Bab 1 ||Taruhan?

27 1 0
                                    

Happy Reading Carang
(Pembaca Tersaranghae)





Bab. 1

Tiga pasang mata itu berbinar terang seperti cahaya dalam kegelapan. Senyum semanis tebu pun terpancar jelas dari tiga gadis itu. Yah, siapa yang tidak akan gembira jika melihat sekumpulan cogan alias cowok ganteng di sekolahnya. Lihat saja tatapan memuja tidak pernah luntur dari wajah tiga gadis pemburu cogan itu.

"Anu, lo bakal pilih yang mana?" Gadis dengan kulit putih susu menyenggol lengan sahabatnya yang ada di sebelahnya.

"Anulika woy! Panggil gue Lika!" seru gadis dengan behel gigi, dia menatap tak suka temannya yang asal panggil. Si gadis dengan behel gigi itu, namanya Anulika Gayatri Purnama. Lebih sering dipanggil Anu oleh dua sahabatnya.

"Nama lo kan Anulika, gak salah dong dipanggil Anu?" balas Nata Olivia. Gadis berkulit putih, seputih susu itu tersenyum meledek Anulika.

Anulika memutar bola mata malas. "Karepmu!"

"Ty, lo kagak kedip dari tadi, hati-hati mata lo!" celetuk Nata, menggoda temannya yang lain. Dia Naditya Radka Prada, gadis berwajah judes, tetapi kalau tersenyum manisnya melebihi gula 10 kilogram.

"Capek gue sama kalian!" ujar Tya, gadis itu beranjak dan pergi dari pinggir lapangan. Bel sudah berbunyi, jadi mereka harus kembali ke kelas.

"Ty! Lo gak ngajak kenalan mereka?!" seru Anulika yang masih berada di tempat, melirik ke sekumpulan pria yang sedang bersiap untuk tanding basket.

Naditya berbalik, menatap malas dua temannya itu. "Kagak!" tolak Tya secara tegas. Memang sih Tya itu menyukai cowok ganteng, tetapi kalau untuk mengajak kenalan ... nanti dulu. Dia merasa tidak pantas untuk mengajak kenalan, lagi pula untuk apa?

"Sombong lo!"

Tya mengendikkan bahu acuh. Dia kembali melanjutkan langkahnya, kini dua sahabatnya itu menyusul. Langkah kaki mereka berjalan pelan di koridor SMK 3 Genio. SMK 3 Genio adalah SMK terbaik di kota mereka setelah SMK 2 Genio. Dua SMK itu letaknya berdekatan, ya bisa dibilang sekolah tetangga karena sangat dekat.

Tiga gadis itu memasuki ruangan mereka. Seperti biasa, mereka disambut dengan keramaian teman kelas. Di SMK 3 Genio hanya ada satu kelas untuk jurusan komputer, jurusan yang ditempati tiga gadis itu. Hanya satu dan murid-muridnya lebih ramai dibanding jurusan lain. Apalagi saat jam pelajaran, tak ada satu detik pun untuk terlihat tenang.

Namun, di balik itu, siswa jurusan komputer juga selalu mendapat penilaian baik di bidang akademik. Akan tetapi jangan salah sangka, beberapa dari mereka juga kompak, sangat kompak terutama untuk mencari contekan. Sangat menggambarkan seorang siswa SMK.

"Sity! Bawa bolpoin berapa lo?"
Baru masuk, Tya sudah disambut dengan pertanyaan seperti biasa.

Tanpa menjawab pertanyaan Rasya, Tya berjalan ke bangkunya. Dia membuka tas dan mengeluarkan sebuah bolpoin, ia berikan ke Rasya. "Nih!"

"Makasih, Sity!"

"Panggil nama gue yang bener! Kalau enggak, gue mintain lo duit lima ribu buat bayar sewa itu pulpen!" ancam Tya.

Rasya menyengir lebar. "Iya-iya, Tya! Makasih, Tya!"

Tya kemudian duduk di bangkunya, di barisan depan, dekat dengan kedua sahabatnya.

***

Sepulang sekolah, Tya keluar dari kelas bersama dua sahabatnya.

"Kantin yok!" ajak Nata dengan semangat.

NEPENTHE (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang