08. Goceng doang

348 64 20
                                    

SELAMAT MEMBACA KISAH HARSA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SELAMAT MEMBACA KISAH HARSA

---

"Konsepnya kalau meminjam harus tetap dikembalikan, berapa peser pun itu."
---

"Pak, beli pulpen satu," ucap Mitha pada bapak penjaga koperasi sekolah.

Biasanya siswa SMA Nusa Bangsa kalau mau membeli alat tulis atau bahkan mau foto copy itu di koperasi, soalnya biar tidak ada anak-anak yang keluar masuk gerbang sekolah dengan alasan ingin memfoto copy buku dan semacamnya.

Tinta pulpen Mitha habis, jadi pagi ini gadis itu harus membelinya sebelum bel masuk berbunyi.

Waktu Mitha mau bayar, gadis itu tampak bingung sambil merogoh-rogoh saku roknya. Ternyata dompetnya ketinggalan di dalam tas, sialnya lagi dia tidak membawa uang seperpun sekarang.

"Kenapa, Mit?" tanya Juno tiba-tiba yang lagi foto copy materi disuruh bu Ani.

Mitha kaget melihat sosok Juno yang ternyata sudah ada di sampingnya sejak tadi. Memang gadis itu tipe yang suka tidak menyadari sekelilingnya.

"Gue lupa bawa duit," ujar Mitha.

"Biar gue aja yang bayar," pungkas Juno. Mitha hanya diam karena kalau mau balik dulu ke kelas pasti keburu bel. Soalnya jarak kelas dia ke koperasi itu cukup jauh, dari ujung ke ujung. Jadi dia pikir biar Juno dulu yang nalangin bayar, nanti dia tinggal menggantinya saja.

"Pulpen berapaan pak?" tanya Juno ke penjaga koperasi.

"Lima ribu mas."

Mitha langsung mengambil pulpen itu, dengan raut wajah yang tidak enak karena mengingat beberapa hari yang lalu dia menolak Juno untuk pulang bareng, apalagi gadis itu mengklaim bahwa dia sama saja seperti Harsa. Alias sama-sama menyebalkan.

"Thanks ya Jun, nanti gue ganti duitnya."

Juno tersenyum hingga matanya membentuk sebuah lengkungan, "udah santai aja, udah sana ke kelas bentar lagi bel masuk."

Mitha mengangguk sampai akhirnya gadis itu pamit untuk pergi duluan ke kelas.

***

"Anjing pake mati segala!" ucap Harsa yang tengah asik memainkan game di ponselnya dengan headset yang menyumpal di kedua telinganya. Bersandar di kursi dan kaki yang ia naikan ke atas meja.

Itu adalah umpatan ke sekian kalinya yang Harsa ucapkan, bahkan sampai kuping Wira -teman sebangku Harsa- panas mendengarnya.

Sedang ada jam kosong karena mata pelajaran kedua ini gurunya tidak masuk, katanya lagi ada urusan penting yang tidak bisa ditinggalkan. Makanya semua murid 11 Mipa 2 sekarang lagi bebas ngapain aja di dalam kelas. Termasuk Harsa yang bebas mengumpat kasar, semua yang ada di kebun binatang dia sebut kalau bisa.

Harsa | Lee Haechan [completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang