Semua menatap nanar peti mati yang mulai diturunkan dalam lubang tanah yang dalam itu, orang yang disayangi ada disana, dan akan tetap disana.
Alana Gracia Anderson, perempuan dengan hidung bangirnya itu kini terbujur kaku disana, didalam peti mati yang mulai diturunkan. Perempuan kuat yang pernah ada ini menyerah dan membiarkan sang Pencipta memanggilnya. Suara isakan terdengar jelas disana, entah itu dari Chika, Cindy atau bahkan dari Vino yang kehilangan putri satu satunya itu. Putri semata wayangnya itu kini kembali pada pangkuan Tuhan dan mungkin bertemu kembali dengan sang istri.
Bahu kokoh Vino dipegang erat oleh Skala disana, hanya Skala yang tak terisak disini, mungkin belum. Siapa yang tak akan bersedih jika sang kekasih diambil dulu oleh Tuhan? Bagaimana kehidupan Skala nantinya tanpa Alana? Bagaimana wishlist yang belum mereka lakukan tercapai jika Alana tak ada? Bagaimana jika ia sedang kelelahan dalam perkuliahannya itu dan siapa yang akan memeluknya lagi?
Semua orang mulai meninggalkan tempat peristirahatan baru Alana ini, kecuali segelintir orang yang seperti belum ingin meninggalkan dirinya sendiri disana. Salah satunya sang ayahnya ini, Vino semakin mendudukkan dirinya disamping gundukan tanah putrinya itu, ia peluk dengan kasih sayang makam baru sang anak dengan hati hati.
Chika juga semakin terisak disana, ia semakin teringat jika sang keponakan pernah memberitahunya jika sewaktu-waktu keponakannya itu ingin bertemu Shani—— istri dari kakak tertuanya itu. Chika tak menyangka jika secepat itu, secepat itu sang keponakan meninggalkannya, padahal masih banyak tempat yang akan ia kunjungi bersama keponakannya itu dan Cindy.
" Nanti kalau Alana liburan, kita ke banda neira yuk tante"
" Ada yang cabang baru tante disana, nanti kalau Alana pulang kita kesana ya tante"
" Tante, mau nyobain bomboloni. Kapan kapan beli itu ya tante"
" Kapan kapan ke Jogja yuk tante, kayaknya seru deh disana"
Ajakan ajakan sang keponakan masih jelas diingatan Chika, keponakannya itu selalu mengajaknya kemanapun ketika sedang berada pada panggilan video. Chika masih ingat hal hal itu baru diucapkan sang keponakannya sebelum sang keponakannya harus dibawa ke rumahsakit.
" Harus kuat, nanti Alananya makin sedih kalau lihat kamu nangisnya ngga berhenti" peringat sang Suami
Chika menggeleng lirih," Kayak masih mimpi aja gitu bisa nganterin Alana kesini, ngga pernah kepikiran kalau kita bakal ditinggalin kayak gini" jawab Chika dengan terisak
Aran rengkuh sang istri dengan perlahan, ia tau bagaimana sedihnya sang istri kali ini. Sang istri sudah hidup bersama dengan keponakannya bertahun-tahun, sang istri juga merawat sang keponakannya itu ketika sakit, wajar jika Chika akan terisak tak berhenti kali ini.
Hal itu juga Jino lakukan pada sang istri——Cindy, ia dekap wanitanya itu untuk memberi ketenangan disana, Cindy benar benar bersedih kali ini.
Sedangkan Skala Bumi masih diam disana, berdiri di belakang ayah sang kekasih tanpa lelah. Tatapannya nanar kesana, bayangan Alana mulai terpikir dipikirannya. Bahunya ditepuk perlahan oleh Aran——Suami Chika disana,
" Sabar, lo beruntung jadi cinta terakhirnya Alana. Harus kuat ya kal" ucapnya pada SkalaSkala mengangguk lirih," Makasih bang, bakal gue kuat kuatin kok" jawabnya
Itu hanya perkataan penguat saja, entah Skala Bumi akan kuat dengan hal ini atau tidak, Skala tak yakin.
Menjalin hubungan dengan seorang Alana Gracia adalan momen terbaiknya selama hidup setelah ia masuk dalam universitas yang ia ingini. Tiga tahun mengagumi tanpa bergerak sedikitpun karena ia tau seorang Alana saat itu masih dengan sosok Aji Baskara. Tiga tahun kurang sedikit akhirnya ia berhasil menjalin hubungannya dengan Alana, ini adalah momen terbaiknya, ada momen momen lainnya yang Skala tak akan lupakan. Momen ia memberikan buku perjalanan dalam cintanya pada Alana, momen pertama kali ia mengantar pulang Alana, momen pertama kali ia tau jika Alana Gracia sedang sakit, momen ia menembak sang kekasih, dan momen momen lainnya yang jika disebutkan disini akan sampai satu jam mungkin untuk membacanya. Karena momen apapun dengan Alana akan selalu berkesan pada seorang Skala Bumi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA DAN LUKANYA (END)
Teen Fiction17 tahun mungkin menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk remaja pada umumnya, tapi tidak dengan dia. Luka yang terlalu dalam membuat ia tidak seperti remaja pada umumnya. Mungkin kesenangan duniawi tidak membuatnya kuat sampai saat ini, tapi salah s...