Kaya Hawkins-Malik
"Zach, kau mau pulang jam berapa nanti?" Tanyaku ke Zach yang sedang berkaca. Tidak terasa kalau sekarang umurnya sudah 15 tahun. Waktu berlalu begitu cepat.
"Sepertinya selesai mengerjakan tugas dirumah Kevin, aku akan langsung pulang. Kau tidak perlu khawatir, Mum." Katanya membuatku tersenyum.
"Baiklah. Kau harus sudah sampai dirumah sebelum kakek dan nenekmu sampai." Zach mengangguk dan langsung mengambil tas punggungnya yang tergeletak di tempat tidurnya sebelum mencium pipiku dan pamit untuk pergi kerumah Kevin, temannya di sekolah.
"Mummy? Aku mau main playstation dengan Kak James, tapi dia melarangku." Aku tertawa kecil begitu melihat Kelsey dengan wajah polosnya yang sedih.
"James tidak mau main playstation barbie denganmu, ya? Bagaimana kalau kau ajak Daddy bermain saja?" Kataku sambil menggendongnya dan berjalan kearah ruang keluarga yang terletak di lantai satu rumah kami.
"Sayang? Kenapa tadi Zach kau biarkan pergi keluar?" Tanya Zayn yang baru saja selesai mandi. Handuk masih terikat dipinggangnya, dan rambutnya masih setengah basah. Usianya sudah 36 tahun tapi rasanya dia masih menjadi satu-satunya lelaki paling tampan dan seksi yang pernah aku lihat di dunia ini.
"Dia mau mengerjakan tugas dengan Kevin. Kau sudah selesai mandi? Bisakah kau bermain dengan Kelsey? Aku mau membantu Trisha dan Anne memasak untuk acara makan malam kita. Tadi Mum bilang kalau dia akan membawa makanan juga, jadi menurutku kita tidak usah masak banyak." Zayn mengangguk dan mencium keningku sebelum mengambil Kelsey dari gendonganku.
"Daddy pakai baju dulu ya? James, temani Kelsey dulu, nanti Daddy akan kembali." James terlihat sedikit kesal tapi mem-pause permainannya dan mengajak Kelsey untuk bermain dengan bonekanya.
"Kau kenapa?" Tanya Zayn membuatku mengangkat kedua alisku.
"Aku? Tidak apa-apa. Memangnya kenapa?" Tanyaku balik.
"You're drooling over me, baby."
"I'm not!" Kataku sambil memukul pelan dada bidangnya. Zayn malah tertawa dan menarikku kedalam pelukannya.
"Kau masih saja sama seperti dulu. Tapi kau tambah cantik, tambah seksi, tambah-"
"Zayn, kau ini bicara apa?" Kataku sambil membenamkan wajahku di dada bidangnya. Dari dulu aroma tubuhnya selalu saja membuatku mabuk.
"Aku bilang kalau kau itu wanita yang paling cantik, paling seksi, paling pintar, dan yang paling baik di dunia ini. Kau selalu sabar menghadapiku. Kau selalu bisa mengatasi semua masalah yang ada dirumah ini. Kau selalu bisa menangangi Zach, James dan Kelsey. Kau selalu bisa membuatku tenang dan membantuku untuk menyelesaikan semua masalahku. Aku benar-benar lebih dari beruntung karna memilikimu. Kau sudah memberikanku 3 anak dan semua itu benar-benar luar biasa."
"Bagaimana kalau aku memberikanmu 1 anak lagi?" Zayn menatapku dengan ekspresi yang kaget.
"Kau mau memberikanku 1 anak lagi?" Aku hanya mengangguk.
"Tentu saja boleh kalau kau mau. Bagaimana kalau sekarang?" Aku menjitak kepalanya pelan dan tertawa geli.
"Kau selalu saja pervert!"
"Aku serius. Kalau kau mau 1 anak lagi, kita bisa-"
"Diperutku sudah ada calon anakmu yang keempat sekarang." Tadinya aku mau memberi tahu Zayn saat acara makan malam nanti, tapi aku keburu tidak sabar.
"Kau serius?! Sayang! I love you so much! I can't believe that I'm gonna have my 4th child from you! Baby, thank you so much!" Aku hanya tersenyum sambil membenamkan wajahku di lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home - Zayn Malik
FanfictionNo matter how far you go, you'll always find a home. (Written in Indonesian)