" Alana "
Alana yang sedang sibuk dengan telepon genggamnya itu menoleh, mencari sumber suara yang memanggilnya itu.
Seorang laki laki berlari kecil ke arahnya," Mau langsung pulang, al? " Tanya laki laki itu
" Iya, ada perlu apa do?"
" Ah itu! Ehm, mau pulang bareng?"
Siluet gadisnya terlihat seperti berbicara dengan seorang laki laki didepan taman sekolahnya itu, dengan langkah cepat Aji berlari menghampirinya.
" Mau ngapain alana?"
" Santai, cuma mau nawarin pulang bareng doang"
" Alana pulang sama gue"
Seseorang yang biasa dipanggil Aldo ini menoleh pada Alana," Mau pulang sama Aji, Al?" Tanyanya
Alana mengangguk cepat," Tadi berangkat sama Aji, jadi pulangnya juga sama Aji" Jawab Alana
" Udah denger kan? Mangkanya jangan gatel sama cewe orang!" Ucap aji tak suka
Ia menarik pergelangan tangan alana dengan pelan, meskipun sedikit emosi tetapi aji tidak mau menyakiti alana sedikitpun.
" Kok mukanya ngga enak gitu si? Masih marah ya sama aldo tadi?"
" Ya siapa yang ngga marah sih kalau cewenya diajak pulang bareng sama cowo lain? Dia emang udah keterlaluan, al" Jawab aji dengan sedikit emosinya
Alana tersenyum sebentar kemudian memposisikan diri untuk ia lebih condongkan ke arah kekasihnya ini," Udah dong marahnya, kan aku pulangnya tetep sama kamu. Kita mau ke tempatnya bunda loh, masak badmood kayak gini? Nanti kamu ngga direstuin sama bunda, mau ngga direstuin?" jelasnya dengan sedikit bercanda
Aji menggeleng cepat
" Mangkanya sekarang udahan ya marahnya? Kita pergi ke tempatnya bunda sekarang ya? Takut hujan"
" Kalau kamu takut hujan, aku lebih takut kalau kehilangan kamu"
Alana memutar bola matanya malas, entah kenapa Aji Baskara menjadi penggombal receh seperti ini.
" Alana Gracia"
Alana menoleh, tatapan mereka bertemu satu sama lainnya. Diam, saling menelusuri ketulusan lewat tatapan mata.
" Sehat sehat terus ya? Aku sayang sama kamu, al"
" Selagi ada Aji Baskara, Alana Gracia bakalan ngga kenapa kenapa"
Aji tersenyum
" Jadi nanti abis dari tempatnya bunda, kita ke kliniknya kak gaby ya?" Tanya aji pada alana
" Aku tau kamu udah lebih baik dari sebelumnya, tapi apa salahnya kalau kita periksa lagi? Buat memastikan aja kalau kamu beneran udah sehat, oke?" Lanjutnya
Alana tak bisa membantah, jika sudah persoalan kesehatan dirinya memang keputusan Aji tak bisa ia bantah. Ia akan menurut selagi seorang Aji Baskara selalu disampingnya.
*****
" Obatnya masih sering kamu minum?"
" Udah jarang banget kak, kalau emang lagi bener bener gelisah atau lagi mikirin sesuatu yang berat banget baru aku minum. Tapi sekarang udah jarang banget, kalau lagi gelisah atau mikirin apa gitu lebih milih ngehubungin aji aja"
Gaby tersenyum lega, akhirnya pasien yang sudah ia anggap adik ini bisa sedikit lepas dari ketergantungan obat yang ia berikan kurang lebih dari 3 tahun yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA DAN LUKANYA (END)
Teen Fiction17 tahun mungkin menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk remaja pada umumnya, tapi tidak dengan dia. Luka yang terlalu dalam membuat ia tidak seperti remaja pada umumnya. Mungkin kesenangan duniawi tidak membuatnya kuat sampai saat ini, tapi salah s...