" Pake jaket aku al, dingin banget soalnya"
Jaket kulit berwarna cokelat tua itu ia kenakan pada tubuh gadisnya ini, cuaca hari ini benar benar tak bersahabat dengan mereka berdua.
Suara air yang jatuh ke permukaan bumi ini sangat tenang sekali bagi mereka berdua, angin yang kadang merasuk ke dalam tubuh mereka berdua ini tak menjadi halangan untuk dua insan ini menikmati hujan ditengah ibukota yang sangt riuh. Meskipun ini adalah salah satu kebodohan aji yang ia lakukan tadi pagi, ia paham jika akhir akhir ini ketika sore lebih sering turun hujan ia malah membawa motornya untuk menjemput kekasihnya ini. Sungguh kebodohan bukan?
Ia pegang pergelangan tangan milik gadisnya ini dengan sesekali ia sedikit menggosoknya agar tubuh gadisnya ini sedikit menghangat," Maaf ya sayang? Harusnya tadi aku pake mobil aja, jadi kita ngga bakal kehujanan kayak gini" ucap aji
Pemilik pergelangan tangan itu hanya tersenyum," Gapapa ji, malah seru tau kayak gini" jawabnya
" Ngga seru al, ini kamu kedinginan banget. Mau pesen mobil online juga hp kita sama sama mati, hari ini bener bener ngga mihak banget sama kita"
Ia usap bahu gagah milik pria disampingnya ini dengan pelan," Sabar ji, kita bisa kerumah sakit besok besok kan?"
" Dari kemarin-kemarin kamu ngga jadi jadi buat cek ke rumah sakit loh al, dan itu semua karena aku. Hari ini harus cek ya? Kita nunggu ujannya reda abis itu kita langsung ke rumah sakit ya, sayang?"
" Iya aji, iyaa" pasrah alana
Aji memeluk bahu gadisnya ini dengan pelan,
" Masih sering komunikasi sama kak gaby?" tanyanyaAlana mengangguk," Tadi malem aku lagi takut banget, mau telepon kamu takut ganggu karena udah malem banget" jawab alana
" Al?"
" Iya tau kamu mau marah kan ji? Kamu mau marah karena kenapa ngga ngehubungin kamu kan? Kamu takut kan kalau aku minum obat itu lagi, iya?"
Aji menghembuskan nafasnya pelan," Aku udah bilang tentang ini ke kamu kan al? Hubungin aku kapan aja kalau kamu butuh, al. Jangan kayak gini, kamu ngelawan takut kamu sendirian" jelas aji
" Aku cuma ngga mau bergantung terus sama kamu, ji. Kalau kita udah ngga sama sama gimana? Aku cuma mau ngebiasain diri buat ngga bergantung terus sama kamu"
Aji mengernyitkan keningnya," Kamu ngomong apa sih, al? Kita bakal bareng bareng terus, al! Jangan mikir kayak gitu, aku sayang sama kamu" ucap aji
" Aku juga sayang kamu, ji. Aku cuma ngerasa kalau aku sekarang ini udah bergantung banget sama kamu, aku cuma mau ngebiasain diri buat ngga bergantung terus sama kamu ji. Aku ngga mau luka baru lagi, aku gamau ji"
Hati aji seakan ingin berhenti berdetak saja rasanya, apa akan seperti ini jika alana tau yang sebenarnya? Atau bahkan lebih? Atau sekarang gadisnya ini sudah tau akan itu? Entahlah, ia tak bisa berpikir jernih kali ini.
Rengkuhan kembali ia berikan pada gadis disampingnya ini," Aku ngga tau apa yang ngebuat kamu sampai bisa mikir kayak gini, al. Tapi asal kamu tahu, aku ngga bakal ngelepasin kamu sampai kapanpun. Aku bakal bareng bareng terus sama kamu, al" jelasnya
*****
" Jangan terlalu ngegantungin hidup kamu ke orang yang belum pasti, kalau orang itu hilang kamu bakal sakit banget"
Perkataan psikolog yang sudah ia anggap kakaknya ini terlalu membebani pikirannya malam itu. Setelah sekian hari ia memikirkan hal ini, ia membenarkannya di hari dimana ia harus kehujanan bersama aji tadi sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA DAN LUKANYA (END)
Teen Fiction17 tahun mungkin menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk remaja pada umumnya, tapi tidak dengan dia. Luka yang terlalu dalam membuat ia tidak seperti remaja pada umumnya. Mungkin kesenangan duniawi tidak membuatnya kuat sampai saat ini, tapi salah s...