24. home

324 9 0
                                    

Kaya Hawkins

Rasanya aneh sekali pagi ini. Maksudku melihat Zach yang sedang asyik menonton kartun kesukaannya bersama Zayn sedangkan aku membuat sarapan di dapur adalah suatu hal yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Biasanya dia akan menonton bersama Robin dan aku yang akan membuat sarapan dengan Anne. Tapi hari ini, entahlah. Kalo boleh jujur, aku senang, sekaligus bahagia dan terharu.

"Zach, sarapan dulu sini." Kataku sambil melepaskan apron dan mengambilkan piring bergambar Superman kesukaan Zach.

"Kau tidak menyuruhku sarapan?" Tanya Zayn sambil berjalan dibelakang Zach. Aku harus sebisa mungkin mengontrol diriku karna sekarang Zayn hanya memakai sebuah jeans yang dipakai rendah dipinggangnya. Fakta bahwa badannya menjadi jauh lebih six pack, dan tattoos Zayn yang sejak dulu aku kagumi membuatku menelan ludah setiap kali aku melihat kearahnya.

"Kau sudah dewasa, Zayn. Tanpa kusuruh sarapan pun kau juga pasti akan makan." Kataku membuat Zach tertawa kecil sebelum memasukan sepotong pancake kedalam mulutnya padahal aku belum memberikan topping apa-apa.

"Daddy manja sekali dengan Mummy." Komentar Zach membuatku tertawa sedangkan Zayn, dia kaget tapi akhirnya tertawa juga.

"Daddy sudah lama tidak dimanja oleh Mummy-mu makanya sekarang Daddy jadi manja." Balas Zayn membuatku melototinya.

"Sekarang kau mau makan atau menggodaku, sih?" Tanyaku sambil memberikan sebuah piring berisi 4 potong pancake untuk Zayn.

"Thank you, Mummy." Katanya dengan nada sok imut membuatku ingin menjitak kepalanya.

Aku menuangkan selai strawberry beserta buah asli nya ke dalam piring Zach. Sedangkan Zayn, aku yakin dia pasti masih menyukai nutella dan whipped cream untuk pancake-nya.

"Kau masih ingat kesukaanku." Katanya sambil tersenyum membuatku memutarkan kedua bola mataku. Anak ini harus berhenti menggodaku atau aku serius, aku akan menjitaki kepalanya.

"Daddy, hari ini temani aku kerumah Elisa, yuk? Aku mau main dengan Elisa!" Zayn menatap kearahku dengan bingung. Dia pasti tidak tau kalau Gemma sudah mempunyai anak.

"Elisa adalah anak Gemma." Zayn mengangguk sambil memasukkan potongan besar pancake ke dalam mulutnya.

"Baiklah. Tapi Daddy harus kembali ke hotel dan mengganti baju dulu."

"Kenapa Daddy tinggal di hotel? Bukannya Daddy janji mau tinggal bersama aku dan Mummy?" Aku menatap Zayn, dan Zayn menatap aku. Mungkin kalau aku mengizinkan dia untuk tinggal selama beberapa hari disini akan lebih mudah memberi pengertian pada Zach kalau aku dan Zayn sebenarnya sudah tidak bersama lagi. Ah, tapi aku mana mungkin tega memberitahunya soal hal ini. Yang ada dia malah sedih dan tidak mau berhenti untuk menangis sampai seminggu kedepan. Sepertinya Zayn memang benar, harus banyak yang kami bicarakan terutama tentang mengurus Zach.

"Sepertinya hari ini kita harus bicara." Zayn mengangguk mendengar ucapanku.

"Kita titipkan Zach ke Anne saja." Lanjutku membuat Zayn menggeleng.

"Bagaimana kalau dengan Mum saja? Kau tau, dia masih merindukan Zach, sama halnya dengan Dad dan Saffaa." Ah benar juga, sebaiknya Zach biar dititipkan ke Trisha saja.

"Zach, bagaimana kalau kau mengunjungi Grandma Trisha saja? Nanti Mummy dan Daddy yang antar."

"Aku mau! Tapi Mummy dan Daddy mau kemana?" Tanya Zach membuatku tertawa kecil. Terkadang anak ini terlalu banyak bertanya, sama seperti Ayahnya yang sama cerewetnya.

Home - Zayn MalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang