Kaya Hawkins
Zach terlihat semangat sekali siang ini. Mungkin fakta dia akan bertemu Zayn, Trisha, Yaseer, dan Saffaa yang membuatnya semangat.
"Mummy, nanti Daddy akan tinggal bersama kita kan?" Dari kemarin Zach selalu menanyakan pertanyaan yang sama dan sampai sekarang aku belum bisa menjawabnya.
"Kita lihat nanti ya. Apa kau sudah siap?" Zach yang terlihat tidak puas dengan jawabanku hanya mengangguk dan mengerucutkan bibirnya.
"Zach, Mummy sayang padamu. Jangan membuat Mummy sedih, ya? Mummy sedih kalau Zach seperti ini." Kataku sambil memeluk Zach.
"Maafkan aku, Mummy. Aku hanya ingin Mummy dan Daddy tinggal bersama seperti orangtua Elisa dan temanku, Charlie. Dia bilang kalau Mummy dan Daddy tidak tinggal bersama, itu berarti kalian tidak menyayangiku." Rasanya aku mau menangis mendengar kata-kata Zach sekarang.
"Apalagi Daddy tidak pernah menemui aku dan Mummy. Daddy tidak sayang denganku ya, Mummy?" Aku mendekapnya erat dan menangis. Bagaimana bisa sih selama ini aku membiarkan Zach berpikir seperti itu tentang Zayn? Selama ini aku selalu bilang kalau Zayn dan aku benar-benar menyayangi Zach, hanya saja kami tidak bisa tinggal bersama karna Zayn harus bekerja. Dan selama ini juga, Zayn selalu mengirimkan uang untuk Zach padahal aku sudah bilang Trisha untuk menyuruh Zayn berhenti mengirimi uang untukku. Aku tidak bisa menggambarkan hubunganku dengan Zayn saat ini. Kalau dibilang baik-baik saja, ya tidak juga. Tapi kalau dibilang tidak baik, kami baik-baik saja sekarang. Kalau ditanya apakah aku masih mencintai Zayn, jawabannya masih sama. Aku masih dan akan selalu mencintai Zayn sampai kapanpun.
"Daddy sayang sekali denganmu. Kau tidak boleh mengatakan kata-kata seperti itu, ya? Bagaimana kalau Daddy sedih nanti? Zach kan anak pintar, Zach tidak mau membuat Mummy dan Daddy sedih, kan?"
"Maafkan aku, Mummy." Katanya sambil menangis dan membenamkan wajah mungilnya di leherku.
"Mummy sayang Zach. Zach sayang Mummy, kan?"
"Aku sayang Mummy." Balas Zach sambil mencium pipiku sebelum melepaskan pelukannya dariku.
"Sekarang jadi anak manis, ya? Sebentar lagi kita akan bertemu Daddy dan yang lain." Kataku sambil mengambil tasku karna Zach sudah memakai backpack kecilnya yang berisi keperluan dan pasti mainan dan permen kesukaannya.
Robin ikut dengan Anne untuk mengunjungi rumah Gemma. Dia akan menjaga Elisa karna Gemma harus melakukan suatu urusan.
Setelah memastikan kalau rumah sudah terkunci, aku dan Zach langsung masuk kedalam mobilku. Zach dengan pintarnya langsung duduk di baby-car-seat nya dan langsung memakai sabuk pengamannya.
Sepanjang perjalanan ke restaurant tempat dimana Zayn dan keluarganya sudah menunggu kami, aku berdoa kalau aku tidak akan canggung pada saat melihat Zayn nanti. Maksudku, bisakah kalian bayangkan bertemu mantan pacar yang notabene-nya adalah Ayah dari anak kalian dan kalian sudah 4 tahun belum bertemu karna suatu alasan bodoh. Aku tidak mau bertemu Zayn karna aku tidak siap, dan Zayn juga belum mau bertemu denganku karna belum siap juga. Kami berdua aneh, kan?
Setelah menyetir selama hampir sejam karna cuaca yang buruk dan salju turun cukup lebat, akhirnya kami pun sampai di depan restaurant 'Mercury's' dan langsung memakirkan mobilku disamping mobil nissan berwarna hitam.
Tidak mau ambil resiko karna jalanan yang cukup licin, aku langsung mengencangkan jaket Zach sebelum menggendongnya keluar dari mobil dan membawanya masuk kedalam restaurant yang bernuansa kebaratan tapi dengan suasana yang hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home - Zayn Malik
FanfictionNo matter how far you go, you'll always find a home. (Written in Indonesian)