39. Penyelidikan

84 8 0
                                    

Haii Readers👋🏻

Happy reading yah🥰
_____________________________________

        Kini di sebuah markas Almighty blood terdapat anggotanya yang sedang berkumpul di ruang tengah.

"Woy sialan, balikin ponsel gua elahh." teriak Bagas.

"Dengerin woy dengerin, sayang, kamu lagi apa? Ciahh." ledek Irfan.

"Anjay sayang dong haha." sahut temannya dengan tertawa meledek.

"Sayang sayang kamu lagi apa, haha." ledek mereka di iringi tertawa.

"Sialan Lo Irfan." teriak Bagas kesal.

"Sini Lo anjing, jangan lari Lo!" Lanjutnya dengan mengejar Irfan yang membawa ponselnya.

"Duh sayang jangan kejar aku dong." teriak Irfan yang masih berlari dengan tawanya yang masih menguar.

"Jijik sialan!" teriak Bagas yang melempar bantal ke arah Irfan.

"Ngga kena, ngga kena." ledek Irfan dengan menggoyangkan pantatnya ke arah Bagas.

"Benar-benar minta di bunuh Lo yah!" teriak Bagas yang sudah mulai kesal dengan tingkah jahil Irfan.

"Sayang sudah dong kejar-kejarannya, aku capek loh." Lanjut Irfan yang masih berniat meledek Bagas.

"Anjing! Bangsat! Jijik gua." teriak Bagas yang berusaha melemparkan barang yang ada di dekatnya kepada Irfan.

"Aduh aduh sakit loh sayang, jangan di lempar dong." Ledeknya berpura-pura kesakitan.

"Berhenti manggil sayang ngga Lo!" tunjuk Irfan yang mengangkat bantal di tangan kirinya.

"Jangan bilang kalau Lo homo terus suka sama gua, iyakan?" ujar Bagas dengan melototkan matanya.

"Anjing sekate-kate Lo kalo ngomong, emang Lo ganteng apa. Gantengan juga Bright dari pada Lo." balas Irfan dengan melengoskan wajahnya ke arah lain.

"Tapi kalian pantes sih kalau jadi pasangan." celetuk salah satu dari mereka yang melihat pertengkarannya.

"Bilang apa Lo!" teriak mereka dengan melototkan matanya ke arah orangnya.

"Jijik gua kalau pasangan sama dia." ujar Bagas dengan menggedikkan tubuhnya.

"Apa lagi gua, ogah banget, masih suka lubang gua." sahut Irfan.

"Udah siniin tuh ponsel gua setan!" ucap Bagas yang berusaha mengambil ponselnya.

"Bentar dulu dugong ini boos telfon nih." ujar Irfan yang melihat layar yang tertera nama bosnya.

"Woyy jangan berisik dulu, bos telfon." teriaknya kencang.

"Perasaan dari tadi yang ribut Lo berdua dah." celetuk salah satu dari mereka.

"Husstt diem diem, jangan ngoceh mulu Lo." balasnya dengan jari telunjuk yang di letakkan ke arah bibirnya.

Irfan pun segera mengangkat sambungan lewat ponselnya Bagas dengan mengeraskan suaranya agar yang lainnya juga dengar.

"Halo Bos, ada apa?" tanya Irfan.

"Gua butuh bantuan kalian, mereka sudah bergerak dan mereka ngincar anak gua." ujar Valerio di seberang sana.

"Bantuan apa bos? Kita siap bantu." tanya Irfan dengan duduk di antara temen-temennya.

"Kalian cek cctv di depan sekolah anak gua kejadiannya tadi pagi jam 10.00, kalian liat plat mobil dan warnanya yang nabrak anak gua, kalau perlu kalian minta rekamannya."  Perintah Valerio.

5 JAGOAN AYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang