan segan untuk menyingkirkan mu".
Archel mengucapkan setiap kata pada kalimatnya barusan secara tegas, lugas, dan tidak ada keraguan sama sekali. Sofia terbelalak, pupil nya melebar, dia tahu Archel selalu memiliki sisi gila namun Sofia tak pernah menyangka lelaki yang selalu dipujanya justru akan mengancamnya. Tanpa berkedip Archel terus melihat ke sepasang iris Sofia, menusuknya dengan sorot matanya. Jantung Sofia berdegup kencang, cemas mulai merayap naik dari dasar perutnya. Bertanya-tanya dalam antisipasi apa yang akan Archel lakukan selanjutnya.
Namun hal berikutnya yang terjadi adalah, Archel melepaskan pegangannya dari dagu juga cengkeramannya di atas pundak Sofia, mundur satu langkah memberikan sedikit ruang bagi wanita itu. Sofia berusaha menguasai diri namun tungkainya begitu lemah, ia melorot ke atas lantai dengan tubuh bergetar. Archel tersenyum licik, merasa puas sebab bisa menguasai Sofia dengan teror yang baru saja ia tebarkan.
Menurut Archel, ditakuti oleh orang lain adalah hal terbaik di dunia. Sebab jika mereka merasa takut padamu maka akan semakin mudah menguasai mereka.
Kaki Archel berputar, sambil berbalik pelan dia berkata lagi. "Jangan jadi terlalu serakah, ketamakan mu hanya akan menghanguskan mu. Ambil sebanyak mungkin yang memang bisa kau raih tapi jika tidak jangan pernah memaksakan diri. Aku masih sangat berbaik hati kepadamu mengingat kisah kita cukup rumit dan dalam. Tapi jika lain kali kau coba menggurui ku, apalagi di depan para anak buah....." menurunkan pandang, seraya memicingkan netra Archel memberikan Sofia tatapan dingin. "...aku tidak akan segan-segan menjadikanmu sebagai pelajaran untuk mereka semua mengenai arti kepatuhan".
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] REHEATED HEART ( #01. Heart Series).
Storie d'amoreDua tahun lalu Ilonka meminta bercerai dari suaminya karena salah paham. Namun takdir mempertemukan lagi keduanya di masa sekarang sebagai klien. Kellan, mantan suaminya mencoba meminta diberi kesempatan kedua serta menunjukkan penyesalannya. Ilonka...