Hai semuanya👋
Happy Reading yah🥰
______________________________________Kini mereka dalam perjalanan menuju Apartemen, di dalam mobil hanya ada keheningan, Valerio yang sedari tadi melihat Kakaknya yang melamun pun angkat bicara.
"Bang sudahlah, lu doain aja yang terbaik buat Abel semoga Abel cepet bangun" ujar Valerio ke Valeno yang sedari tadi hanya melihat jalanan.
"Gue ngga becus jaga dia Yo, gue gagal jaga dia, gara-gara gue dia terluka" lirihnya dengan menahan sesak di dadanya.
"Lu jangan salahin diri sendiri Bang, ini sudah takdir, ini sudah jadi jalan ceritanya kisah cinta lu sama Abel" ujar Valerio dengan menepuk bahu Valeno.
Valeno tidak menjawab ucapan Valerio dia masih sibuk memikirkan keadaan Abel, keadaan dimobil pun hening kembali, Ethan, Benny dan Aidhan sudah tertidur, berbeda dengan Aziel dan Zafran yang sibuk menonton kartun di tv kecil di dalam mobilnya.
"Mas Stop!" Ucap Winda tiba-tiba, mobil yang awalnya berjalan mulus pun tiba-tiba berhenti saat mendengar ucapan Winda.
"Kenapa sayang?" Tanya Valerio.
"Iyah Mah kok tiba-tiba suruh berhenti, kenapa?" Sahut Aziel dengan pertanyaannya.
"Hehe maaf yah, sebenarnya dari tadi Mamah nahan² pengen rujak buah, terus tadi itu Mamah liat orang jualan rujak tuh di belakang, jadi Mamah pengen rujak, beli yah Mas yang pedes" balas Winda dengan raut wajah memelasnya.
Semua orang yang ada di dalam mobil cengo mendengar ucapan Winda, di tambah sikap Winda terlihat seperti anak kecil.
"Ini istri gue kenapa tiba-tiba kayak gini yah?" Batin Valerio
"Ibu tumben banget pengen rujak malem-malem" batin Zafran dan Aziel.
"MAS!" teriak Winda menyadarkan mereka yang sedari tadi melamun.
"Ehhh Iyah sayang, apa? gimana?" Tanya Valerio yang sudah sadar dari lamunannya.
"Tuh kan ngga di dengerin ucapan Winda" sungut Winda cemberut dan bersedekap dada dengan melihat ke arah lain.
"Lagian lu aneh banget Win, malem-malem gini pengen makan rujak, kan kita semua kaget" sahut Valerio yang sedari tadi mendengarkan obrolan mereka.
"Emang salah kalau Winda pengen rujak?" Tanya Winda ke arah mereka dengan menahan tangisnya.
"E-ehh engga kok, ngga salah saya g, yang salah itu Valeno, udah yah tadi pengen rujak kan? Yang pedes?" Tanya Valerio dengan membujuk Istrinya yang sepertinya akan menangis.
"Iyah cepet, yang banyak plus pedes!" Dengus Winda dengan wajah cemberutnya.
"Iyah Iyah oke, Mas beliin dulu" ujar Valerio dengan segera keluar dari mobil untuk membeli rujak buah yang berada di belakang mobilnya.
"Boy Ibu kalian kenapa? Tumben banget sikap dia kaya gitu" tanya Valeno ke Aziel dan Zafran.
"Ngga tau Om, kita juga kaget liat sikap Ibu tadi" balas Aziel dengan menggaruk kepalanya bingung.
"Iyah mana sikapnya kaya anak kecil yang lagi minta di beliin permen lagi" sahut Zafran dengan melihat ke arah Winda yang sedari tadi menggerutu.
"Isss kok lama sih! Kayak jauh aja belinya, awas aja kalau rujaknya ngga pedes plus banyak!" Gerutu Winda.
"Bang Adek Lo kok lama sih! Ngga tau apa Winda laper" Ujar Winda kepada Valeno yang berada di depannya.
"Yah sabar Win, tuh lagi di beliin" balas Valeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
5 JAGOAN AYAH
JugendliteraturWarning⚠️ Siapkan tisu dan hati kalian sebelum membaca cerita ini oke👌🏻 "Kebahagiaan memang telah di ganti, namun berakhir menyakitkan terulang kembali." *** Cerita ini menceritakan tentang 5 cowo yang hidup di jalanan tanpa ada kedua orangtua nya...