13. Senjata Ilegal

3.8K 583 149
                                    


****

Axa adalah satu-satunya orang yang dicari Kim ketika ia dalam keadaan sekarat. Ia ingin Axa menemaninya di detik-detik terakhir hidupnya.

Dokter Olleve berdiri sedikit menjauh. Ini bukan hal baru baginya, sejak awal tahun keempat ia mulai bekerja sebagai seorang dokter, kematian omega seperti ini mulai ia hadapi.

Jantung omega yang telah dihapus tandanya dan dibuang, perlahan akan melemah dan kemudian jantung itu akan mengeras seperti batu lalu pemiliknya akan mati. Peraturan di negeri ini memang terasa tidak adil untuk kaum omega, dokter Olleve sendiri masih belum mengetahui apakah hal yang sama akan terjadi pada dirinya jika Jessier benar-benar menolaknya dan menghapus tandanya?

Apakah keadaan ini juga akan berlaku untuk seorang beta?

Apakah ia juga akan mati ketika Jessier benar-benar menolak dan menghapus tandanya?

Dokter muda itu menghela napasnya, melihat jam di tangannya, Kim masih punya waktu beberapa menit lagi. Maka ia segera keluar, memberikan kesempatan kepada kedua teman baik di sana untuk berbicara secara pribadi.

Axa menatap sedih keadaan Kim saat ini. Sebisa mungkin ia menahan tangisnya agar tidak meledak. Kim sedemikian menyedihkan, tubuhnya sudah sangat kurus dan kulitnya pucat.

"Xa ... nanti jika kau bertemu dengan anak-anakku, to-tolong sampaikan jika aku sa-sangat rin-du pada mereka." Kim berkata dengan tersendat-sendat.

Axa mengangguk cepat, "aku pasti akan mengatakannya!" Ucapnya yakin.

"Beri tahu mereka jika aku sangat mencintai me-mere-ka." Kim semakin lemah. Axa mengangguk sembari menggenggam kedua tangan lelaki itu.

"Aku akan! Aku akan memberi tahu mereka tentang banyak hal, Kim. Semua tentangmu, aku akan memberi tahu mereka!" Axa terus mengangguk, ia berjanji jika ia akan memberi tahu kedua anak Kim tentang bagaimana ibu mereka sangat mencintai mereka.

"A-aku akan pergi, Xa. Ta-tapi sebelum pergi aku ingin mengatakannya." Kim nampak memejamkan kedua matanya lalu membukanya kembali.

"Negeri ini sangat jahat terhadap kaum omega."

Axa melihat Kim nampak kesusahan, napasnya terus memberat dari waktu ke waktu tapi ia nampak masih ingin berbicara.

"Aku mengutuk negeri ini, hanya akan ada satu omega yang terlahir dalam satu tahun. Ne-geri ini akan segera menjadi negeri tanpa omega."

Dhuar!

Clap! Clap!

Guntur menggelegar tepat di langit di atas mereka diiringi dengan beberapa kali sambaran kilat. Axa sedikit berjengit ketika cuaca tiba-tiba berubah. Kim masih berbicara dengan susah payah.

"Ka-karena mereka menganggap kaum omega tidak berarti, maka sejak saat ini kudoakan agar kaum omega menjadi hal yang paling berharga di negeri ini, keberadaannya akan sulit ditemukan d-dan tidak akan ada banyak omega baru yang terlahir ke dunia, ia-ha-hanya akan terlahir satu dalam setahun!"

Axa merasakan genggaman Kim di tangannya terasa kuat, "Te-terima kasih, Xa." Kim berkata dengan susah payah.

Axa mengangguk, "beristirahatlah, Kim. Kau sudah terlalu lelah. Tidurlah, tinggalkan semua ini. Jangan khawatirkan anak-anakmu, aku akan segera menemukan cara untuk bertemu mereka." Ia berkata sembari mengusap rambut lelaki itu.

My Beautiful OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang