Bab 28 ||Duluan ya!

4 0 0
                                    

Ajakan Daniel kemarin terealisasikan hari ini. Pria itu kini sedang ada di depan gerbang rumah Naditya menunggu gadis itu bersiap. Percaya tidak percaya, ini pertama kalinya Daniel berangkat sekolah dengan seorang gadis. Entahlah, sepertinya prinsip Daniel perlahan mulai runtuh.

"Pagi, El." Sebuah sapaan itu memasuki indra pendengaran Daniel. Kemudian pria itu menoleh, didapatinya Tya tersenyum ke arahnya mengenakan seragam SMK 3 Genio.

"Pagi juga."

"Udah lama?" tanya Tya. Jujur dia tidak tahu ingin mencari topik seperti apa. Sedikit canggung dengan Daniel.

"Enggak, baru 3 menitan." Tya pun mengangguk. Lalu gadis itu memakai helmnya.

Daniel mulai menyalakan motornya. Dia juga membantu Tya untuk naik dengan menyodorkan tangan kirinya agar dipegang gadis itu. Meski ragu, Tya tetap menerimanya. Ini bukan pertama kalinya dia naik ke motor Daniel, tetap tenang Tya.

"Udah?" Daniel melirik kaca spionnya yang memantulkan wajah Tya.

Terlihat Tya mengangguk. "Udah."

Motor Daniel melaju dengan kecepatan sedang. Membelah jalanan menuju ke sekolah mereka. Tak ada perbincangan panjang di antara mereka. Maklum, situasi canggung untuk keduanya, apalagi Daniel yang baru pertama mengantar perempuan.

"Nanti lo pulang jam berapa, Nad?" Pertanyaan itu terucap ketika mereka sampai di depan gerbang SMK 3 Genio. Naditya turun lalu membuka mulut untuk menjawab Daniel.

"Jam 5," balas Tya sembari melepas helmnya.

"Sore banget," komentar Daniel merasa heran.

"Ya kan gue harus berangkat PMR, El."

"Oh. Nanti gue jemput," kata Daniel.

Kedua mata Naditya melebar. "Eh? Gak usah! G-gue bisa sama temen gue kok," tolaknya karena merasa tak enak. Ya walaupun hatinya terasa senang, bahkan jantungnya berjoget ria.

"Terserah. Yang penting gue nanti jemput, mau lo pulang sama temen lo atau gue, itu keputusan lo sendiri," pungkas Daniel. Dia menyalakan mesin motornya.

"Buruan masuk!" perintah pria itu sebelum benar-benar meninggalkan gerbang SMK 3 Genio.

Sementara Tya menatap heran motor Daniel yang melaju cepat. "Maksudnya apa dah? Sulit dipahami," gumamnya lantas masuk ke sekolahnya.

***

Pulang sekolah, Daniel duduk santai di rooftop sekolah sembari memandang langit yang terlihat cerah. Napasnya berembus pelan mengeluarkan kepulan asap rokok. Sudah 2 jam dia berada di tempat itu dan sebentar lagi dirinya akan pergi untuk menjemput Naditya.

"Ck, buruan itu temuin Daniel."

"G-gue gugup."

"Halah! Ayo buruan! Dia nungguin tuh."

"Katanya ini kesempatan. Gimana sih, Ar?"

Telinga Daniel menangkap suara suara gadis. Suara itu berasal dari pintu rooftop. Sebuah senyum licik terbit di bibir pria itu. Gadis yang ditunggu akhirnya datang juga.

"Daniel, ada apa nyari gue?" Arsila akhirnya menghadap Daniel yang membelakangi pintu masuk rooftop. Gadis itu menyelipkan rambutnya ke belakang telinga sambil mengeluarkan suara kalemnya.

"Gue nyari kalian bertiga, gak cuma lo," balas Daniel. Wajahnya tetap datar, pun tetap santai menghisap rokoknya.

Seketika Arsila merasa kikuk. Dia menggaruk leher belakangnya. "I-iya maksud gue itu. Ada apa?"

NEPENTHE (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang