" Kata tante chika kemarin kamu berangkat ke sekolah dijemput, dijemput siapa?"
" Temen tan, temen"
Seseorang yang kini sedang duduk dimeja makan ini tak percaya dengan jawaban keponakannya ini," Halah, temen temen. Jujur ngga sama tante" ucapnya memaksa
Alana terkekeh kecil," Iya iya, lebih" jawabnya
" Temen sekolah kamu? Kapan mulai deketnya?"
" Iya, tapi beda kelas. Ya deketnya kurang lebih dari 3 tahun yang lalu, tapi pacarannya baru kemaren kemaren"
Cindy membelalakkan matanya lebar lebar," Yang bener aja deh, masak deketnya udah 3 tahunan baru pacaran kemaren? Kamu gantung ya, al?" Ucapnya dengan sedikit shock
" Ih engga ya tan, kita emang sama sama butuh waktu buat ngeyakinin kalau bener bener udah siap buat bareng bareng. Mangkanya lama"
Ia minum beberapa tegukan minuman didepannya ini," Situ mau nikah? Lama banget ngeyakininnya" Sahut cindy
" Hehe, sekalian nyembuhin luka alana dikit. Alana ngga mu kalau alana sama aji ngebuat hubungan tapi lukanya alana masih dalem, nanti kita ngga enjoy dalam hubungan"
Cindy mengangguk paham," Namanya Aji?" tanyanya
Alana mengangguk
" Orangnya baik ngga? Terus memperlakukan kamu gimana? Temperamen ngga anaknya? Tante ngga mau ya kalau kamu sama orang yang tempramen"
Alana terkekeh kecil, mana mungkin seorang Aji Baskara memperlakukannya dengan tidak baik?
" Aji tuh orangnya baik banget tan, 3 tahun belakangan ini dia bener bener nemenin alana. Dia tau alana butuh apa dan kenapa, selalu begitu. Dia ngga pernah ngebentak alana, ngga pernah main tangan sama alana, ngga pernah ngomong kasar sama alana, bahkan kalau dia lagi emosi aja masih bisa lembut banget sama alana"
Cindy bernafas lega mendengar penjelasan dari keponakannya ini," Tante seneng kalau udah ada yang dikit dikit sembuhin luka kamu, obatnya udah jarang diminum kan?" Tanyanya
Alana mengangguk cepat
Cindy memeluk keponakannya ini dengan erat, ia cium berkali-kali pucuk rambut keponakannya ini. Ia akan berterimakasih sebanyak-banyaknya kepada seseorang bernama Aji itu karena sudah bisa membuat alana bebas dari ketergantungan obat yang ia minum 3 tahun belakangan ini.
" Ajinya cepet kenalin ke tante, tante mau berterimakasih banyak sama dia"
Alana tersenyum dan mengangguk," Secepatnya alana bawa buat ketemu tante deh" jawabnya
Kedua terkekeh kecil," HALOOO! I'M COMING" ucap seseorang dengan sedikit berteriak dari pintu rumah alana tersebut.
Cindy berdecak sebal," Inget umur kenapa chik, udah tua! Malu sama alana" ucapnya memeringati adiknya itu
" Kenapa sih kak? Orang aku menjiwai jiwa mudaku, aku sama alana kan ngga beda jauh. Ya kan al?"
Alana mengangguk dan terkekeh kecil
" Umur chik, inget!"
Chika memutar bola matanya malas," Lebih baik kita keluar aja deh, mumpung libur ya kan kak?" ucap chika seraya mengedipkan matanya sebelah kepada cindy
" Dih, matanya mau dicolok?"
" Hehe, bercanda"
Cindy membuang nafasnya pelan," Emang anak kamu kemana?" tanya cindy
" Sama bapaknya, udah aman lah. Jadi kita harus keluar hari ini, kita harus happy happy hari ini"
" Al, cepetan siap siap gih!" Lanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA DAN LUKANYA (END)
Teen Fiction17 tahun mungkin menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk remaja pada umumnya, tapi tidak dengan dia. Luka yang terlalu dalam membuat ia tidak seperti remaja pada umumnya. Mungkin kesenangan duniawi tidak membuatnya kuat sampai saat ini, tapi salah s...