Kaya Hawkins
Cuaca kota Dresden tadi pagi menunjukkan angka 9° derajat yang artinya cukup dingin untuk melakukan aktivitas diluar rumah. Tapi aku juga menolak kalau harus berdiam diri dirumah saja tanpa melakukan apa-apa.
Aku mengajak Zach untuk pergi berbelanja kebutuhan sehari-hari ke supermarket bersama Anne tadi pagi. Walaupun dingin, dia selalu saja bersemangat kalau diajak untuk pergi berbelanja ataupun keluar rumah.
"Mummy, I want pudding, pwease?" Rengek Zach sambil mengedipkan matanya yang indah padaku. Matanya berwarna hazel terang, dan bulu matanya tentu saja lebat membuatku iri dengannya.
"Tanya Grandma dulu, sayang." Jawabku sambil tersenyum kepada Zach.
"Grandma, pwease?" Anne sebenarnya pasti akan mengizinkannya makan pudding setelah makan siangnya habis, tapi kalau melihat ekspresi Zach, mana ada yang akan bisa untuk menolaknya?
"Baiklah. Tapi setelah itu kau harus memakan sisa makan siangmu, ya?" Zach mengangguk dan mencium pipi Anne sebelum melahap pudding yang sudah aku ambilkan tadi.
"Dia mirip sekali dengan Ayahnya. Bisa dibilang sangat kembar." Kata Anne membuatku tersenyum kecil. Trisha juga selalu mengatakan hal yang sama setiap kali aku mengirimkan foto Zach.
"Ya, aku bahkan tidak mewariskan apa-apa untuknya." Kataku membuat Anne tertawa kecil.
Ya, Zach adalah anakku yang berumur hampir 4 tahun. Aku benar-benar memberi namanya Zachary Edward Malik, itulah nama yang diinginkan oleh Zayn kalau dia akan mempunyai anak kelak. Kalau Edward, well, Harry yang memberikan nama tengah itu, lagipula dia adalah godfather Zach, makanya aku membiarkannya memberi nama tengah untuk Zach.
Zach lahir 5 bulan tepat setelah aku pindah ke Dresden. Disini, aku bekerja sebagai manager event organiser milik teman Robin karna aku harus melepaskan usaha yang aku bangun bersama Michelle dan Andy beberapa tahun lalu. ya walaupun aku masih sering dapat keuntungan sih. Bisnis mereka berjalan cukup lancar, dan bahkan mereka sudah menikah sekarang.
"Mummy, Uncle Harry bilang kalau aku akan bertemu Daddy besok." Kata Zach sambil melahap habis sisa makan siangnya. Anak ini mungkin mewarisi sifatku yang suka makan kali ya?
"Iya, sayang." Jwabku sambil berpikir, apakah aku siap kalau akan bertemu Zayn besok? Dan kenapa setelah 4 tahun, aku akhirnya memperbolehkan Zach untuk bertemu dengan Zayn dan keluarganya? Kenapa aku menjadi seorang Ibu yang sangat egois?
"Apakah aku akan bertemu Grandma Daddy juga?" Aku tertawa kecil, dia tidak bisa menyebut nama Trisha, makanya dia memanggilnya Grandma Daddy.
"Iya sayang. Kau akan bertemu Daddy, Grandma Trisha, Grandpa Yaseer dan Aunty Saffaa besok." Jawabku sambil mengambil beberapa tissue basah untuk mengelap wajahnya.
"Kau mau ditemani tidak?" Tanya Anne dan aku hanya menggeleng.
"Tidak, aku bisa sendiri kok. Lagipula kan kau berjanji dengan Gemma untuk menjaga Elisa besok."
"Ah, hampir saja aku lupa. Ya sudah, kalau begitu aku mau menelpon Harry dulu. Dia bilang kalau akan mengajak kita keluar untuk makan malam, tapi dia masih sibuk menemani Kayla." Aku hanya tertawa dan mengangguk.
Gemma sudah menikah dengan Joseph dan sudah mempunyai anak cantik, Elisa, yang berumur 3 tahun. Sedangkan Harry, dia menikahi Kayla setahun lalu dan sekarang Kayla sedang hamil 7 bulan.
Sudah banyak yang berubah selama 4 tahun belakangan ini. Contohnya Louis, dia sudah menikah dan lebih memilih untuk tinggal di Doncaster dan bekerja sebagai pelatih sepak bola ketimbang melanjutkan karir musiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home - Zayn Malik
FanfictionNo matter how far you go, you'll always find a home. (Written in Indonesian)