Langkah kaki Skala terlihat berjalan santai dari meja resepsionis di bagian depan. Ditangannya terdapat beberapa lembar kertas dari administrasi yang baru saja ia selesaikan tadi.
Netranya menangkap seseorang yang seperti ia kenali, temannya waktu di bangku sma sepertinya.
Ia menghampiri pria yang sedang berduduk santai didepan bilik kontrol sembari memegang telepon genggamnya itu.
" Aji?"
Sang empu yang namanya terpanggil mendongak, menelisik seorang laki laki didepannya ini dengan seksama.
" Aji kan?"
Aji mengangguk sembari ia berdiri," Siapa ya? Kita pernah ketemu?" Tanyanya tak tahu
Skala terkekeh kecil," Gue Skala, satu sma sama lo" jelasnya
Ah iya, aji baru ingat.
Aji iku terkekeh," Oh, skala anak ipa ya? Gue lupa asli, lo beda banget kal" ucapnya
" Bisa aja lo, apa kabar?"
Aji menerima jabatan tangan dari skala dengan cepat," Kabar baik, sini sini duduk" ajaknya
Skala menurut, ia segera mendudukkan tubuhnya disamping teman sma nya ini.
Jika kita mundur ke zaman sma mereka berdua, sebenarnya mereka berdua ini tak terlalu dekat. Hanya saja aji sering mendengar nama skala ini dari kekasihnya dulu, alana.
Alana sering sekali mengucapkan nama skala, entah hanya untuk bercerita atau mengungkapkan kekesalannya karena tak ikut dalam kerja kelompok. Aji ingat betul tentang itu.
" Lo kenapa bisa disini?"
Skala menaruh kertas yang ia bawa tadi di space sampingnya yang kosong," Gue kuliah disini, kalo lo kenapa bisa disini juga?" tanyanya balik
" Pegang usahanya bokap disini, sambil kuliah juga sih"
Skala terperanjat," Lo kuliah juga disini? Lo kuliah dimana? Bisa aja kan kalau kita sekampus?" Tanyanya lagi
Aji terkekeh," Gue kuliah di swasta kok, kalau lo di negeri? Ambil apa?" tanya aji
" Ambil kedokteran"
Aji menepuk pelan pundak skala," Bener bener anak ipa lo" ucapnya dengan terkekeh
Skala ikut terkekeh, ia juga tak tahu apa yang lucu dari obrolan ringan ini.
" Lo kenapa kesini ji? Ada yang sakit?"
Aji menggeleng," Nganter ashel control rutin" jawabnya jujur
Skala mengangguk paham
" Eh kal, gue mau nanya dong"
Skala menoleh," Mau nanya apa?" ucapnya
" Waktu gue putusin buat ngga lanjut sma lagi, kasus gue booming banget ya?"
Skala mengangguk mengiyakan," Kayak ngga tau anak base kayak apa, lo ngedate sama alana aja geger satu sekolah. Apalagi gosip yang kayak gitu, ramenya awet sebulan anjir" jelasnya
Aji terperanga. Setelah ia tak sekolah lagi, ia memutuskan untuk memutus hubungannya dengan siapapun, termasuk teman temannya.
Aji seperti hilang ditelan bumi, ia mengganti nomor teleponnya, ia menghapus akun sosmednya, ashel juga melakukan hal sama. Maka dari itu ia tak tahu gosipnya menyebar sebagaimana besarnya.
" Gila juga, gue pikir ngga sebooming itu"
Skala terkekeh," Ya pasti boomingnya lah ji. Siapa yang ngga kaget tiba tiba lo udah nikah aja, mana bukan sama alana" lirih skala
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA DAN LUKANYA (END)
Teen Fiction17 tahun mungkin menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk remaja pada umumnya, tapi tidak dengan dia. Luka yang terlalu dalam membuat ia tidak seperti remaja pada umumnya. Mungkin kesenangan duniawi tidak membuatnya kuat sampai saat ini, tapi salah s...