• ¹³ •

641 65 1
                                    

" Papa boleh masuk?"

Alana mengangguk, vino mulai menggerakkan kakinya untuk lebih dekat pada anak semata wayangnya ini di ranjang kamar bernuansa putih itu.

Ia duduk dipinggiran ranjang milik putrinya seraya mengusap pelan surai indah milik putrinya ini.

Alana tak keberatan dengan itu, ini suatu keajaiban bukan?

" Ngga usah masuk sekolah dulu ya hari ini? Papa  anter kamu ke rumah sakit"

Alana menatap mata sang empu," Alana gapapa, kenapa harus ke rumah sakit?" tanyanya

Vino menggeleng lirih," Kamu lagi kenapa kenapa, papa tau itu" jawabnya

Alana enggan berbicara, apakah sang papa sudah diberitahu oleh tantenya? batin alana

Tidak ada yang tau bagaimana sesalnya seorang Vino yang mengetahui bahwa anaknya sedang tak baik baik saja, tak ada yang tau semalaman ia mengeluarkan air matanya karena sesalnya, tak ada yang tau bagaimana perasaannya ketika gagal menjadi seorang ayah untuk putri semata wayangnya ini, tak ada yang tau bagaimana lelahnya ia berdamai dengan semua ini, tak ada yang tau tentang semua yang ia lakukan sendiri.

" Tante chika udah cerita, maaf ya?"

Alana menggeleng," Bukan salah papa" ucapnya

" Papa salah, selama ini papa kemana aja sampai anaknya sakit papa gatau? Alana mau kan maafin papa? Alana masih mau kan ngasih satu kesempatan lagi buat papa? Papa janji, papa bakal perbaiki semuanya. Papa janji, al"

Alana mengangguk cepat, tak ada yang perlu dipikirkan oleh permintaan maaf dari papa nya ini. Ia akan selalu membuka pintu maaf sebesar-besarnya untuk sang papa ini.

Pagi hari ini terlihat sangat cerah karena Alana Gracia kembali memeluk kebahagiaannya lagi.

*****

" Kamu beneran mau kerja? Sekolah aja deh ji, sayang tau udah mau lulus juga"

Aji menggeleng kuat," No sayang, aku juga mau ngasih kamu uang kayak suami suami pada umumnya gitu" ucapnya

" Ya nanti aja abis kamu lulus, sekarang sekolah aja deh kamu, ya?"

Aji tetap menggeleng kuat, seribu bujukan dari sang istri tak ia hiraukan satupun. Niatnya sudah bulat, ia akan bekerja dengan sang ayah hari ini.

" Kamu udah minum susu belum? Ayo aku temenin minum dulu, abis itu nanti aku berangkat" ajak aji

Ashel mengangguk, ia menuruti perintah dari sang suaminya ini.

Langkah mereka bergantian menuruni anak tangga di rumah mereka ini, ia dan aji akan menuju dapur untuk meminum susu ibu hamilnya ini.

Dengan telaten aji menuangkan sesendok susu ke dalam gelas, ia juga menuangkan sedikit air panas ke dalam gelas tersebut dan air putih untuk memenuhi gelasnya ini.

" Besok mau nyoba rasa vanilla ngga? Kayaknya lebih enak ngga sih cel?" tanyanya sembari mengaduk susu dalam gelas yang ia pegang ini

Ashel menggeleng," Kalau vanilla lebih eneg, ngga enak. Udah enak yang ini aja" jawabnya sembari menerima segelas susu dari aji

" Noted, nanti pulang dari kantor aku beli lagi"

Ashel mengangguk mengiyakan

SEMESTA DAN LUKANYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang