20. Disaster

41 0 0
                                    

< I rewrite this chapter because I accidentally deleted the chapter😭😭 but I hope you enjoy this one! Thank you so much for reading this crap though! Tpwk💖💘💝🤟🏻>

Kaya Hawkins

Aku bangun dengan hati yang gembira. Pertama, aku bangun disamping Zayn. Kedua, ini adalah pertama kalinya Zayn akan pergi denganku ke dokter untuk melihat calon bayi kami.

Zayn masih tidur dengan lelap, aku tidak tega untuk membangunkannya. Kemarin aku sudah membuat janji dengan salah satu dokter kandungan di New York, jadwalnya masih nanti siang, tapi aku sudah tidak sabar sekali untuk pergi.

Aku bergegas untuk mandi dan mengeringkan rambutku sebelum akhirnya pergi ke dapur dan menyiapkan sarapan.

My mood is so good this morning.

Aku membuat avocado sandwich untuk sarapanku dan big english breakfast untuk Zayn yang tiba-tiba sudah memelukku dari belakang dan membenamkan wajahnya dileherku.

"Sayang, kenapa kau meninggalkanku di tempat tidur?"

"Karena aku lapar. Ayo kita sarapan, setelah itu kau harus mandi ya." Zayn mencium pipiku sebelum akhirnya melepaskan pelukannya dan duduk di meja makan.

Dia masih mengantuk dan terlihat sangat cute yet hot at the same time.

"Terima kasih ya, sayang." Aku mengangguk dan hendak makan tapi pintu bell berbunyi. Saat aku hendak berdiri, Zayn menyuruhku untuk duduk dan bilang dia akan membuka pintu depan.

Akupun melanjutkan sarapanku, setelah beberapa menit, Zayn masih belum kembali dan akupun penasaran. Aku bangun dari tempat dudukku dan berjalan ke depan.

Gigi menatapku dengan sinis sedangkan Zayn membenamkan wajahnya di kedua telapak tangan miliknya.

"Zayn? Sedang apa dia disini?"

"Sayang? Bisakah kau kembali ke ruang makan sebentar?" Aku pun mengangguk dan segera kembali ke ruang makan.

Aku merasa kesal dan segera membersihkan sisa sarapanku yang bahkan masih banyak. Aku sudah tidak nafsu makan sekarang.

Setelah beberapa saat, aku mendengar suara pintu dibanting. Aku pun terhentak kaget dan tidak sengaja menjatuhkan gelas ke lantai.

"Shit! Are you okay, baby?" Zayn segera berlari ke arahku tapi aku menyuruhnya untuk berhenti karena aku mau mengambil pecahan gelas dilantai.

Tanpa sengaja, saat aku hendak mengambil pecahan gelas, tanganku terluka dan aku sedikit berteriak.

"Babe, biar aku saja ya?" Zayn pun segera mengambil peralatan untuk membersihkan pecahan gelas di lantai, tapi sebelumnya dia mengambilkan kotak p3k untukku.

Aku sedang membersihkan luka di jariku saat Zayn kembali duduk di meja makan.

"Are you okay, babe?"

"I will be. It's just a small cut." Kataku yang segera membungkus jariku dengan plester.

"Sayang, sebelumnya aku minta maaf tapi-" Hatiku langsung terasa berdebar padahal dia belum selesai bicara.

"- aku tidak bisa mengantarmu ke dokter hari ini. Troy benar-benar membuat jadwal tanpa seizinku. Aku harus pergi keluar bersama Gigi."

"It's okay."

"No. It's not okay! Disaat semuanya membaik, tiba-tiba selalu ada hal lain yang membuat situasi kacau." Dia terdengar frustrasi, sedangkan aku memilih diam untuk menenangkan diriku.

Aku benar-benar kecewa.

Kenapa selalu saja seperti ini?

"Bisakah kau bicara padaku?"

"Kau seharusnya marah, kenapa kau hanya diam?" Aku pun menghela nafas dan terus diam.

Disappointed but not a surprise.

"Kaya! Kenapa kau hanya diam?!" Dia memukul meja dan membuatku kaget,  jantungku berdebar makin kencang sekarang. Air mataku sekarang tidak terbendung lagi.

"Kau mau aku mengatakan apa? Memangnya kau akan lebih memilih untuk pergi ke dokter denganku? Tidak, kan? Kau akan tetap pergi keluar bersama perempuan itu!"

"Perempuan itu punya nama, Kaya!" Oh sekarang dia membela Gigi?

Akupun segera bangkit dari tempat dudukku. Aku ingin mengemasi barang-barangku dan pergi dari sini, tapi sebelum aku bisa pergi, Zayn menarik tanganku.

"Lepaskan."

"Kau mau kemana?"

"Aku mau pulang! Mungkin seharusnya aku tidak menyusulmu kesini." Kataku yang masih menangis.

"Ya, seharusnya kau memang tidak menyusulku kesini."

Apa maksudnya?

"Seharusnya kau menyerah." Mendengar kata-kata ini, aku langsung menatap wajahnya yang penuh dengan emosi, emosi yang tidak dapat aku jelaskan.

"Pardon me?"

"You heard me. You should've given me up a long time ago, Kaya."

"What? I'm fucking pregnant with your child and you said dumb shit like this?"

"Kaya, dengarkan aku. Kita tidak akan pernah bisa bersama, kau dan aku, kita sama-sama punya impian, kita harus mengorbankan satu sama lain demi impian itu."

"Do you even realize that I have given up everything for you?"

Zayn hanya diam dan rasanya aku ingin sekali menamparnya.

Apakah semua yang sudah aku lakukan selama ini tidak cukup?

Aku bahkan rela mengorbankan segalanya sekarang hanya untuk bisa bersama dia. Tapi dia malah seperti ini? Dia ingin aku menyerah dan bilang kalau kami tidak akan bisa bersama setelah bertahun-tahun yang penuh dengan perjuangan?

"I'm sorry but I couldn't do this anymore. I can't see you in pain because of me. I love you, I really do but I think it's the best for us."

Aku masih tidak mempercayai telingaku.

Apakah dia baru saja memutuskan hubungannya denganku?

"Whatever happened between us, please remember that I will always love you and our child. But for now, I think we should part ways. This isn't easy for me but-"

"Fuck off." Kataku yang lalu lari ke kamar Zayn dan segera membereskan barang-barang milikku, masih dengan tangis histeris. Aku benar-benar tidak percaya kalau dia memutuskan hubungan kami begitu saja.

Terlebih, aku sedang hamil anaknya.

Setelah selesai membereskan barang-barang milikku, aku turun kebawah dan melihat Zayn yang membenamkan wajahnya di kedua telapak tangannya. Aku bahkan mendengar isak tangisnya.

Tapi apalah arti semua itu?

Dia lebih memilih karir, Gigi, daripada aku dan anaknya.

Aku rasa semua yang sudah ku perjuangkan tidak ada artinya dan hanya berakhir sia-sia.

"I'm leaving." Kataku yang bergegas berjalan cepat ke depan pintu, tapi tentu saja dia lebih cepat denganku.

Dia menghalangi pintu sekarang dan hendak memelukku tapi aku mundur dan menjauhinya.

"Please don't fucking touch me. The second I step out from this place, I'll be out of your life completely."

"Please don't do this. I want to stay in touch with you, I want to know whether you and our baby is doing okay or not. I want-"

"You're so fucking delusional. You broke things with me and you expect me to be civil with you? You're out of your mind! Can you step away so that I can't get out of your life as soon as possible?"

"Kaya, it's not like that! You have to understand my situation.."

Zayn benar-benar sangat egois. Apa yang dia harapkan setelah perkataannya kepadaku hari ini?

Home - Zayn MalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang