• ¹⁹ •

616 59 1
                                    

" Hati hati jalannya, ngga usah buru buru"

" Pengen cepet tidur di apart lagi, kal"

Skala Bumi hanya menggeleng lirih, perempuan disampingnya sedari tadi ingin sekali cepat cepat sampai di apartemen gadis itu. Tak melihat kondisinya yang baru saja pulang dari rumah sakit, Alana membawa tubuhnya dengan cepat untuk segera sampai di apartemennya.

Tangan kiri Skala setia bertengger pada pinggang perempuan disebelah kirinya ini, tangan kanannya ia gunakan menggesekkan kartu apartemen Alana ini pada pintu didepannya. Suara pintu terbuka samar terdengar, tubuhnya dan tubuh perempuan disampingnya ia segera bawa ke dalam ruangan didepannya ini.

Tubuh Alana langsung terbaring lelah diatas ranjang didalam apartemen ini, matanya nampak terpejam menikmati kenikmatan ranjang miliknya ini lagi setelah lebih dari 3 hari ia harus tidur di bangsa rumah sakit.

Skala masih sibuk dengan printilan printilan yang ia bawa dari rumah sakit tadi, ia taruh barang barang itu pada tempatnya dengan sangat rapi. Sesekali kepalanya menoleh pada perempuan diatas ranjang itu, bibirnya tersenyum melihat sang perempuan senang hari ini.

" Besok jangan kuliah dulu deh, al. Lusa aja ya?"

Dengan matanya yang masih terpejam ia menggeleng kuat," Udah lama ngga masuk, ntar ketinggalan jauh. Apalagi dasarnya aku bukan anak ips, makin ngga ngerti nanti" jelasnya pada Skala

Skala tak membantah," Yaudah deh, besok aku jemput. Ngga usah bikin sarapan, besok aku bawain aja" ingatnya

Satu jempol tangan Alana terangkat untuk membalas peringatan dari Skala ini.

Barang barang yang Skala tata tadi sudah kembali pada tempatnya masing masing, pakaian pakaian kotor milik Alana ia taruh pada keranjang kotor didekat kamar mandi, pakaian pakaian yang masih bersih ia taruh lagi pada lemari perempuannya ini, pendingin ruangan diruangan ini ia naikkan sedikit agar Alana tak terlalu kedinginan, obat obatan milik Alana ia taruh diatas nakas dekat ranjang perempuannya itu, Skala menata semuanya dengan senang hati.

Tubuhnya ia dudukan disamping kepala Alana, tangannya terulur dengan sengaja untuk mengusap halus surai indah milik perempuan disampingnya ini.

" Jangan digituin, kal. Nanti aku bisa beneran tidur"

Skala terkekeh kecil," Gapapa dong, biar capeknya nanti hilang" jawabnya dengan tangannya yang tetap mengusap surai milik Alana ini

Alana mulai membawa tubuhnya untuk berganti duduk, kakinya bersila di samping skala dengan sempurna. Ada yang ingin Alana tanyakan sejak lama pada lelaki didepannya ini.

" Kok bangun? Tidur aja, nanti bangun bangun biar fresh lagi"

Alana menggeleng lirih," Aku mau nanya sama kamu boleh ngga?" tanyanya

Skala melihat arah obrolan ini akan serius, mengapa sangat tiba tiba? pikirnya

" Mau nanya apa kamu, hm?"

Alana menatap netra milik Skala dengan lekat,
" Kamu suka sama aku dari kapan? Pas kamu ngasi aku buku itu, kamu udah ada rasa?" Tanya Alana

Skala nampak berpikir sebentar," Dibuku itu aku udah jelasin kan kapan aku mulai sukanya sama kamu?" jawab skala

" Aku pengen denger langsung dari kamu"

Skala menarik nafasnya perlahan," Dari kelas sepuluh, kita udah sekelas dari awal masuk tapi aku baru mulai suka kamu pas aku ngga sengaja lihat kamu ngobrol sama temen temen kamu didepan kelas waktu pelajarannya bu Yanti kosong. Waktu itu aku habis dari toilet sama Angkasa, mau masuk ke dalem kelas lihat kamu lagi bercanda sama temen temen kamu didepan kelas. Kamu disitu manis banget, Al! Aku ngga boong, aku langsung bilang ke Angkasa kalau aku langsung suka sama kamu, dia ngga percaya dia bilang kalau aku cuma bercanda. Padahal aku kayak jatuh cinta pandangan pertama sama kamu. Itu awal mulanya aku suka sama kamu" jelas Skala

SEMESTA DAN LUKANYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang