Bab 25 ||Kelainan

4 0 0
                                    

Kendaraan bermotor Tya terus melaju di jalanan kota. Di balik helm yang dikenakan, gadis itu menahan tangisannya. Air mata yang berhasil lolos pun ia biarkan.

Tak menyangka jika sahabatnya akan melakukan hal tidak menyenangkan. Berlebihan sekali, membayar orang untuk melakukan kekerasan. Ya meski dia baik-baik saja, tetapi hal itu sangat tidak bagus. Apalagi sampai harus menimbulkan keributan di tempat orang.

Rasa sesak mulai menguasai Tya. Gadis itu memejamkan mata sejenak. Terlalu lama menahan tangis, tenggorokannya menjadi sakit. Ia membelokkan motornya ke arah jalanan yang sepi. Namun karena tidak fokus, Tya tidak melihat jika ada beberapa motor yang keluar dari belokan tersebut.

Sontak Tya mengerem mendadak, bagian motor depannya sudah bersentuhan dengan salah satu motor sport di hadapannya. Jantung Tya berdebar cepat, dia mendongak menatap si pengendara motor sport tersebut. "Ma-maaf, saya gak fokus," ucap Tya tanpa tahu wajah pengendaranya karena memakai helm full face.

Usai meminta maaf, Tya memastikan jika motor tersebut tidak lecet. Lalu kembali melanjutkan perjalanan.

Daniel terpaku. Masih diam di tempat dengan sedikit membalikkan badannya memperhatikan motor Tya yang mulai menjauh. Yang hampir bertabrakan dengan Tya tadi adalah Daniel. Pria itu hanya diam karena menangkap raut sedih Tya. Pun batinnya langsung bertanya-tanya.

"Itu bukannya cewek lo, Niel?" Pertanyaan tersebut terlontar dari bibir Mahesa. Anggota penting Sherfias itu tadi tengah bermotoran santai sekalian mencari udara segar. Rencananya mereka akan ke rumah Tobby.

"Hah?! Daniel punya cewek?!" timpal Damar terkejut.

"Mustahil," komentar Tobby.

Daniel tidak merespon obrolan sahabatnya. Fokusnya saat ini sepenuhnya direbut oleh Naditya.

Tanpa berpikir banyak lagi, Daniel memutar balik. Dia mengikuti motor Tya yang menuju ke jalanan sepi. Para sahabat Daniel memilih untuk turut mengikuti pria itu. Walaupun bingung, nanti juga mereka akan tahu jika ikut.

Sampai kemudian Tya menghentikan motornya di pinggir jalan dekat dengan pepohonan. Gadis itu terlihat melepas helm dan menunduk.

Daniel memperhatikan sosok itu dari jauh, masih di atas motor dan memakai helm. Percayalah, perasaan pria itu campur aduk sekarang. Ingin menghampiri karena khawatir, tetapi nanti dia harus melakukan apa? Dan apakah gadis itu membutuhkan bantuannya?

"Niel, lo mau ngapain? Terus tuh cewek kenapa?" tanya Tobby menatap bingung sepupunya itu.

"Diem," desis Daniel memandang tajam Tobby. Tak hanya Tobby, semua sahabatnya yang lain turut bungkam.

Tya menelungkupkan wajahnya di bagian kepala motor. Punggungnya tampak bergetar. Perkiraan Daniel adalah gadis itu menangis. Daniel masih betah memandangi Tya tanpa melakukan apapun. Memantau saja dari jauh mungkin itu lebih baik.

Pandangan Daniel berubah terkejut ketika tiba-tiba saja tubuh Tya tampak lemas bahkan nyaris jatuh dari motor. Dengan berlari, Daniel menghampiri Tya. Langsung menahan tubuh gadis itu. "Lo kenapa?!" tanyanya dengan rasa khawatir yang terlihat jelas.

"Argh, hah ... g-gue sesak," jawab Tya dengan nada terbata. Tangannya meremas dada kirinya.

"Gue harus gimana?" gumam Daniel, merangkul erat tubuh lemas Tya. Pria itu bahkan sampai menggigit bibir bawah saking cemasnya.

Tya memejamkan mata sebentar. "Tolong ambilin obat di tas gue," lirihnya meminta.

Daniel langsung menjalan perintah. Tangannya yang bergetar karena khawatir itu bergerak cepat membuka tas Tya yang masih digendong. Merogoh ruangnya untuk mencari obat.

NEPENTHE (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang