Bab 7 ||Hilang

8 0 0
                                    

Happy Reading, Carang!

(⁠◠⁠‿⁠◕⁠)






Jangan lupa vote dan komentarnya, Beb!

Rombongan motor yang berkegiatan sunmori berhenti di jejeran kios yang tutup setelah mendapat kode dari sang road captain. Fares memilih untuk menghentikan rombongan karena mendapat kabar dari barisan belakang jika Daniel tidak tertangkap mata.

Fares melepas helmnya. Mata pria itu mengedar, mengecek setiap anggota Sherfias. Semuanya basah. Tadi mereka tidak menemukan tempat teduh yang luas untuk berhenti sejenak barang memakai jas hujan, jadi pakaian mereka basah.

"Sunmori yang gagal."

"Padahal tadi cerah cuacanya."

"Cuaca itu kayak cewek, susah ditebak."

"Setuju! Tadinya minta kacang, dua menit kemudian minta rendang."

"Katanya minta disayang, eh ternyata menghilang!"

"Jangan lupa diri, cowok juga gitu."

"Gimana sih ini kegiatannya? Kacau!"

"Gak becus banget penanggung jawabnya!" Suara amarah itu memasuki pendengaran semua anggota Sherfias, termasuk ke Fares.

Lantas, yang merasa disebut oleh salah satu anggota itu menoleh. Ekspresinya terkesiap. Ada yang berani membuka suara ternyata.

Damar mengepalkan tangan. Bergegas dia melangkahkan kakinya mendekati Fatih, anggota yang tadi membuka suara. "Maksud lo apa, B*go?!" bentak Damar, menarik kerah jaket Fatih.

Damar melayangkan tatapan menusuk langsung ke kedua mata Fatih. Wajahnya tampak mengeluarkan amarah yang menggebu. Rahangnya mengetat. "Gak usah merasa paling hebat lo!"

Pria yang berada di cengkeraman Damar tampak biasa saja. Justru dia berani menentang pria itu. "Loh? Gue kenapa emang? Gue cuma mengkritik penanggung jawabnya, kalau lo tersinggung ya sorry," ujar Fatih dengan tenang.

"Siapapun yang dikritik dengan kata-kata kayak gitu, jelas tersinggung," sela Fares, dia berdiri di belakang Damar. Lalu menarik baju Damar agar melepas cengkeramannya dari Fatih.

"Lo pikir kita tau kalau tiba-tiba hujan kayak gini? Enggak, Bro. Gak ada yang tahu."

"Kalau kita tau dari awal, acaranya gak hari ini," lanjut Fares.

Fatih bungkam. Pandangannya lantas mengarah ke bawah. Tidak berani menentang lagi.

"Bilang kalau gak suka sama kita. Gak usah sok-sokan pake kritik," sambung Faizal.

Fares menghela napas sejenak. "Udah, gak usah diperpanjang lagi. Sekarang kita cari Daniel, ketua kita malah gak ada di sini. Ada yang bisa hubungin dia?" tanya Fares, beralih ke anggota lain.

"Gak aktif, Res. Kayaknya sengaja dimatiin kan hujan," ucap salah satu anggota.

Fares melirik ke Garry, berdiskusi dengan seniornya lewat tatapan mata. "Tadi Daniel ada di barisan belakang?" tanya Garry.

Fares mengangguk. "Dia katanya mantau yang di belakang."

"Yang di belakang siapa aja?"

"Gue, Bang!" Seorang anggota mengangkat tangannya. Anggota dengan rambut sebahu, alias pria gondrong itu maju menghadap ke Garry.

"Daniel tadi ada ngomong mau berhenti dulu gak?" tanya Garry.

Pria gondrong itu menggeleng. "Kagak, Bang. Tapi emang tadi dia ketinggalan agak jauh. Tadi kayak ngasih kode, cuma gue gak tau kode apaan," jelasnya.

NEPENTHE (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang