• ¹⁶ •

571 63 1
                                    

Dua Bulan Kemudian

" Udah sarapan belum? Ngga mau ya aku kalau berangkat tapi ngga sarapan"

Alana mengangguk cepat," Udah, beneran aku ngga boong" ucap alana seraya masuk ke dalam mobil berwarna hitam ini

" Udah telfon papa belum?"

Lagi lagi alana mengangguk

Skala bumi, mahasiswa yang baru masuk sebagai mahasiswa kedokteran satu bulan lalu ini mulai menjalankan mobil hitamnya ini untuk ikut dalam kemacetan jalanan di salah satu kota di Indonesia.

Benar, Skala dan Alana memilih melanjutkan pendidikan perguruan tingginya ini di luar kota dari tempat tinggalnya. Bedanya jika Skala mengambil kedokteran, Alana mengambil manajemen bisnis.

Bisa melanjutkan pendidikannya di luar kota ini adalah buah perjuangan Alana dalam meyakinkan sang papa untuk memberinya izin untuk berkuliah di Universitas jauh dari rumahnya ini.

" Kalau papanya telfon, langsung diangkat. Jangan nanti nanti, papa kamu nanti khawatir lagi"

Alana mengangguk lelah," Iya, Skala. Kamu ini tangan kanannya papa ya?" Ucapnya pada laki laki yang duduk di kemudi itu

Skala mengangguk cepat," Iyalah. Kamu tuh harus inget gimana dulu kamu minta ke papa kamu sampe sujud sujud buat kuliah disini. Jadi kalau papa kamu telfon ya diangkat, kalau ngga sempet ya bilang atau ngga telfon balik" Titah Skala

Alana hanya mengangguk angguk patuh

" Jangan ngangguk ngangguk aja, denger ngga kamu?"

Alana menoleh," Denger skalaaa, kamu kenapa sih jadi bawel gini?" Tanyanya heran

Semenjak kemarin malam, tingkat kebawelan laki laki disampingnya ini meningkat. Alana tak tahu apa penyebab, yang pasti laki laki disampingnya ini semakin banyak memberitahunya.

" Aku cuma takut gagal buat jaga kamu disini. Papa kamu udah ngasih amanah ke aku buat jagain kamu, aku cuma takut gagal buat jaga amanah papa kamu ini al"

Alana hanya mengangguk paham, laki laki disampingnya ini terlalu ber-overthingking pikirnya.

Skala Bumi sangat dan sangat menjaga Alana dengan baik. Mengapa ia harus ber-overthingking jika ia gagal dalam menjaga Alana? pikir Alana lagi

" Oh iya aku baru inget, aku mau cerita ke kamu"

Alana menoleh kembali," Cerita apa?" tanyanya

" Kemarin pas habis pulang dari apartemen kamu, aku kayak lihat orang persis banget sama Aji. Dia disini juga kah, al?"

Alana menggeleng kuat," Mana aku tau, aku udah ngga komunikasi lagi sama dia. Aku ngga boong" ucap alana sungguh sungguh

Skala terkekeh," Iya iya, aku percaya. Kalau komunikasi pun aku juga bakal gapapa" ucapnya

Alana menggeleng

" Kenapa ngga mau?"

Alana nampak sedikit berpikir," Ya ngga mau aja, ngapain komunikasi sama suami orang" Jelasnya

Skala terkekeh kecil kembali

Mereka sudah sampai pada parkiran di universitas mereka ini. Fakultas mereka dekat, maka mereka berdua akana berjalan bersama menuju kelas masing masing.

Suara pintu mobil tertutup terdengar jelas, itu artinya sang perempuan yang ia bawa tadi siap untuk ia ajak jalan menuju kelas.

Skala gandeng tangan perempuan disampingnya ini, takut hilang katanya.

Skala menoleh pada alana," Ashel udah lahiran ya? Kok kemaren pas aku ketemu kayak aji itu sama cewe yang ngga hamil? Udah lahiran ngga sih, al?" tanyanya

" Udah kayaknya, ngga tau juga sih tapi"

Skala mengangguk angguk paham. Langkahnya ia mulai bawa untuk menggandeng Alana untuk mengantarkannya ke dalam kelas wanitanya ini.

*****

Rumah kecil dengan dua lantai di salah satu kota ini dihuni oleh sepasang suami istri yang disibukkan kegiatan di pagi hari.

" Kamu berangkat dulu aja, ji! Aku masih mau jemur baju sebentar"

Teriakan sang istri mampu terdengar jelas di indra pendengarannya ini. Langkahnya langsung ia bawa ke lantai atas rumahnya. Ia hanya ingin melihat sang istri menjemur pakaian atau bisa juga ia membantunya.

" Kenapa kesini? Kamu nanti telat, ada kelas pagi kan?"

Aji menggeleng," Masih satu jam lagi. Nunggu kamu aja, nanti kamu berangkat pakai apa kalau aku udah berangkat?" Tanyanya sembari mengambil baju dalam bak dan ia jemur pada jemuran di depannya ini.

" Aku bisa pakai ojol?"

Aji menggeleng kuat kali ini," Ngga ada ojol ojol, aku tungguin aja. Ini juga udah mau selesai" jawabnya

Sang wanita hanya mengangguk mengiyakan, tak berani ia membantah lagi.

" Kenapa ngga di laundry aja sih? Kamu capek kan kalau kayak gini tiap hari"

Ashel hanya tersenyum sembari menjemur pakaian terakhir di bak tersebut," Sayang uangnya, mending buat beli yang lain" jawabnya pada Aji

Aji menatap wanita didepannya ini dengan lekat," Uang dari aku kurang ya? Aku cari kerjaan yang lain juga ya kalau gitu" ucapnya pada ashel

Ashel menggeleng kuat," Ngga, ngga gitu. Maksudnya daripada buat laundry kan bisa buat apa gitu, kita kan juga punya mesin cuci. Sayang kalau ngga dipakai juga kan?" jelasnya pada Aji

" Uang yang kamu kasih sama sekali ngga kurang, malah lebih. Jangan bilang kayak gitu lagi ya? Kamu ngga perlu nyari nyari kerjaan lagi, kamu udah cukup capek sama kerjaan kamu yang ini sama kuliah kamu juga" Lanjutnya

" Aku cuma takut aja kalau kamu ngerasa kekurangan hidup sama aku, aku ngga mau itu"

Ashel mengangguk paham lagi. Tangan kanannya ia buat memegang tangan kiri suaminya ini. Tatapannya ia kunci, ia akan berbicara serius untuk hal ini.

" Aji"

Aji menaruh seluruh atensinya pada wanita yang memanggilnya ini.

" Aku ngga pernah ngerasa kekurangan apapun pas hidup sama kamu. Kamu bener bener jadi sosok suami yang tanggung jawab, kamu bener bener berusaha buat memenuhi semua kebutuhan kita waktu kita putusin buat tinggal di kota ini. Kamu bayar kuliah dan bayar uang kejar paket aku sendiri, kamu beli semua kebutuhan kita sehari hari sendiri, dan aku ngga bantu kamu sama sekali. Kamu bener bener hebat, aku bener bener bahagia hidup sama kamu. Jangan mikir kalau aku ngerasa kurang pas hidup sama kamu ya?"

Aji menangkup pipi wanita didepannya ini dengan pelan," Kamu juga hebat. Kamu masih bisa urus aku, urus rumah, urus semuanya padahal kamu juga lagi kejar paket. Kamu hebat, cel. Aku juga bangga banget sama kamu" Ucapnya pelan dengan mencium pucuk rambut milik wanita didepannya ini

" Love you"

" More"



______________


yang nanya skala tuh siapa, skala itu shani ver cowo ygy hehe








SEMESTA DAN LUKANYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang