-Apa benar kebahagiaan itu wujud?-
"Kelahiran elo adalah beban dihidup gue!"
"Dan kematian elo adalah hal yang terindah dihidup gue"
"Aku akan terus bersama kamu"
Chaennie📌
Chaesoo📌
Chaelisa📌
Fanfiction📌
Hari libur tiba dan seperti biasa, Jennie memilih untuk bersantai di apartment dengan menonton drakor.
Sekarang jam baru menunjukkan pukul 10 pagi dan sang Kakak pula berada di perusahan.
Ceklekk
Pintu apartment yang dibuka itu membuatkan Jennie mengernyit "Kak Jisoo? Tumben sudah pulang?"
Jisoo berjalan menghampiri sang adek "Kakak harus beres beres. Kakak sama Papa harus ke Australia karena ada masalah sama cabang perusahan sana"
"Berapa hari?" Tanya Jennie.
"Tidak lama si. Mungkin 3 hari. Tapi kalau kerjanya selesai lebih awal, Kakak sama Papa pulangnya awal deh" sahut Jisoo
"Terus, aku ditinggal sendirian?"
"Memangnya kamu mau ikut? Kalau mau, kamu beres beres sekarang saja"
Jennie terdiam untuk beberapa detik "Tidak jadi deh. Ada kerja dari donsen yang harus aku siapkan. Kakak pergi bareng Papa saja"
Jisoo mengangguk paham "Baiklah. Kakak kekamar dulu ya" dia berlalu kekamarnya dan bergegas membereskan barang barangnya.
*
"Papa cukup takut untuk tinggalin kamu sendirian" ujar Junmyeon khawatir.
"Pa. Aku bakalan baik baik saja kok. Papa tidak perlu khawatir" ujar Rose menenangkan sang Papa.
"Gimana kalau dada kamu tiba tiba kesakitan hurm?"
Rose tersenyum tipis "Everything is gonna be okay. Papa tidak perlu khawatir. Lagian aku bisa meminta Yerim untuk menginap disini kok. Dan aku juga janji akan rutin meminum obat aku"
"Benaran?"
"Iya Pa"
"Ya sudah lah. Jaga diri kamu ya. Kalau ada apa apa, langsung saja kabarin Papa"
Rose mengangguk dan beralih mengecup pipi sang Papa "Papa juga hati hati disana. Jagakan Kak Jisoo juga ya"
"Baiklah princess. Papa duluan" setelah mengecup pucuk kepala sang anak, Junmyeon beralih memasuki taksi yang sudah terparkir di parkiran mansion. Dia akan langsung ke bandara soalnya anak pertamanya akan menunggunya disana.
"Kalau Kak Jisoo ikut sama Papa, pasti Kak Jennie sendirian dong" gumam Rose.
*
Tangan mungilnya itu terus mengambil beberapa cemilan dan memasukkannya kedalam troli perbelanjaan.
Jennie, sosok ini memilih untuk berbelanja cemilan yang bisa menemani dirinya di apartment.
"Permisi" seorang cowok menghampiri Jennie.
Untuk beberapa detik, Jennie terpaku ketika melihat wajah sosok yang memanggilnya itu "A-Ah, iya?"
"Apa kamu tahu dimana bahagian susu untuk bayi? Ini pertama kalinya aku ke supermarket ini makanya aku sedikit bingung" jelas sang cowok dengan malu.
"Susu untuk bayi ada di samping kiri di bahagian paling atas" jelas Jennie.
Cowok itu tersunyum "Terima kasih ya. Ngomong-ngomong, nama aku Kai. Kamu?"
"Aku Jennie"
"Baiklah Jennie-ssi. Terima kasih atas bantuannya. Aku duluan" setelah menampilkan senyumannya itu, Kai berganjak pergi kearah yang ditunjukkan oleh Jennie.
"Ganteng si" gumam Jennie.
Dengan kerepotan Jennie membawa tas yang berisi makanan yang dibelinya. Supermarket itu berada tidak jauh dari apartmentnnya makanya dia memilih untuk berjalan kaki saja namun sekarang dia menyesal karena tidak membawa mobil.
Duarr!!
Jennie terbeku. Bunyi dentuman guruh membuatkan jantungnya berpacu dengan cepat. Hujan juga sudah turun membasahi badannya membuatkan dirinya ketakutan.
Secaravtiba tiba, air hujan tidak membasahinya. Dia beralih menatap sosok yang memayunginya "Rosie" gumamnya sangat pelan.
"Kak Jen kenapa kehujanan? Gimana kalau Kakak sakit hurm?" Khawatir.
"Apa urusanmu!?" Sahut Jennie berusaha terlihat dingin.
Rose tidak peduli dengan sikap cuek Jennie itu "Ayo aku bantu" tanpa mendengar jawaban dari Jennie, dia langsung mengambil satu barang belanjaan Jennie.
"Balikin!" Kesal Jennie.
"Mendingan kita pulang sekarang. Hujan semakin deras"
Jennie menghembuskan nafasnya dengan kasar. Gara gara kedinginan, dia akhirnya pasrah dan berjalan menuju ke apartment dengan sang adek yang terus memayunginya.
Setibanya di apartment, Jennie langsung masuk kekamar mandi untuk mengganti pakaiannya.
Rose pula memilih untuk duduk diruang tamu. Ditatapnya sekeliling dan pandangannya terpaku pada satu figura photo yang ada di dinding.
Itu adalah photo keluarga yang terdapat sosok Jennie, Jisoo, Junmyeon dan Joohyun yang masih hamil. Rose yakin, itu adalah photo dimana dia bersama Lisa berada didalam perut sang Mama.
"Ngapain lo masih disini!?" Suara dingin Jennie membuyarkan lamunan Rose.
"Aku hanya mau menemani Kakak. Dulu Kakak takut sama petir pas waktu hujan" ujar Rose.
"Tidak ada petir. Lo bisa pulang sekarang. Gue mau istirahat" usir Jennie berganjak memasuki kamarnya dan membaringkan dirinya diatas kasur dengan selimut yang membalutinya.
Rose menghela nafasnya dengan kasar. Apa lagi yang harus dia lakukan agar Kakaknya itu bisa menerima dirinya??
"Semoga Kakak baik baik saja" gumam Rose yang ingin berlalu keluar dari apartment itu.
"Kamu yakin mau tinggalin Kak Jennie?" Pertanyaan Lisa yang tiba tiba muncul itu membuatkan langkah Rose terhenti.
"Dia sendiri yang mau aku pergi Li" sahut Rose sedih.
Lisa mengelus pundak Rose "Dia butuh kamu" ujarnya sebelum menghilang secara tiba tiba.
Duarrrr
Petir mula muncul membuatkan Rose mengurungkan niatnya untuk pulang. Dengan langkah yang khawatir, dia berlalu kekamar Jennie.
Dia bisa mendengar dengan jelas suara isakan sang Kakak. Tanpa ragu, dia berjalan menghampiri Jennie "Kak" panggilnya "Kakak jangan takut, ada Rosie disini" lanjutnya.
Namun tidak ada respon. Jennie seakan tidak peduli dengan kehadirannya.
"Kakak benaran mau aku pulang? Ya sudah, aku pulang duluan deh" ujar Rose.
Baru saja dia ingin berganjak pergi, Jennie memegang pergelangan tangannya "Hiks jangan pergi"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.